Liputan6.com, Jakarta - Perempuan memiliki resiko mengalami anemia lebih tinggi jika dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan selama menstruasi tingkat hemoglobin (Hb) pada perempuan mengalami penurunan sebanyak 9,2 persen. Melengkapi riset tersebut, data dari WHO tahun 2008 juga menyatakan setidaknya ada satu dari tiga orang dewasa yang mengalami anemia karena kekurangan zat besi.
Hal ini juga disebabkan karena pola hidup yang kurang baik sehingga mengakibatkan kurangnya asupan zat besi pada tubuh. Anemia juga menyasar berbagai kelompok usia, mulai dari umur di bawah 12 tahun, remaja, hingga dewasa, terutama perempuan yang mengalami menstruasi setiap bulannya.
Advertisement
"Gejala anemia seperti rasa lelah, pusing kunang-kunang', hingga wajah pucat yang perempuan alami ketika menstruasi sering dianggap sebagai hal yang biasa. Padahal, kondisi tersebut dapat terjadi karena kekurangan darah," ungkap Maithreyi Jagannathan selaku General Manager Personal Health Care P&G Indonesia saat peluncuran Kampanye Sangobion Ubah Cerita di kawasan Jakarta, 29 Agustus 2024.
Pihaknya pun ingin mengajak perempuan Indonesia untuk berani mengubah cerita dengan memastikan bahwa mereka telah mencukupi kebutuhan zat besi hariannya. Dengan itu perempuan dapat tetap beraktivitas dan berkarya secara optimal tanpa gejala anemia, terutama saat menstruasi.
"Ketika tubuh mengalami kondisi anemia akibat kekurangan zat besi, suplai oksigen pada tubuh mengalami penurunan, khususnya pada saat menstruasi, sehingga muncul gejala seperti lelah, pusing kunang-kunang, dan wajah pucat yang dapat mengganggu produktivitas," ungkap dr. Linda Lestari, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan di kesempatan yang sama.
Cegah Anemia dengan Asupan Zat Besi
Oleh karena itu, dr. Linda menyebut pentingnya mengonsumsi zat besi untuk meningkatkan kadar sel darah merah pada tubuh. Beberapa bahan makanan mengandung zat besi dapat ditemukan pada hati ayam, daging merahdan bayam.
Lalu, dapat juga ditambahkan dengan suplemen zat besi dan vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi lebih optimal. Pencegahan anemia defisiensi zat besi dimulai dari menjaga pola hidup yang sehat dengan rutin mengonsumsi suplemen zat besidengan multivitamin dan mineral.
Untuk ibu hamil, dr. Linda juga mengungkap trisemester kedua dan ketiga menjadi waktu krusial untuk pemenuhan zat besi. "Karena biasanya di trisemester satu wanita cenderung mengalami mual-mual dan sulit mengonsumsi makanan," katanya.
Agar zat besi yang didapat dari asupan makanan tidak sia-sia, ia juga menyarankan agar mengonsumsi protein sebagai salah satu pendukung penyerapan makanan. "Perhatikan juga makanan anti-nutrisi seperti tanin yang terkandung dalam kopi dan teh, sebaliknya konsumsi vitamin c untuk membantu penyerapan nutrisi," paparnya.
Advertisement
Remaja Perempuan Juga Kerap Alami Anemia
Untuk kebutuhan asupan yang lengkap untuk mencegah kondisi anemia, Anda bisa mengonsumsi suplemen zat besi yang dilengkapi dengan kandungan multivitamin serta mineral untuk membentuk kesehatan darah yang optimal. Asupan tersebut biasanya akan meningkatkan kadar Hemoglobin (Hb) dalam 14 hari dan memulihkan gejala anemia defisiensi zat besi dalam 30 hari.
Weni Kusumaningrum, Ketua Tim Kerja Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja, Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, mengungkap pesan kampanye yang dibawa Sangobion juga sejalan upaya pemerintah. Edukasi ini menurutnya penting bagi perempuan untuk memastikan asupan zat besi yang cukup dengan mengonsumsi tablet tambah darah, terutama para remaja putri dan perempuan usia produktif.
"Kami melihat bahwa kampanye ini juga menghadirkan komunikasi yang inovatif dan efektif dalam menyebarluaskan informasi tentang gejala anemia kepada generasi muda," katanya di kesempatan yang sama.
Pengalaman Amel Carla Soal Anemia
Amel Carla sebagai salah seorang aktris dan content creator temama dan generasi muda yang cukup memperhatikan gaya dan pola hidupnya juga turut memberikan pandangan. "Sebelum memahami gejala anemia saat menstruasi, aku menganggap mudah lelah, pusing, dan wajah pucat sebagai hal biasa," ucapnya.
Jadwal aktivitas yang padat memaksanya harus tetap aktif pada kondisi apapun, sehingga sering menghiraukan hal tersebut. Ternyata, ia pun baru mengetahui bahwa jika kondisi tersebut disepelekan dapat berpotensi menyebabkan anemia.
Sekarang ia pun sudah paham, dan sudah rutin minum suplemen zatbesi dengan multivitamin dan mineral Sangobion. "Aku juga berharap kampanye #Ubah Cerita ini memberikan manfaat kepada perempuan Indonesia, terutama generasi muda untuk lebih menaruhperhatian lebih ke pola hidup sehat dan pentingnya menjaga asupan zat besi dalam tubuh," serunya.
Kampanye #UbahCerita ini pun diperluas, agar dapat memberikan edukasi kepada perempuan di seluruh lapisan masyarakat mengenai cara pencegahan gejala anemia. Terutama saat menstruasi yang dilakukan melalui berbagai saluran online, seperti bekerja sama dengan Key Opinion Leader (KOL), media, dan saluran podcast, dan lainnya.
Advertisement