Liputan6.com, Jakarta - Pada Juni dan Juli 2024 Eropa dikejutkan oleh laporan pertama kasus penyakit virus Oropouche, yang juga dikenal sebagai demam kungkang. Hingga saat ini, 19 kasus telah dilaporkan di Eropa, dan para pelancong tersebut semuanya pernah mengunjungi Kuba atau Brasil.
Mengutip dari laman Euro News, Jumat (30/8/2024), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah mengeluarkan peringatan tentang peningkatan kasus penyakit ini di Amerika, dengan kasus-kasus juga dilaporkan di Eropa. Para pelancong yang kembali ke Eropa dengan gejala-gejala tersebut pernah ke Kuba atau Brasil, menimbulkan kekhawatiran akan penyebaran virus ini melalui perjalanan internasional.
Advertisement
Mulai akhir tahun lalu, virus Oropouche diidentifikasi sebagai penyebab wabah besar di wilayah Amazon, tempat virus tersebut diketahui ada, serta di wilayah-wilayah baru di Amerika Selatan dan Karibia. Sekitar 8.000 kasus yang didapat secara lokal telah dilaporkan di Bolivia, Brasil, Kolombia, Kuba, dan Peru.
Hingga bulan Agustus 2024, sebanyak 19 kasus telah dilaporkan di negara-negara Eropa dengan rincian 12 di Spanyol, lima di Italia, dan dua di Jerman. Delapan belas kasus telah menyebar ke Kuba dan satu ke Brasil, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa.
Oropouche adalah virus yang berasal dari daerah hutan tropis. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1955 pada seorang pekerja hutan berusia 24 tahun di Pulau Trinidad, dan diberi nama berdasarkan nama desa dan lahan basah di dekatnya.
Gejala dan Pengobatan untuk Virus Oropouche
Virus ini terkadang disebut demam kungkang karena para ilmuwan yang pertama kali menyelidiki virus tersebut menemukannya pada kungkang berjari tiga, dan meyakini kungkang berperan penting dalam penyebarannya di antara serangga dan hewan. Gejala Oropouche mirip dengan gejala demam berdarah, Zika, dan malaria.
Gejalanya mungkin tampak mirip dengan penyakit tropis lainnya seperti demam berdarah, Zika, atau malaria. Setelah masa inkubasi 3–10 hari, pasien biasanya mengalami demam mendadak, menggigil, sakit kepala, mialgia, dan artralgia.
Gejala lain mungkin termasuk nyeri retroorbital, fotofobia, muntah, diare, kelelahan, ruam makulopapular, injeksi konjungtiva, dan nyeri perut, menurut CDC. Kebanyakan orang pulih dari Oropouche meskipun beberapa menderita gejala berulang, dan satu dari 20 orang dapat menderita gejala yang lebih parah seperti pendarahan, meningitis, dan ensefalitis.
Penyakit ini jarang berakibat fatal, meskipun ada laporan baru-baru ini tentang kematian pada dua orang muda yang sehat di Brasil. Saat ini, tidak ada vaksin untuk mencegah infeksi dan tidak ada obat yang tersedia untuk mengobati gejalanya.
Advertisement
Bagaimana Virus Oropouche Menyebar?
Di Brasil, pejabat sedang menyelidiki laporan bahwa infeksi mungkin ditularkan dari wanita hamil ke janin - yang berpotensi menakutkan dari apa yang terlihat selama wabah Zika hampir satu dekade lalu. CDC telah merekomendasikan agar ibu hamil menghindari perjalanan yang tidak penting ke Kuba dan menyarankan semua pelancong mengambil langkah-langkah untuk mencegah gigitan serangga, seperti menggunakan obat nyamuk dan mengenakan kemeja lengan panjang dan celana panjang.
Virus ini menyebar ke manusia melalui lalat kecil penggigit yang disebut midges, dan oleh beberapa jenis nyamuk. Manusia telah terinfeksi saat mengunjungi daerah hutan dan diyakini bertanggung jawab untuk membantu virus tersebut menyebar ke kota-kota, tetapi penularan dari orang ke orang belum terdokumentasikan.
Meskipun 19 kasus di Eropa tidak seberapa dibandingkan dengan 8.000 kasus yang teridentifikasi di Amerika, tapi virus ini patut diwasadai. Selain itu, 21 orang yang kembali ke AS dari Kuba telah terinfeksi virus tersebut dengan 20 orang berada di Florida dan satu berada di New York.
Pentingnya Asuransi Perjalanan
Dengan meningkatnya mobilitas global, penting bagi para pelancong untuk waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri dari virus Oropouche. Tetaplah mengikuti perkembangan terbaru dari otoritas kesehatan dan selalu berhati-hati saat bepergian ke daerah yang telah melaporkan kasus infeksi.
Asuransi perjalanan dinilai penting, terkait dengan risiko yang mungkin terjadi saat traveling ke mancanegara. Sebut saja risiko ketinggalan pesawat, risiko kesehatan di negara tujuan, risiko kehilangan bagasi dan lainnya.
Great Eastern General Insurance Indonesia (GEGI) memberikan literasi keuangan dan asuransi dalam acara 'Workshop Asuransi untuk Villa Management dan Tour & Travel Agent’ yang digelar di Bali pada 14-15 Desember 2023 di mana terdapat 100 peserta yang hadir dari 90 perusahaan villa management serta tour & travel agent.
Dalam Workshop tersebut, Great Eastern memberikan edukasi kepada asosiasi tour travel dan villa management tentang risiko yang dihadapi dan bagaimana cara memitigasi risiko tersebut dalam bisnis mereka.
Advertisement