Jokowi Jelaskan soal Maksud Ditinggal Ramai-ramai

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan soal pernyataannya ditinggal ramai-ramai saat memberikan sambutan di Kongres NasDem beberapa waktu lalu.

oleh Tim News diperbarui 29 Agu 2024, 15:40 WIB
Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto berjanji di depan Presiden Jokowi akan melanjutkan dan menyelesaikan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Hal ini disampaikan Prabowo sebelum menghadiri rapat kabinet perdana di IKN, Senin (12/8/2024). (Foto: Youtube: Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan soal pernyataannya ditinggal ramai-ramai saat memberikan sambutan di Kongres NasDem beberapa waktu lalu.

Jokowi membantah jika ada pendukung yang meninggalkannya.

Menurutnya, gotong-royong dari seluruh masyarakat sangat diperlukan. Bukan cuma ramai-ramai karena ingin senangnya saja.

"Enggak, yang saya maksud bahwa kegotong-royongan seluruh masyarakat itu sangat diperlukan. Jangan kalau pas ada senang ramai-ramai, tapi begitu ada banyak masalah, tidak ramai-ramai lagi," kata Jokowi usai meresmikan Bendungan Leuwikeris, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (29/8/2024).

"Semuanya mestinya gotong-royong, diselesaikan bersama-sama, dicarikan solusinya bersama-sama," sambungnya.

Atas hal itu, Jokowi menyatakan bahwa ketika datang dan pergi mesti beramai-ramai.

"Gini, jadi datang ramai-ramai, ya kan? Perginya juga ramai-ramai," jelas Jokowi.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Kongres III Partai NasDem di Balai Sidang Jakarta (JCC), Jakarta, Minggu (26/8) malam.

Saat menyampaikan sambutan, Jokowi menyinggung pihak yang meninggalkannya jelang akhir masa jabatan sebagai presiden.

“Biasanya datang itu ramai-ramai, terakhir begitu mau pergi, ditinggal ramai-ramai,” kata Jokowi.

Meski begitu, Jokowi yakin NasDem yang dipimpin Surya Paloh tidak akan meninggalkannya. Dia percaya NasDem konsisten mendukung pemerintahannya sejak awal hingga akhir.

“Saya yakin itu tidak dengan bapak Surya Paloh, tidak dengan Bang Surya, dan tidak juga dengan NasDem,” ujar Jokowi.


Istana: Itu Jokes Politik

 Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menjelaskan maksud ucapan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merasa ada pihak yang meninggalkannya jelang akhir masa jabatan. Hasan mengatakan ucapan Jokowi merupakan jokes atau candaan politik.

Menurut dia, hal tersebut bukan berarti Jokowi mengatakan ada pihak yang meninggalkannya. Hasan menyebut hubungan Jokowi dan para ketua umum partai politik pendukungnya masih baik.

"Ya, menurut kami itu bukan berarti Pak Presiden mengatakan ada yang meninggalkan beliau, tapi lebih kepada melempar jokes segar dalam politik," ucap Hasan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/8/2024).

Dia mengatakan, ucapan yang disampaikan Jokowi di acara Kongres III Partai NasDem bukan diartikan bahwa partai tersebut meninggalkan Jokowi. Ucapan itu, kata Hasan, juga akan disampaikan Jokowi apabila menghadiri acara partai politik lain.

"Jadi itu lebih kepada jokes-jokes segar dalam politik saja. Jadi tidak ada maksud yang seperti dibayangkan oleh teman-teman seperti itu," tuturnya.

 

 


Masih Solid

Hasan memastikan bahwa partai politik pendukung pemerintah solid mendukung Jokowi di akhir masa jabatannya.

Bahkan, dia menyebut partai politik yang berbeda pilihan saat Pilpres 2024, juga masih berada di kabinet.

"Sampai hari ini pemerintahan berjalan sangat baik, dukungan solid. Bahkan dari partai-partai yang kemarin juga punya pilihan politik berbeda, tetap stay dan masih ada menteri-menterinya yang ada di kabinet," ucap Hasan Nasbi menandaskan.

 

 

Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya