Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) dan KBRI Beirut terus memonitor situasi keamanan di Lebanon. Sejak akhir pekan, terjadi serangan udara intensif antara Israel dan Hizbullah di bagian selatan Lebanon.
Imbas dari fenomena tersebut, beberapa penerbangan mulai membatalkan dan membatasi penerbangan ke dan dari Tel Aviv maupun Beirut, seperti Air France, Royal Jordanian Air, Ettihad, dan Lufthansa.
Advertisement
"Sejak ditingkatkannya status di wilayah Lebanon menjadi Siaga Satu pada awal Agustus 2024, pemerintah RI telah memulangkan 20 warga negara Indonesia (WNI) ke tanah air secara bertahap," tutur Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemlu RI Judha Nugraha, seperti dikutip dari pernyataan tertulisnya, Rabu (28/8/2024).
"Hingga saat ini, dalam catatan KBRI Beirut, terdapat 145 WNI masih bertahan dan belum menyatakan keinginan untuk dievakuasi. Sebelas WNI di antaranya berada di wilayah selatan, yakni di Sheeba, Nabatieh, Naqoura, dan Tyre."
Judha menambahkan, pemerintah RI terus mengimbau WNI yang memiliki rencana perjalanan ke Lebanon dan Israel untuk menunda perjalanannya dengan alasan keamanan hingga kondisi kembali normal. Selain itu, bagi WNI yang berdomisili di wilayah Lebanon agar dapat mengikuti arahan yang disampaikan KBRI Beirut.
WNI yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi hotline:
Baca Juga
- KBRI Beirut: +961 7 0817 310
- KBRI Amman: +989 0 2466 8889
- Direktorat PWNI: +6281290070027