Waktu yang Paling Tepat Baca Istighfar Menurut Gus Baha, Mengutip Imam Abu Hasan As-Syadzili

Gus Baha ungkap waktu yang tepat mengucapkan istighfar menurut Abu Hasan As-Syadzili.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Agu 2024, 08:30 WIB
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)

Liputan6.com, Cilacap - Istighfar merupakan salah satu kalimat thayibah yang maknaya merupakan permohonan ampun seorang hamba atas kesalahan-kesalahannya kepada Allah SWT.

Sebagai informasi, ada beberapa keutamaan mengucapkan istighfar selain mendapat ampunan Allah SWT ternyata juga sebagai pembuka pintu rezeki.

Perihal istighfar, ulama karismatik asal Rembang yang merupakan santri kebanggaan Mbah Moen ini yakni KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menerangkan perihal waktu yang tepat untuk melafalkannya.

Pengasuh Ponpes LP3IA ini pun mendasari pendapatnya ini berdasarkan pendapat salah seorang ulama Sufi terkemuka yang memiliki gelar setingkat Syaikh Abdul Qadir al-Jilani yakni Syaikh Abu Hasan As-Syadzili.

Dalam pandangan mazhab Syadzili mengucapkan istighfar tidak sebagaimana pada umumnya dilafalkan diawal sebelum membaca yang lainnya.

Lantas bagaimana pandangan Imam Abu Hasan As-Syadzili perihal mengucapkan istighfar ini? Simak ulasannya berikut ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Waktu yang Tepat Ucapkan Istighfar

KH. Ahmad Bahauddin / Gus Baha (Instagram)

 Gus Baha menjelaskan bahwa istighfar diucapkan seseorang yang belum masuk Islam tidak bakal diterima Allah SWT. Jadi menurutnya, syarat utama mengucapkan istighfar terlebih dahulu harus masuk Islam dulu. 

Hal inilah yang menurutnya menjadikan pijakan Abu Hasan As-Syadzili yang mensyaratkan membaca istighfar harus terlebih dulu mengucapkan lafal laailaahaillallah yang merupakan kalimat tauhid yang agung.

“Orang kafir sebelum Islam melafalkan Astaghfirullah, Astaghfirullah, kira-kira diterima atau tidak?” tanya Gus Baha kepada para jemaah dikutip dari tayangan YouTube Short @Mimpichanel, Rabu (28/08/2024).

“Engga kan? Karena syaratnya istighfar ba’da (setelah) tauhid,” sambungnya.

“Nah makanya dalam mazhab Syadzili, istighfar itu setelah laailaahaillallah,” tandasnya


Keutamaan Membaca Istighfar, Penghapus Dosa - Pembuka Pintu Rezeki

Ilustrasi Zikir (istockphoto)

Mengutip merdeka.com, berikut beberapa keutamaan istighfar yang perlu anda ketahui.

1. Penghapus dosa

Hadist pertama tentang manfaat istghfar adalah sebagai amalan penghapus dosa. Di mana Rasulullah pernah bersabda bahwa istighfar adalah amalan yang dapat menghapuskan segalam macam dosa, sekalipun dosanya sangat besar dan berat seperti bumi.

Ini disebutkan dalam hadist riwayat Tirmidzi, di mana Anas bin Malik menceritakan, “Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman dalam haditsnya: Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau menyeru dan mengharap kepada-Ku, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu akan Aku ampuni, tanpa Aku peduilkan. Wahai anak Adam, seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikitpun pada-Ku, tentu Aku akan mendatangi-mu dengan ampunan sepenuh bumi pula”.

2. Pemberi solusi dari masalah hidup

Selanjutnya, hadist tentang manfaat istighfar juga dikatakan sebagai amalan pemberi solusi dari masalah hidup. Di mana Rasulullah pernah bersabda, bahwa memperbanyak istigfar dapat memberikan jalan keluar dari setiap masalah dan kesediahan yang dirasakan. Istighfar juga dapat memberikan solusi dari segala macam kesempitan yang sedang dihadapi.

Ini dijelaskan dalam hadist riwayat Ahmad dari Ibnu Abas, “Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.”

3. Pembuka rezeki

Hadist tentang manfaat istigfar lainnya juga menjelaskan bahwa ini adalah amalan yang dapat membuka rezeki. Di mana amalan sederhana ini dapat membuka pintu rezeki dari berbagai arah yang tidak disangka-sangka.

Ini disebutkan dalam sebuah hadist, di mana Rasulullah bersabda “Memperbanyak istighfar itu menarik rezeki.” Dengan begitu, setiap kali menghadapi masalah finansial, amalan ini dapat dipraktikkan sehari-hari.


Pengabul Doa - Penurun Hujan

Ilustrasi muslim berzikir,berdoa. (Photo Copyright by Freepik)

4. Pengabul doa

Dalil pertama, menyebutkan bahwa istighfar adalah amalan ringan yang dapat membantu terkabulnya sebuah doa. Selain menghapus dosa dan penolak bala, istighfar juga dapat membuat doa yang dipanjatkan dikabulkan oleh Allah.

Ini tercantum dalam QS. Hud ayat 61, “Dan kepada kaum samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).”

5. Pembawa Nikmat

Dalil berikutnya, istighfar juga menjadi amalan yang dapat membawa nikmat. Di mana umat muslim, dianjurkan untuk memohon ampunan kepada Allah dan meminta sebuah kenikmatan yang baik dalam hidup. Seperti yang dijelaskan dalam QS. Hud ayat 3, “Dan minta ampunlah kepada Robb kalian, dan bertaubatlah. Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai kepada waktu yang sudah ditentukan, dan Dia akan memberikan kepada hambanya yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.”

6. Penurun Hujan

Terakhir, dalil manfaat istighfar dalam Al Quran juga menyebutkan bahwa kalimat ini dapat menjadi amalan penurun hujan. Dalam QS. Hud ayat 52, dijelaskan bahwa Allah memberi perintah bagi setiap hamba-Nya untuk memohon ampun, maka niscaya akan diturunkan hujan yang lebat dan penuh manfaat.

“Dan (Hud berkata), “Wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa.” 

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya