Liputan6.com, Jakarta - PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) telah menyerap sebagian belanja modal (capital expenditure/capex). Hingga 30 Juni 2024, perseroan telah membelanjakan Rp 379 miliar yang sebagian besar dialokasikan untuk belanja tanah atau lahan.
"Untuk total serapan capex sampai dengan semester I itu total di Rp 380 miliar. Target kami di tahun 2024 ini mencapai Rp 1 triliun, jadi kemungkinan capex akan terus berlangsung di kisaran kuartal ketiga dan kuartal keempat," kata Head of Investor Relations Mitra Keluarga Aditya Widjaja dalam Public Expose Live, Jumat (30/8/2024).
Advertisement
Dalam paparannya, belanja modal yang dialokasikan untuk kebutuhan tanah tercatat sebesar Rp 172 miliar. Kemudian untuk peralatan medis Rp 77 miliar, dan aset dalam penyelesaian Rp 57 miliar.
Lalu sebesar Rp 45 miliar dialokasikan untuk bangunan, sisanya sebesar Rp 27 miliar dibelanjakan untuk peralatan dan perlengkapan kantor. Mitra Keluarga akan terus melanjutkan inisiatif pertumbuhan lainnya.
Pada Mei 2024 telah dilaksanakan ground-breaking RS ke 32 berlokasi di Jawa Barat yang akan dapat beroperasi pada 2025. Peningkatan layanan unggulan Onkologi yang lebih kompleks di Mitra Keluarga Bekasi Timur saat ini juga dalam proses pengerjaan.
Pada semester I 2024 total tempat tidur operasional sebanyak 3.974 tempat tidur, bertumbuh sebesar 6,5% yoy, Bed Occupancy Ratio pada semester I 2024 sebesar 62,9%. Di sisi profitabilitas, Mitra Keluarga mencatatkan pertumbuhan laba kotor semester I 2024 sebesar 29,7% yoy.
Sebagian besar peningkatan karena kenaikan pendapatan secara keseluruhan dan efisiensi COGS. Laba bersih dan EBITDA Perseroan pada semester I 2024 juga mengalami pertumbuhan sebesar 32,2% dan 29,6% yoy karena pertumbuhan marjin laba kotor, efisiensi beban operasional dan juga perbaikan kinerja profitabilitas dari ketiga Rumah Sakit baru. Hingga akhir Juni 2024, Perseroan mempertahankan posisi kas sebesar Rp 2,3 triliun dan tidak memiliki hutang bank.
IHSG Menghijau, Saham NETV Melambung Hari Ini 30 Agustus 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada sesi pertama perdagangan Jumat (30/8/2024). Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham dan bursa saham Asia yang menghijau.
Mengutip data RTI, IHSG dibuka stagnan di posisi 7.627,60. Pada pukul 10.15 WIB, IHSG menguat 0,40 persen ke posisi 7.657. Indeks LQ45 bertambah 0,35 persen ke posisi 945. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.673,18 dan level terendah 7.634,68. Sebanyak 301 saham menguat sehingga angkat IHSG. 229 saham melemah dan 238 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 403.303 kali dengan volume perdagangan 5,8 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 3,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.469.
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham kesehatan merosot 0,18 persen. Sektor saham siklikal bertambah 0,70 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham energi mendaki 0,41 persen, sektor saham basic mendaki 0,41 persen, sektor saham industri bertambah 0,08 persen dan sektor saham nonsiklikal menguat 0,16 persen.
Advertisement
Sektor Saham
Selain itu, sektor saham keuangan melesat 0,10 persen, sektor saham properti bertambah 0,11 persen, sektor saham teknologi melejit 0,29 persen, sektor saham infrastruktur bertambah 0,34 persen dan sektor saham transportasi melambung 0,28 persen.
Pada awal sesi perdagangan, saham BBRI menguat 0,49 persen ke posisi Rp 5.150 per saham. Harga saham BBRI dibuka naik 150 poin ke posisi Rp 5.175 per saham. Harga saham BBRI berada di level tertinggi Rp 5.175 dan level terendah Rp 5.125 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.679 kali dengan volume perdagangan 316.401 saham. Nilai transaksi Rp 163,1 miliar.
Saham NETV melonjak 9,28 persen ke posisi Rp 106 per saham. Harga saham NETV dibuka naik 9 poin ke posisi Rp 106 per saham. Harga saham NETV berada di level tertinggi Rp 106 dan terendah Rp 106 per saham. Total frekuensi perdagangan 42 kali dengan volume perdagangan 266.592 saham. Nilai transaksi Rp 2,8 miliar.
Bursa Saham Asia Pasifik
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat (30/8/2024) setelah data ekonomi dari Amerika Serikat (AS) meredakan kekhawatiran resesi. Di sisi lain, investor juga menilai serangkaian data dari Jepang.
Mengutip CNBC, klaim pengangguran awal di AS turun menjadi 231.000 dari 232.000 pada pekan lalu. Namun, sedikit lebih tinggi dari 230.000 yang diharapkan oleh Dow Jones.
Selain itu, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal II direvisi lebih tinggi menjadi 3 persen dari tingkat awal 2,8 persen.
Tingkat inflasi di ibu kota Jepang yakni Tokyo naik menjadi 2,6 persen dari 2,2 persen pada Juni, mencapai titik tertinggi sejak Maret 2024.
Tingkat inflasi inti yang tidak termasuk harga makanan segar naik 2,4 persen, lebih tinggi dari 2,2 persen yang diharapkan dari jajak pendapat Reuters terhadap ekonom. Inflasi Tokyo secara luas dianggap sebagai indikator utama tren nasional.
Angka inflasi yang lebih kuat memberi Bank of Japan lebih banyak ruang untuk memperketat kebijakan moneternya.Pengangguran di Jepang naik menjadi 2,7 persen, lebih tinggi dari harapan Reuters sebesar 2,5 persen.
Penjualan ritel di negara itu naik 2,6 persen tahun ke tahun, lebih rendah dari pertumbuhan 2,9 persen yang diharapkan oleh Reuters dan pertumbuhan 3,8 persen yang direvisi pada Juni 2024.
Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 0,46 persen, dan indeks Topix bertambah 0,59 persen setelah rilis data. Indeks Kospi di Korea Selatan bertambah 0,7 persen. Indeks Kosdaq menguat 0,78 persen.
Penjualan ritel Korea Selatan melemah 1,9 persen secara bulanan dibandingkan Juni. Secara tahunan, penjualan ritel merosot 2,1 persen. Indeks ASX 200 di Australia menguat 0,37 persen. Indeks Hang Seng di Hong Kong dibuka bertambah 0,52 persen, sedangkan indeks CSI 300 menguat 0,13 persen.
Di wall street, indeks Dow Jones menguat hingga sentuh rekor baru dengan menguat 0,59 persen. Indeks Dow Jones ditutup ke posisi 41.335,05. Kenaikan harga saham Goldman Sachs, Intel dan Visa angkat indeks Dow Jones.
Sementara itu, indeks S&P 500 di bawah garis mendatar dan indeks Nasdaq melemah 0,23 persen yang didorong koreksi saham Nvidia sebesar 6,4 persen.
Advertisement