Liputan6.com, Jakarta Konstelasi Pilkada Provinsi Jawa Timur 2024 semakin menarik. Sosok Tri Rismaharini muncul sebagai calon Gubernur Jawa Timur dari PDI Perjuangan. Publik menantikan siapakah yang bakal mendampingi mantan Walikota Surabaya tersebut sebagai calon Wakil Gubernur.
Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Said Abdullah mengatakan bahwa partainya mengusung Tri Rismaharini dan KH Zahrul Azhar Asad, atau yang dikenal Gus Han sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim.
Advertisement
“Saya kira pasangan Tri Risma Harini dan Gus Han mewakili corak kultural di Jawa Timur. Risma representasi nasionalis, sedangkan Gus Han mewakili santri. Bu Risma mewakili kaum perempuan, dan Gus Han mewakili anak muda. Bu Risma representasi dari figur berpengalaman panjang dalam karir jabatan publik, dan Gus Han mewakili intelektualitas. Jadi mereka berdua pasangan yang saling melengkapi," ujar Said.
Seperti diketahui, Tri Rismaharini adalah Walikota Surabaya dua periode 2010-2020. Berkat segudang prestasi saat memimpin Kota Surabaya, Risma dipercaya oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Sosial sejak 2020 sampai sekarang.
Di tangan Risma, Surabaya melesat mendapatkan berbagai penghargaan internasional. Tangan dinginnya, membuat Kota Surabaya menjadi lebih elok dengan taman taman kota, dan menjadi sarana rekreasi sehat dan murah untuk warganya. Risma juga mengembangkan Surabaya Single Window (SSW) yang merupakan layanan publik berbasis elektronik pertama di Indonesia.
Adapun KH Zahrul Azhar Asad atau Gus Han adalah pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar Darul Ulum, Peterongan, Jombang dan Wakil Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu), Jombang. Gus Han yang juga sekjen Jaringan Kiai Santri Nasional sudah malang melintang di dunia akademik
“Hari ini pasangan Risma-Gus Han akan kami daftarkan secara resmi di KPUD Jawa Timur. Insya Allah pasangan Risma dan Gus Han akan membawa pemerintahan di Jawa Timur lebih bisa dipercaya rakyat," kata Said.
Said Prihatin dengan Kondisi Jawa Timur
Dirinya pun mengaku merasa prihatin dengan kondisi Pemerintahan Provinsi Jawa Timur yang dikaitkan dengan KPK.
" Miris, sebagai wilayah basis santri, tetapi pemerintahannya belakangan ini di obok-obok Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kalau pemerintahannya tidak amanah, dan tidak jujur, sulit Jawa Timur bisa lebih maju. Risma-Gus Han akan resik resik kotoran di pemerintahan," ungkap Said yang juga merangkap Ketua DPP PDI Perjuangan.
Di samping itu, masih banyak pekerjaan rumah yang dimiliki Pemprov Jatim, terutama tingkat kemiskinan yang tinggi.
“Tanda bahwa Jawa Timur belum maju, meskipun memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, kemiskinan di Jawa Timur lebih tinggi dari nasional. Kemiskinan di Jawa Timur mencapai 9,79 persen, sedangkan kemiskinan tingkat nasional 9,03 persen. Saya yakin pengalaman Risma membenahi Surabaya dan tugas jadi Menteri Sosial akan bisa menurunkan angka kemiskinan di Jawa Timur lebih cepat," ungkap pria asal Sumenep.
Advertisement
Adu Gagasan, Bukan Sembako dan Uang
Said yang juga Ketua Banggar DPR itu berharap, pilkada serentak 2024 khususnya di Jawa Timur bisa berlangsung jujur, adil, demokratis.
“Saya berharap pilkada serentak ini, khususnya di Jawa Timur sebagai tempat adu prestasi dan gagasan. Cukup saat pileg dan pilpres kemarin saja sebagai pengalaman pahit. Jangan lagi kita memilih pemimpin karena sembako dan uang. Kalau itu dasarnya, pemerintahannya pasti korup.
Said mengajak masyarakat Jawa Timur untuk memilih pemimpin yang memiliki rekam jejak baik dan berprestasi.
"Pilihlah pemimpin yang rekam jejaknya baik, berprestasi, punya visi dan program yang kongkrit, serta punya kejujuran. Karena itu kami hari ini menghadirkan Risma-Gus Han mendaftar ke KPU Provinsi Jatim," pungkasnya.
(*)