Liputan6.com, Jakarta - Informasi tentang kepastian datangnya hari kiamat juga diberikan Allah SWT kepada para Nabi terdahulu, di antaranya sebagaimana tertera dalam Al-Qur’an ialah Nabi Musa AS.
Allah SWT menginformasikan datangnya hari kehancuran alam semesta ini kepada Nabi Musa AS untuk mengingatkan dan mempersiapkan diri menghadapi fase-fase setelahnya yang tak kalah mengerikannya.
Baca Juga
Advertisement
Saat menerima firman Allah SWt tersebut, Nabi Musa AS kala itu sedang berada di lembah suci yang bernama Thuwa.
Lantas bagaimana kisah Nabi Musa AS menerima wahyu dari Allah SWT yang di dalamnya berisi tentang kiamat. Simak ulasannya berikut ini.
Simak Video Pilihan Ini:
Kisah Allah Berdialog dengan Nabi Musa tentang Kiamat
Mengutip Republika, umat Islam diwajibkan meyakini akan datangnya hari kiamat, yakni hari pembalasan atau hari semua orang diadili dengan seadil-adilnya berdasarkan amal perbuatannya di dunia.
Hari kiamat adalah rahasia yang hanya diketahui Allah SWT. Manusia hanya bisa melihat tanda-tanda semakin dekatnya hari kiamat berdasarkan sabda Rasulullah SAW.
Dalam Surat Taha ayat 10 sampai 16 dikisahkan pembicaraan Nabi Musa alaihissalam dengan Allah SWT, di dalamnya disinggung tentang hari kiamat.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
اِذْ رَاٰ نَارًا فَقَالَ لِاَهْلِهِ امْكُثُوْٓا اِنِّيْٓ اٰنَسْتُ نَارًا لَّعَلِّيْٓ اٰتِيْكُمْ مِّنْهَا بِقَبَسٍ اَوْ اَجِدُ عَلَى النَّارِ هُدًى
“(Ingatlah) ketika dia (Musa) melihat api, lalu berkata kepada keluarganya, “Tinggallah (di sini)! Sesungguhnya aku melihat api. Mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit nyala api kepadamu atau mendapat petunjuk di tempat api itu.” (QS Taha Ayat 10).
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
فَلَمَّآ اَتٰىهَا نُوْدِيَ يٰمُوْسٰٓى ۙ
“Ketika mendatanginya (tempat api), dia (Musa) dipanggil, “Wahai Musa.” (QS Taha Ayat 11). Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
اِنِّيْٓ اَنَا۠ رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَۚ اِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى ۗ
“Sesungguhnya Aku adalah Tuhanmu. Lepaskanlah kedua terompahmu karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, yaitu Tuwa.” (QS Taha Ayat 12)
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَاَنَا اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوْحٰى
“Aku telah memilihmu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). (QS Taha Ayat 13)
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ
"Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku dan tegakkanlah sholat untuk mengingat-Ku." (QS Taha Ayat 14)
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
اِنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ اَكَادُ اُخْفِيْهَا لِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا تَسْعٰى
Sesungguhnya hari Kiamat itu (pasti) akan datang. Aku hampir (benar-benar) menyembunyikannya. (Kedatangannya itu dimaksudkan) agar setiap jiwa dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan. (QS Taha Ayat 15)
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
فَلَا يَصُدَّنَّكَ عَنْهَا مَنْ لَّا يُؤْمِنُ بِهَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ فَتَرْدٰى
“Janganlah engkau dipalingkan darinya (iman pada hari Kiamat) oleh orang yang tidak beriman padanya dan mengikuti hawa nafsunya sehingga engkau binasa.” (QS Taha Ayat 16)
Advertisement
Penjelasan Ayat
Mengutip Tafsir Kementerian Agama RI vi Republika, pada Surat Taha Ayat 15, Allah SWT menerangkan bahwa hari Kiamat itu pasti datang, tetapi Allah SWT sengaja merahasiakan dan tidak menjelaskan waktunya, kapan hari Kiamat itu terjadi.
Sengaja Allah SWT merahasiakan waktu terjadinya hari Kiamat, agar dengan demikian manusia selalu berhati-hati dan waspada serta siap untuk menghadapinya.
Dirahasiakannya kedatangan hari Kiamat sama halnya dengan dirahasiakannya kapan ajalnya seseorang itu tiba. Tidak ada seorang manusia pun yang mengetahui kapan dan di mana ia akan mati.
Apabila seseorang mengetahui kapan ajalnya tiba tentunya ia akan berbuat semau hatinya, menurutkan hawa nafsunya, mengerjakan segala macam maksiat yang dikehendakinya. Sesudah ajalnya dekat barulah ia tobat dan Allah SWT akan menerima tobatnya sesuai dengan janji-Nya.
Tetapi kalau ia tidak tahu kapan ajalnya tiba, tentunya ia selalu hati-hati, perintah dikerjakannya, larangan dijauhinya. Apabila ia berbuat masiat, segera ia bertobat karena takut kalau ajalnya datang mendadak sebelum ia bertobat.
Jadi, gunanya kiamat dirahasiakan adalah supaya manusia giat berbuat baik, bila manusia yang seharusnya berbuat baik tetapi ia berbuat jahat, maka sangat pantaslah orang itu dihukum. Oleh karena itulah sangat adil bila yang berbuat baik itu diberi imbalan dan yang berbuat jahat diberi azab.
Pada Surat Taha Ayat 16, dijelaskan meski ayat ini ditujukan kepada Nabi Musa, tetapi itu merupakan pelajaran bagi kaum Muslimin. Allah meminta agar kita tidak terpengaruh oleh orang-orang yang tidak percaya kepada hari Kiamat dan orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya. Kalau kita ikuti keinginan orang-orang itu, maka kita akan merugi dan menyesal. Harta kekayaan, kemewahan tidak akan dapat menolong kita dari azab Allah. (Tafsir Kementerian Agama).
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul