Liputan6.com, Jakarta Nasdaq telah mengajukan permohonan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk mendaftarkan dan memperdagangkan Opsi Indeks Bitcoin (XBTX). Perusahaan ini bertujuan untuk menyediakan perangkat baru bagi investor institusional dan ritel untuk mengelola investasi mata uang kripto.
Opsi tersebut, yang menunggu persetujuan regulasi, akan menawarkan fitur pelaksanaan dan penyelesaian tunai. Opsi ini akan melacak harga bitcoin menggunakan Indeks Waktu Nyata Bitcoin CME CF (BRTI), yang tunduk pada persetujuan regulasi.
Advertisement
Produk ini bertujuan untuk meningkatkan kematangan dan likuiditas pasar dengan menawarkan penyelesaian tunai dan pelaksanaan ala Eropa.
Wakil Presiden dan Kepala Manajemen Bisnis Bursa di Nasdaq, Greg Ferrari mengatakan kolaborasi ini selanjutnya menggabungkan lanskap kripto yang inovatif dengan ketahanan dan keandalan pasar sekuritas tradisional.
“Ini akan menandai tonggak penting untuk memperluas kematangan pasar aset digital,” kata Greg dalam keterangannya, dikutip dari Bitcoin.com, Kamis (29/8/2024).
XBTX nantinya akan menampilkan ketentuan penyelesaian tunai dan pelaksanaan ala Eropa. Bersama-sama, derivatif kripto yang diatur ini akan memberi investor keyakinan untuk menggunakan cara yang lebih aman untuk mendapatkan eksposur ke aset digital terbesar dan akan melengkapi ETF spot yang telah terbukti sangat populer di kalangan investor.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Kapitalisasi Pasar Kripto Berbasis AI Melonjak 79 Persen, Apa Sebabnya?
Kapitalisasi pasar untuk proyek mata uang kripto berbasis kecerdasan buatan (AI) dan big data telah mengalami lonjakan yang luar biasa, naik sebesar 79,7 persen selama tiga minggu terakhir. Pertumbuhan ini menandakan rasa percaya diri yang baru di kalangan investor kripto.
Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (29/8/2024), pada 6 Agustus, kapitalisasi pasar untuk proyek kripto AI dan big data mencapai titik terendah tahunan sebesar USD 18,21 miliar atau setara Rp 280,8 triliun (asumsi kurs Rp 15.424 per dolar AS), sebagian besar disebabkan oleh kesulitan yang lebih luas di pasar mata uang kripto dan penurunan tajam harga Bitcoin.
Bitcoin mencapai titik terendah sebesar USD 49.500 pada 5 Agustus menyusul keputusan mengejutkan oleh Bank Jepang untuk menaikkan suku bunga.
Hingga 27 Agustus, token terkemuka di bidang AI dan big data meliputi Near Protocol (NEAR) dengan kapitalisasi pasar sebesar USD 5,5 miliar, Internet Computer (ICP) sebesar USD 3,8 miliar, Artificial Superintelligence Alliance (FET) sebesar USD 3,4 miliar, dan Bittensor (TAO) sebesar USD 2,8 miliar.
Jadi Daya Tarik
Peningkatan token AI juga didorong oleh narasi AI yang lebih luas, yang telah memperoleh daya tarik yang signifikan pada 2024. Momentum ini sebagian didorong oleh kinerja saham Nvidia yang kuat, pemain kunci dalam bidang perangkat keras AI.
Laporan pendapatan positif Nvidia sering diikuti oleh kenaikan token AI, dan pembuat chip tersebut dijadwalkan untuk merilis hasil kuartalannya pada tanggal 28 Agustus.
Advertisement