Pertamina Luncurkan Digitalisasi Perizinan Terpadu

Digitalisasi perizinan terpadu Pertamina mampu menampilkan data mutakhir dari perizinan-perizinan di Pertamina Group. Perizinan terpadu ini diberlakukan di Pertamina Group dan akan termonitor secara rutin.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 30 Agu 2024, 11:15 WIB
Pertamina terus berkolaborasi dan bekerja sama dengan membangun ekosistem perizinan dan forum komunikasi koordinasi yang berkelanjutan. (Gedung PT Pertamina. Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) resmi meluncurkan dashboard digitalisasi perizinan terpadu yang berperan penting dalam memperkuat bisnis perusahaan.

Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro mengatakan, melalui digitalisasi ini, Pertamina memiliki data perizinan yang terintegrasi. Sehingga memudahkan proses pengambilan keputusan, memperkuat bisnis eksisting, bahkan berpeluang membangun bisnis baru.

"Di dalam proses bisnis pasti ada proses perizinan, ketaatan terhadap lingkungan dan ketaatan terhadap aspek keamanan. Dengan adanya sistem yang solid, maka tidak ada gap-gap pada proses perizinan mulai dari mapping, standardisasi himpunan data serta ada alert jika ada perizinan yang kedaluwarsa," ujar Wiko dalam keterangan resmi tertulis, Jumat (30/8/2024).

Menurut dia, digitalisasi perizinan terpadu mampu menampilkan data mutakhir dari perizinan-perizinan di Pertamina Group. Perizinan terpadu ini diberlakukan di Pertamina Group dan akan termonitor secara rutin.

"Sistem terpadu ini juga memberikan kemudahan kepada manajemen dalam mengambil keputusan dengan menyajikan data-data analisis terkait status kelayakan operasi instalasi, status perizinan dasar, juga data lainnya," imbuh Wiko.

Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Mirza Mahendra berharap, Pertamina terus berkolaborasi dan bekerja sama dengan membangun ekosistem perizinan dan forum komunikasi koordinasi yang berkelanjutan.

"Untuk mendukung pelayanan dan suplai untuk ketahanan energi nasional bagi masyarakat Indonesia, dari hulu ke hilir," ujar Mirza.


Pertamina Patra Niaga Resmi Bersertifikasi Internasional Distribusi SAF, Pertama di Asia Tenggara!

PT Pertamina Patra Niaga memperoleh sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) untuk Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Renewable Energy Directive-European Union (RED-EU) (Istimewa)

PT Pertamina Patra Niaga berhasil memperoleh sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) untuk Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Renewable Energy Directive-European Union (RED-EU). 

Sertifikasi diberikan secara langsung oleh CEO PT Qualitas Sertifikat Indonesia, Ryanza Prasetya kepada Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya yang disaksikan secara langsung oleh Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero), Salyadi Saputra pada Senin (19/8) di Jakarta.

Penyerahan sertifikat tersebut dilaksanakan pada acara Paving the Way to Net Zero: HVO & SAF, dengan mengangkat tema “Driving Change Through Renewable Fuels” oleh Pertamina.

Pencapaian Pertamina Patra Niaga menandai langkah penting dalam penyediaan Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Asia Tenggara, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pelopor di industri penerbangan yang berkomitmen pada pengurangan emisi karbon global.

Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya, mengungkapkan bahwa pencapaian ini adalah bukti dedikasi perusahaan dalam mendukung transisi menuju bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.

"Dengan sertifikasi ini, Pertamina Patra Niaga menjadi operator pertama di Asia Tenggara yang memasarkan SAF tersertifikasi ISCC CORSIA. Ini adalah tonggak sejarah dalam industri energi regional, membuka peluang bagi maskapai penerbangan di Indonesia dan sekitarnya untuk menggunakan bahan bakar yang signifikan mengurangi jejak karbon," jelas Maya.


Lokasi Pertama yang Dapat Sertifikasi

Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai di Bali dan Soekarno-Hatta Aviation Fuel Terminal & Hydrant Installation (SHAFTHI) di Jakarta menjadi lokasi pertama yang mendapatkan sertifikasi ISCC CORSIA dan ISCC EU.

Maya menambahkan bahwa sertifikasi ini memungkinkan pelanggan untuk mengklaim penurunan emisi karbon dari produk SAF yang diproduksi oleh Pertamina.

"Dengan sertifikasi ISCC untuk produk SAF serta juga produk Used Cooking Oil (UCO) dan HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) dari Pertamina, pelanggan kini dapat melakukan klaim terhadap penurunan emisi karbon yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar ini," tambah Maya.

Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai di Bali dan Soekarno-Hatta Aviation Fuel Terminal & Hydrant Installation (SHAFTHI) di Jakarta menjadi lokasi pertama yang mendapatkan sertifikasi ISCC CORSIA dan ISCC EU. AFT Ngurah Rai, sebagai lokasi strategis, dipersiapkan untuk mendukung Bali International Air Show 2024 yang diharapkan dapat memperluas penggunaan Pertamina SAF di pasar penerbangan internasional.

"Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk terus memimpin inovasi dan keberlanjutan, menjadi mitra utama maskapai penerbangan dalam mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan," ujar Maya.


Pertamina Kejar Target Net Zero Emission Lebih Cepat

Pada kesempatan lainnya, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengatakan bahwa Pertamina terus memperluas penggunaan bahan bakar ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon.

"Berbagai inisiatif dekarbonisasi telah dilakukan Pertamina untuk mengejar target Net Zero Emission 2060 atau lebih cepat," pungkas Fadjar.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya