Cegah Stunting, Pengabdian Masyarakat FKUI Sasar Pelajar SMA di Kepulauan Seribu

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), anak balita stunting di Indonesia mencapai angka 9 juta jiwa atau 37%.

oleh Tim Regional diperbarui 31 Agu 2024, 05:50 WIB
FKUI menggelar pengabdian masyarakat mencegah stunting dengan menyasar pelajar di SMAN 69 Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Departemen Biologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menggelar pengabdian masyarakat mencegah stunting dengan menyasar pelajar di SMAN 69 Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.

Gito Restiansyah Wasian, Staf Departemen Biologi Kedokteran FKUI yang menjadi pembicara pada acara tersebut memaparkan pentingnya edukasi mengenai stunting dan menjaga kesehatan reproduksi pada usia remaja.

"Dengan mencegah stunting maka kesehatan reproduksi remaja pada masa mendatang dapat terjaga. Contohnya, remaja putri yang cukup status gizinya dengan Hb normal, maka kecil risikonya untuk mengalami anemia saat hamil dan mengalami bayi dengan berat lahir rendah (BBLR)," jelasnya, dalam keterangan tertulis, Jumat (30/8/2024).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), anak balita stunting di Indonesia mencapai angka 9 juta jiwa atau 37%. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak yang baru terlihat ketika anak berusia 2 tahun.

"Ciri yang paling tampak pada anak yang mengalami stunting ialah panjang tubuh yang kerdil atau pendek dibandingkan dengan seusianya," jelasnya.

Kondisi stunting tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kurangnya akses ke makanan yang bergizi, terbatasnya ketersediaan air bersih, dan pola asuh anak yang tidak baik dari orang tuanya.

Kondisi stunting tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena dampak yang ditimbulkan begitu signifikan, yakni anak yang mengalami stunting akan rentan terinfeksi penyakit. Bahkan lebih dari itu, yakni dapat memengaruhi produktivitas anak di masa yang akan datang.


Tanggung Jawab Siswa

Kepala Sekolah SMAN 69 Kepulauan Seribu Sugeng Wibowo menyambut baik kegiatan Pengmas ini.

"Dengan adanya kegiatan Pengmas diharapkan setiap siswa memiliki tanggung jawab secara pribadi untuk menjaga kesehatannya, mulai dari pola makan dan pola hidup agar secara bersama-sama dapat berkontribusi mencegah terjadinya stunting," jelasnya.

Ketua Departemen Biologi Kedokteran FKUI Silvia W Lestari mengatakan, kegiatan Pengmas ini harus menjadi awal perbaikan kesehatan generasi Indonesia mendatang.

"Dimulai dari ruang lingkup yang kecil, seperti edukasi di sekolah, sehingga diharapkan Indonesia dapat rendah angka stunting,  sehingga terwujud Indonesia Emas 2045," ujarnya. 

 

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya