Kemenhub Pastikan Belum Ada Perubahan Tarif KRL Jabodetabek

Ditjen Perkeretaapian Kemenhub masih terus melakukan pembahasan dengan pihak-pihak terkait atas rencana penyesuaian pola subsidi angkutan KRL Jabodetabek.

oleh Tim Bisnis diperbarui 29 Agu 2024, 14:15 WIB
Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan tidak ada perubahan tarif KRL Jabodetabek dalam waktu dekat. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan tidak ada perubahan tarif KRL Jabodetabek dalam waktu dekat.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Perkeretaapian DJKA Kemenhub, Risal Wasal. Ia menuturkan,belum akan ada penyesuaian tarif KRL Jabodetabek dalam waktu dekat. Dalam hal ini, skema penetapan tarif KRL Jabodetabek berbasis NIK belum akan segera diberlakukan.

Selain itu, berdasarkan Buku II Nota Keuangan RAPBN 2025, subsidi untuk transportasi umum diberikan juga untuk pengguna KRL Jabodetabek.

"DJKA pastikan tidak ada perubahan tarif KRL Jabodetabek dalam waktu dekat," kata Risal dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (29/8/2024)

Ditjen Perkeretaapian Kemenhub masih terus melakukan pembahasan dengan pihak-pihak terkait atas rencana penyesuaian pola subsidi angkutan KRL Jabodetabek tersebut. Skema ini akan diberlakukan secara bertahap, dan akan dilakukan sosialisasi kepada masyarakat sebelum ditetapkan.

"DJKA juga akan membuka diskusi publik dengan akademisi dan perwakilan masyarakat untuk memastikan skema tarif yang akan diberlakukan tidak memberatkan pengguna jasa layanan KRL Jabodetabek. Diskusi publik ini akan dilakukan setelah skema pentarifan selesai dibahas secara internal, dan merupakan bagian dari sosialisasi kepada masyarakat," ujar Risal.

Risal menuturkan, rencana penerapan subsidi berbasis NIK ini merupakan bagian dari upaya DJKA dalam melakukan penyesuaian tarif KRL Jabodetabek agar lebih tepat sasaran.

Hingga pemberitahuan lebih lanjut, masyarakat diimbau untuk dapat mengkonfirmasi berbagai informasi terkait tarif dan layanan KRL Jabodetabek kepada petugas. 

Selain itu,  calon penumpang dapat langsung menanyakan kepada DJKA melalui kanal media sosial Instagram (@ditjenperkeretaapian), Twitter/X (@perkeretaapian) maupun kanal resmi lainnya.

 


Skema Subsidi

Suasana Stasiun Kereta KRL di Stasiun Karet Sudirman, Jakarta, Selasa (2/5/2023). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) terancam tidak dapat mengganti 10 unit rangkaian KRL Jabodetabek yang akan pensiun pada tahun 2023 dan 19 unit pada tahun 2024 dikarenakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menolak usulan PT KCI untuk mengimpor rangkaian kereta bekas dari Jepang serta meminta perseroan membeli produk dalam negeri. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, masyarakat dibuat gelisah terkait skema subsidi KRL Jabodetabek berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang akan mulai tahun depan. Menurut Buku II Nota Keuangan RAPBN 2025, subsidi untuk transportasi umum diberikan juga untuk pengguna KRL Jabodetabek.

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, subsidi non-energi direncanakan mencapai Rp104,5 triliun, dengan Subsidi PSO (Public Service Obligation) mendapatkan alokasi sebesar Rp7,9 triliun. Angka ini meningkat sebesar 0,9 persen atau Rp71,9 miliar dibandingkan outlook 2024 yang sebesar Rp7,8 triliun.

Dalam Nota Keuangan RAPBN menyatakan peningkatan subsidi PSO bertujuan memperbaiki pelayanan umum di sektor transportasi dan menyediakan informasi publik yang lebih baik.

Dana tersebut akan dialokasikan kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk mendukung kualitas dan inovasi pelayanan, termasuk pada KRL Jabodetabek.Perubahan utama termasuk penerapan tiket elektronik berbasis NIK untuk pengguna KRL Jabodetabek.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com


KAI Seret Pelaku Vandalisme KRL ke Jalur Hukum, Penjara 3 Tahun Menanti

Sejumlah penumpang menunggu kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (19/5/2022). PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) membuat aturan baru tentang perjalanan KRL di wilayah Jabodetabek, yakni menambah kapasitas penumpang menjadi 80 persen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya,  PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) alias KAI Commuter mengecam tindak vandalisme terhadap sarana dan prasarana perkeretaapian yang dilakukan oleh sekelompok remaja, dimana salah satunya merupakan Warga Negara Asing yang terjadi pada Rabu (21/8/2024) kemarin.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus menegaskan bahwa hal tersebut merupakan tindak pidana yang melanggar hukum dan terancam hukuman pidana.

Menurut dia, aksi vandalisme tersebut jadi tindakan yang tidak hanya merusak fasillitas umum, tapi juga merupakan tindakan kriminal yang melanggar UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.

"Pelaku akan dikenakan pidana penjara paling lama 3 tahun sesuai dengan pasal 197 UU Nomor 23 tahun 2007," kata Joni, Kamis (22/8/2024).

Joni bercerita, kejadian bermula dari laporan petugas pengawalan KRL Commuter Line Nomor 5569 relasi Bekasi-Kampung Bandan sekitar pukul 16.35 WIB. Laporan diberikan kepada petugas pengamanan Stasiun Manggarai atas tindak vandalisme grafiti di tembok Pilar petak jalan lintas Manggarai-Matraman, tepatnya di Km 1+0.

"Setelah mendapatkan laporan, petugas pengamanan stasiun segera menuju lokasi untuk mengamankan pelaku tersebut," imbuh dia.

Pada hasil pemeriksaan awal, salah satu pelaku sudah melakukan aksi yang serupa sebanyak empat kali kepada sarana perkeretaapian. Selanjutnya pelaku dibawa ke Polres Jakarta Selatan untuk dilakukan proses hukum selanjutnya.

"Saat ini kami masih terus berkoordinasi dan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk melanjutkan proses hukumnya atas tindak vandalisme tersebut," sambung Joni.

Lebih lanjut, ia juga mengimbau kepada semua pihak untuk menjaga dan merawat fasilitas umum kereta api sehingga tetap nyaman pada saat menggunakan commuter line.

"Kami mendukung seni yang dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab dan menghargai keberagaman ekspresi budaya. Tidak disalahgunakan untuk merusak fasilitas publik," pungkas Joni.

 


KAI Commuter Rilis Kartu Multi Trip KRL Edisi Khusus BT21, Tengok Tampilan dan Harganya

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter total bakal merilis 800.000 kartu multi trip (KMT) edisi khusus BT21 dengan 16 desain berbeda sampai Desember 2024.

Sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter total bakal merilis 800.000 kartu multi trip (KMT) edisi khusus BT21 dengan 16 desain berbeda sampai Desember 2024.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengatakan, pengguna bisa membeli KMT edisi khusus BT21 pada loket di tiap-tiap stasiun KRL Jabodetabek dan KRL Yogyakarta-Solo.

KAI Commuter akan merilis 200.000 kartu pembayaran khusus ini setiap bulannya selama periode Agustus hingga Desember 2024. Kartu ini dijual seharga Rp 60.000, sudah termasuk saldo Rp 10.000.

"Setiap mengeluarkan itu, itu 200.000 kartu. Total nanti akan ada 800.000 kartu multitrip dengan BT21 tadi yang bisa kita sebar ke masyarakat. Harganya Rp 60.000 dengan saldo Rp 10.000," jelas Joni dalam sesi jumpa media di Jakarta, Kamis (15/8/2024).

"Kartu ini kita akan terus ada inovasi. Jadi di bulan Agustus ini kita ada empat desain yang kita terbitkan itu. Nanti di September akan ada empat desain lagi yang berbeda, Oktober ada lagi empat desain yang berbeda. Terakhir di Desember kita akan luncurkan lagi empat desain yang berbeda," bebernya.

 


Apa Itu BT21?

Selanjutnya KAI Commuter akan menjual KMT Edisi BT21 di seluruh loket Commuter Line Jabodetabek dan Wilayah 6 Yogyakarta, mulai Selasa, 13 Agustus 2024. KMT Edisi khusus ini berbandrol Rp 60.000 sudah termasuk saldo Rp 10.000. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun BT21 merupakan karakter digital yang lahir dari hasil kolaborasi antara boy band asal Korea Selatan, BTS dengan perusahaan karakter global, LINE Friends. Menurut Joni, desain KMT BT21 ini sudah sejalan dengan selera pasar anak muda yang juga kerap beraktivitas commute dalam kesehariannya.

"Total nanti akan ada 16 desain yang berbeda dari kartu itu. Jadi teman-teman anak muda yang sangat menggandrungi itu punya banyak pilihan," imbuh dia.

Tak hanya KRL Commuter Line, KMT edisi khusus BT21 ini juga bisa dipakai untuk bertransaksi saat menggunakan moda transportasi lain semisal LRT Jabodebek, MRT Jakarta, TransJakarta, hingga membayar parkir di stasiun area Jabodetabek.

"Ini bisa di LRT, MRT, TransJakarta, Trans Jatim, Trans Jateng, Jaklingko. Maka diharapkan dengan adanya desain kartu yang baru ini bisa memperkaya yang sudah kita produksi," pungkas Joni.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya