Liputan6.com, Jakarta Jonathan Abisha adalah salah satu dari 15 grand finalis The New L-Men of The Year (TNLOTY) 2024 yang mengusung isu kesehatan mental selama karantina menuju pengumuman juara.
Pemuda kelahiran 28 Juli 2000 itu mengungkap alasannya mengusung tema tersebut. Baginya, kesehatan mental tak cukup hanya disadari tapi juga perlu upaya preventif agar tak menjadi masalah yang lebih serius.
Advertisement
“Tidak bahas awareness-nya saja, itu memang jadi yang utama tapi bukan cuma itu doang. Bagaimana cara preventif mengurangi terjadinya permasalahan-permasalahan mental agar masalah mental itu tidak semakin jauh atau semakin parah,” kata pemuda yang akrab disapa Joabi kepada Disabilitas Liputan6.com saat ditemui di Jakarta, Kamis (29/8/2024).
Isu kesehatan mental memiliki keterkaitan erat dengan Joabi lantaran dirinya adalah seorang bipolar survivor.
“Saya sendiri bipolar disorder survivor jadi saya tahu persis banyak teman-teman di luar sana yang butuh hal-hal simpel seperti istirahat, dance for heal (menari untuk pemulihan), bagaimana cara kita mengeluarkan emosi. Bisa juga pilates atau dengan kegiatan-kegiatan sosial,” ujar grand finalis yang mewakili Jawa Timur itu.
“Karena kan kegiatan sosial itu merupakan stimulus, membawa rasa bahagia. Nah, itu mungkin yang kita tekankan di sini,” tambahnya.
Kunjungi Panti ODGJ
Selama karantina, Joabi juga melakukan kunjungan ke Panti Bina Laras Harapan Sentosa 3 di Jakarta Barat. Ini adalah panti yang menampung orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ.
“Kami melakukan kunjungan ke sana, kolaborasi dengan pasti.id, komunitas yang memang berfokus untuk menghapus stigma ODGJ. Kita ke sana tujuannya lebih ke arah mau memperlihatkan bahwa teman-teman ODGJ tidak seperti yang di film-film. Mereka masih bisa interaksi, ngobrol, kita bisa makan bareng, bisa asik-asikan bareng.”
“Ini yang kita tunjukkan ke teman-teman di luar sana untuk menghapuskan stigma ODGJ, dan kita mau kasih tahu juga bahwa mereka utamanya mengalami bipolar dan skizofrenia,” papar Joabi.
Masalah mental seperti ini banyak dialami di tengah masyarakat. Dan mereka yang sudah masuk panti ODGJ menjadi salah satu bukti bahwa masalah mental tidak dapat dibiarkan begitu saja hingga menjadi parah.
Advertisement
Bukan Ajang Pencarian Pria Paling Tampan
Dalam kesempatan yang sama, Brand Manager L-Men Yesaya Christian menjelaskan bahwa TNLOTY 2024 bukanlah ajang pencarian pria paling tampan.
“TNLOTY 2024 bukanlah ajang untuk mencari wajah paling menarik atau bentuk tubuh terbaik. Melainkan ajang pencarian sosok inspirator hidup sehat,” ujar Yesaya.
Sejak tahun lalu, pihaknya telah melakukan penilaian tambahan terhadap performa fisik dan tingkat kebugaran para grand finalis berdasarkan pengukuran saintifik. Pengujian yang dilakukan bermacam-macam termasuk:
- Pengecekan komposisi tubuh;
- kebugaran cardiorespiratory;
- uji kekuatan dan daya tahan otot;
- fleksibilitas;
- kecepatan (khususnya akselerasi);
- kegesitan;
- koordinasi; dan
- keseimbangan.
8 Kriteria Finalis
Lebih lanjut Yesaya menyampaikan bahwa pihaknya memiliki delapan kriteria utama dalam penentuan pemenang TNLOTY, yakni:
- Passionate dalam menjalankan dan menginspirasi hidup sehat.
- Memiliki kemampuan berkomunikasi baik secara langsung maupun melalui media sosial.
- Penampilan fisik.
- Physical fitness and physical performance.
- Karakter dan kepribadian.
- Latar belakang, prestasi, keterlibatan dalam komunitas.
- Wawasan dan pola pikir.
- Kemampuan untuk berkolaborasi.
“TNLOTY 2024 menjadi bukti bahwa setiap orang, apapun profesi dan latar belakangnya, sangat bisa dan mampu menjadi role model dalam menjalankan gaya hidup sehat. Hal ini terlihat dari ke-15 Grand Finalis dengan latar belakang yang sangat beragam, mulai dari karyawan swasta, atlet, tenaga kesehatan, entrepreneur, hingga finance investigator,” pungkasnya.
Advertisement