Liputan6.com, Bandung - Media sosial belakangan ini dihebohkan dengan sebuah video viral yang memperlihatkan seorang siswa SMP menjadi korban perundungan atau bullying teman sekelasnya. Melansir dari video yang beredar korban mengalami pemukulan hingga tidak sadarkan diri.
Diketahui video perundungan tersebut pertama kali viral di media sosial X (sebelumnya Twitter). Video berdurasi 34 detik itu memperlihatkan seorang siswa yang memukuli temannya dari posisi berdiri hingga tersungkur di meja dan terjatuh di lantai.
Advertisement
Suasana kelas juga dipenuhi oleh siswa lainnya namun sayangnya tidak ada satu siswa yang menghentikan aksi tersebut. Terlihat korban terus dihajar bahkan bagian kepalanya sempat ditendang hingga terkapar di lantai.
Korban yang sudah tergeletak di bawah lantai tersebut langsung terlihat tidak sadarkan diri dengan wajah yang pucat. Pada kondisi tersebut siswa lain kemudian memeriksa kondisi korban.
Melansir dari Merdeka, diketahui insiden perundungan tersebut terjadi di sebuah Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Gowa. Kasusnya menjadi sorotan publik dan banyak pihak yang menuntut adanya penyelesaian terhadap kasus tersebut.
Sejumlah warganet juga mempertanyakan kondisi korban yang terlihat tidak sadarkan diri. Sementara itu, Kepala SMPN 3 Gowa, Ma’ruf menuturkan bahwa anak yang menjadi korban penganiayaan tersebut tidak meninggal dunia seperti yang dirumorkan warganet.
“Tidak seperti itu (meninggal dunia). Anak itu sudah ditangani oleh pihak keluarga dan sekolah,” kata Ma’ruf.
Ma’ruf juga menyebutkan bahwa ia berharap dengan adanya peristiwa tersebut khususnya di Kabupaten Gowa tidak ada kejadian yang serupa dan berharap cukup sampai di SMPN 3 Gowa saja dan menjadikan peristiwa tersebut sebagai pelajaran untuk semua pihak.
“Semoga pendidikan berkarakter dan berkualitas bisa terwujud,” katanya.
Ditangani Secara Internal Sekolah
Pelaksana tugas (Plt) Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Gowa, Inspektur Dua Udin Sibadu mengungkapkan bahwa video penganiayaan yang beredar di media sosial saat ini adalah peristiwa yang benar terjadi.
Menurutnya peristiwa tersebut telah terjadi sejak dua minggu yang lalu dan telah diselesaikan secara internal sekolah. Sehingga tidak ada laporan resmi yang masuk ke Polres terkait peristiwa tersebut.
“Tidak ada laporan resmi yang masuk ke Polres terkait kejadian ini, karena semuanya telah diselesaikan secara internal oleh pihak sekolah, termasuk oleh guru Bimbingan dan Konseling (BK),” katanya.
Udin juga menyebutkan bahwa dalam kasus tersebut pihak sekolah bertanggung jawab memberikan bimbingan kepada siswa dan menangani permasalahan yang terjadi di lingkungan sekolah.
Kemudian juga sekolah bisa berkolaborasi bersama pihak kepolisian dalam memberikan penyuluhan terutama untuk mencegah terjadinya tindakan-tindakan lainnya yang merugikan siswa.
“Jadi terkait hal begini, guru memberikan bimbingan kepada siswa di sekolahnya, kemudian juga dengan bantuan aparat kepolisian dalam hal upacara, sekolah memberikan pendidikan penyuluhan untuk menghindari kegiatan kegiatan yang merugikan siswa itu sendiri,” ucapnya.
Sementara itu ketika ditanya terkait motif kekerasan tersebut, Ipda Udin menyebutkan bahwa kejadian tersebut dipicu oleh kesalahpahaman antara siswa. Kemudian pihak sekolah diketahui telah menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Itu untuk sementara pihak sekolah yang menyelesaikan, bisa yang begitu kalau anak-anak masalah kesalahpahaman,” ucapnya mengutip dari Merdeka.
Advertisement
Dampak Bullying
Bullying bisa memberikan dampak yang sangat besar terhadap korbannya baik secara fisik hingga kesehatan mentalnya. Melansir dari stopbullying.gov berikut ini adalah dampak-dampak yang bisa terjadi pada korban:
1. Depresi dan Kecemasan
Korban yang mengalami penindasan bisa membuat kesehatan mentalnya sangat terganggu terutama meningkatnya perasaan sedih hingga kesepian. Akibatnya korban bisa mengalami depresi berat dan kecemasan yang menghantui dirinya.
Selain itu secara mental korban bisa kehilangan minat pada aktivitas-aktivitas yang biasa mereka nikmati. Bahkan korban bullying berat yang tidak sembuh bisa merasakan masalah tersebut lanjut hingga usianya dewasa.
2. Masalah Kesehatan
Korban yang mengalami bullying pada fisiknya terutama jika mengalami kekerasan sering mendapatkan masalah pada kesehatannya. Jika kekerasan dilakukan secara berat korban bahkan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
3. Penurunan Sosialisasi dan Akademik
Penurunan sosialisasi bisa terjadi pada korban bullying dan kerap kali korban merasa kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Selain itu penurunan akademik juga bisa terjadi karena korban tidak bisa fokus karena terus merasa cemas berada di sekolah.
Jenis-Jenis Bullying
Diketahui tindakan Bullying adalah bentuk penindasan atau kekerasan dari seseorang atau kelompok dengan secara sengaja. Adapun berikut ini adalah beberapa jenis bullying yang harus diketahui:
1. Bullying Fisik
Bullying fisik adalah tindakan penindasan yang dilakukan dengan menggunakan kekerasan mulai dari memukul, menendang, mencubit, mendorong, dan lain sebagainya. Bullying fisik bisa menyebabkan kerusakan atau masalah fisik kepada korban baik dalam jangka pendek atau panjang.
2. Bullying Verbal
Bullying Verbal adalah tindakan yang dilakukan secara verbal misalnya melakukan penghinaan, ejekan, intimidasi, pelecehan verbal, dan masih banyak lagi. Perundungan verbal memang tidak separah fisik namun jika terus terjadi secara mental korban bisa menunjukan masalah-masalah yang serius.
3. Bullying Sosial
Bullying sosial adalah penindasan yang dilakukan secara terselubung sering kali sulit dikenali dan dapat dilakukan tanpa sepengetahuan korban tersebut. Contoh dari bullying sosial diantaranya berbohong atau menyebarkan rumor, mempermalukan di tempat umum, merusak reputasi sosial, dan masih banyak lagi.
4. Bullying Siber atau Cyber Bullying
Perundungan ini adalah jenis bullying yang dilakukan di dunia maya dan dengan sengaja melakukan penindasan menggunakan teknologi digital. Contohnya saja melalui unggahan media sosial baik berupa kata-kata atau foto dan video, menyebarkan gosip dan rumor buruk di media, hingga sengaja mengucilkan seseorang secara online.
Advertisement