Ingin Anak Diwisuda di Akhirat? Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Anak diwisuda di hadapan Allah SWT, begini kebahagiaan orang tua di akhirat menurut Ustadz Adi Hidayat

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Agu 2024, 11:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (UAH) . (Foto: Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Penceramahan muda Ustadz Adi Hidayat (UAH) memberikan analogi menarik tentang kebahagiaan orang tua ketika anak mereka diwisuda, baik di dunia maupun di akhirat.

Ustadz Adi Hidayatmengajak para orang tua untuk membayangkan momen membahagiakan saat anak mereka menyelesaikan pendidikan dan diwisuda, kemudian mengaitkan perasaan tersebut dengan apa yang bisa terjadi di akhirat.

Dalam ceramahnya, UAH menyebut bahwa orang tua seringkali merasa sangat bahagia ketika melihat anak mereka mencapai prestasi akademik.

"Katakan anak itu di dunia saja disiapin sampai masuk kampus, IPK 4 terus di wisuda menggandeng orang tuanya," ujar Ustadz Adi. Kebahagiaan tersebut, menurutnya, tidak bisa diukur dengan apapun.

Ustadz Adi kemudian mengajak hadirin untuk membayangkan situasi yang lebih luar biasa di akhirat nanti.

"Kebayang nggak ketika dia sudah di akhirat?" tanyanya retoris. Dia menjelaskan bahwa momen wisuda di dunia mungkin hanya sekadar simbol kebanggaan, tetapi di akhirat, kebahagiaan yang dirasakan akan jauh lebih besar.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Kebagahagiaan Dunia dan Akhirat

Ilustrasi wisuda, kelulusan, lulus. (Photo by olia danilevich from Pexels)

Lebih lanjut, UAH membahas bagaimana orang tua di dunia merasakan kebahagiaan yang luar biasa saat melihat anak mereka meraih gelar akademik seperti S1, S2, hingga S3.

"Misalnya anak Anda dapat gelar S1, S2, Master, S3, Doktor, terus Anda wisuda ada di situ menggandeng difoto diabadikan," katanya.

Menurut Ustadz Adi, kebahagiaan ini bahkan sering kali diabadikan dalam foto-foto yang dipajang di dinding rumah sebagai kenangan indah.

Ustadz Adi juga menyoroti bagaimana semua lelah, pengorbanan, dan biaya yang dikeluarkan selama mendidik anak seolah sirna begitu saja ketika momen bahagia tersebut tiba.

"Saking bahagianya, foto anak dipajang tuh di dinding-dinding," ucapnya.

Ia menegaskan bahwa kebahagiaan yang dirasakan orang tua pada saat itu tidak ternilai, meskipun sebelumnya mereka harus mengeluarkan banyak usaha dan biaya.

Namun, UAH menekankan bahwa kebahagiaan yang sebenarnya bukan hanya ketika anak mendapatkan prestasi duniawi, tetapi ketika mereka berhasil mencapai prestasi di akhirat.


Hafal Satu Dua Ayat Al-Quran saja Bahagianya Seperti Ini

Ilustrasi Islami, muslim membaca Al-Qur'an. (Photo Copyright by Freepik)

"Didik anak menghafal Quran saja, ya. Anda baru lihat anak itu hafal satu surat pun itu sudah lega, enak rasanya," ujarnya. Menurutnya, melihat anak berhasil menghafal Al-Qur'an memberikan kebahagiaan yang jauh lebih mendalam.

Dia juga menekankan pentingnya mendidik anak dengan nilai-nilai agama, terutama dalam menghafal Al-Qur'an. UAH menambahkan bahwa melihat anak menyelesaikan hafalan Al-Qur'an bisa membuat orang tua merasa sangat bangga dan bahkan menangis bahagia.

"Apalagi kalau sudah selesai Qurannya itu, Masya Allah, kadang-kadang nangis, terus sujud, enak banget," ucapnya dengan penuh haru.

Di akhir ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat berharap agar para orang tua tidak hanya fokus pada prestasi duniawi anak-anak mereka, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk mendapatkan kebahagiaan sejati di akhirat.

"Bayangkan, betapa bahagianya kita nanti di akhirat kalau anak kita diwisuda di hadapan Allah SWT," pungkasnya.

Ceramah UAH ini menjadi pengingat bagi semua orang tua bahwa selain pendidikan duniawi, pendidikan agama dan spiritual anak-anak mereka juga sangat penting untuk meraih kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya