Liputan6.com, Jakarta Kecemasan adalah bagian dari kehidupan yang dialami oleh setiap orang pada suatu titik tertentu. Namun, bagi sebagian orang, kecemasan bisa menjadi bagian yang terus-menerus mengganggu, bahkan tanpa alasan yang jelas.
Salah satu faktor yang sering kali menyebabkan kecemasan adalah sikap negatif dan kebiasaan buruk yang dibiarkan berkembang dalam diri sendiri. Sadar atau tidak, beberapa sikap ini bisa menjadi penyebab utama mengapa seseorang mudah merasa cemas.
Advertisement
Berikut adalah sembilan tanda bahwa kecemasan yang kamu rasakan mungkin disebabkan oleh sikapmu sendiri. Selengkapnya, simak uraiannya di bawah ini sebagaimana telah dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Sabtu (31/8/2024):
1. Perfeksionisme yang Berlebihan
Sikap perfeksionis sering dianggap sebagai sesuatu yang positif karena menunjukkan dedikasi terhadap pekerjaan atau tujuan hidup. Namun, jika keinginan untuk selalu sempurna ini menjadi terlalu berlebihan, ia justru bisa menjadi sumber kecemasan yang besar. Perfeksionisme yang berlebihan membuat kamu selalu merasa kurang puas dengan hasil apa pun yang kamu capai.
Alih-alih menikmati pencapaianmu, kamu malah fokus pada kekurangan-kekurangan kecil yang sebenarnya tidak terlalu penting. Hal ini menimbulkan tekanan mental yang tinggi, sehingga kamu merasa cemas setiap kali menghadapi tugas atau tantangan baru.
Untuk mengurangi kecemasan, cobalah untuk menerima bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Berikan dirimu apresiasi atas usaha yang telah kamu lakukan, dan sadari bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar.
Advertisement
2. Overthinking atau Terlalu Banyak Memikirkan Hal-Hal Kecil
Salah satu tanda bahwa kecemasanmu berasal dari sikapmu sendiri adalah kebiasaan overthinking atau terlalu banyak berpikir. Overthinking adalah ketika kamu merenungkan setiap detail kecil dari suatu situasi, bahkan yang tidak penting sekalipun. Ini bisa membuat kamu merasa terjebak dalam siklus pemikiran negatif yang tidak ada habisnya.
Sebagai contoh, setelah berbicara dengan seseorang, kamu mungkin terus-menerus memikirkan apakah kamu mengatakan sesuatu yang salah, apakah orang tersebut tersinggung, atau bagaimana kamu bisa mengatakannya dengan lebih baik. Padahal, mungkin orang tersebut sama sekali tidak memikirkan hal itu.
Untuk mengatasi overthinking, cobalah untuk lebih fokus pada hal-hal yang berada dalam kendalimu. Latih dirimu untuk menerima bahwa kamu tidak bisa mengontrol setiap hasil dari tindakanmu dan percayalah bahwa segala sesuatu akan berjalan dengan baik.
3. Kurangnya Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri yang rendah adalah salah satu penyebab utama kecemasan. Ketika kamu tidak percaya pada kemampuanmu sendiri, kamu cenderung merasa cemas setiap kali harus menghadapi tantangan atau situasi baru. Kamu mungkin merasa bahwa kamu tidak cukup baik, tidak layak, atau tidak mampu, sehingga kecemasan pun muncul.
Kurangnya rasa percaya diri bisa membuatmu terus-menerus meragukan setiap keputusan yang kamu buat. Ini bisa menyebabkan kamu selalu mencari pengakuan dari orang lain, yang justru membuat kamu semakin merasa cemas jika pengakuan tersebut tidak datang.
Untuk meningkatkan rasa percaya diri, fokuslah pada kelebihanmu dan apa yang sudah kamu capai sejauh ini. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahan, dan yang terpenting adalah bagaimana kamu menggunakan kekuatanmu untuk mengatasi kelemahanmu.
Advertisement
4. Takut Akan Penolakan
Takut akan penolakan adalah salah satu sikap yang bisa memicu kecemasan. Ketika kamu terlalu takut ditolak, kamu cenderung menjadi terlalu berhati-hati dalam bertindak dan berbicara. Kamu mungkin juga sering menghindari situasi di mana kamu merasa ada kemungkinan ditolak, seperti dalam hubungan sosial atau karier.
Namun, sikap ini justru bisa membuatmu semakin cemas karena kamu tidak pernah benar-benar menghadapi ketakutanmu. Sebaliknya, kamu terus-menerus hidup dalam ketakutan akan kemungkinan penolakan yang mungkin tidak pernah terjadi.
Untuk mengatasi rasa takut akan penolakan, cobalah untuk melihat penolakan sebagai bagian dari proses menuju kesuksesan. Setiap orang pasti pernah mengalami penolakan, dan itu tidak berarti kamu gagal. Sebaliknya, itu adalah kesempatan untuk belajar dan menjadi lebih kuat.
5. Kebiasaan Menunda-nunda
Prokrastinasi atau menunda-nunda adalah kebiasaan yang sering kali diabaikan, tetapi bisa menjadi penyebab utama kecemasan. Ketika kamu menunda-nunda pekerjaan atau tanggung jawab, tugas tersebut tidak hilang, tetapi justru menumpuk dan semakin membebani pikiranmu. Pada akhirnya, kamu merasa cemas karena harus menyelesaikan semuanya dalam waktu yang sempit.
Kecemasan ini bisa dihindari dengan cara mulai mengerjakan tugas-tugas kecil yang bisa kamu selesaikan segera. Buatlah daftar prioritas dan tetapkan deadline untuk dirimu sendiri. Dengan demikian, kamu bisa mengurangi beban pikiran dan menghindari kecemasan yang tidak perlu.
Advertisement
7. Menghindari Konfrontasi
Menghindari konfrontasi sering kali dilihat sebagai cara untuk menjaga kedamaian, tetapi dalam jangka panjang, ini bisa menjadi sumber kecemasan. Ketika kamu menghindari konfrontasi, kamu mungkin menahan perasaan atau pendapatmu demi menghindari konflik. Namun, perasaan ini bisa menumpuk dan menyebabkan kecemasan yang berkelanjutan.
Menghindari konfrontasi juga bisa membuatmu merasa cemas karena kamu takut akan reaksi orang lain jika kamu akhirnya menyuarakan pendapatmu. Untuk mengatasi ini, cobalah untuk lebih terbuka dan jujur dalam komunikasi. Konfrontasi yang sehat bisa membantu menyelesaikan masalah dan mengurangi kecemasan.
8. Ketidakmampuan untuk Melepaskan Kontrol
Sikap ingin selalu mengendalikan segalanya adalah tanda bahwa kecemasanmu mungkin disebabkan oleh dirimu sendiri. Ketika kamu merasa harus mengontrol setiap aspek dari hidupmu, kamu akan merasa cemas setiap kali ada sesuatu yang tidak berjalan sesuai rencana. Sikap ini membuatmu merasa tertekan dan tidak bisa menikmati hidup karena kamu selalu khawatir tentang apa yang bisa salah.
Advertisement
9. Terlalu Bergantung pada Validasi Eksternal
Mereka bergantung pada persetujuan dan validasi dari orang lain untuk merasa baik tentang diri mereka sendiri. Ketergantungan ini dapat menyebabkan kecemasan ketika mereka tidak mendapatkan pengakuan yang diinginkan.
Untuk mengurangi kecemasan, cobalah untuk melepaskan sedikit kendali dan percayalah bahwa tidak semua hal perlu dikendalikan. Fokuslah pada hal-hal yang benar-benar bisa kamu atur, dan biarkan hal-hal lain berjalan sesuai jalannya.
Dengan menyadari sikap-sikap negatif ini, kamu bisa mulai mengatasinya dan mengurangi kecemasan yang sering kali menghantui. Ingatlah bahwa kecemasan bukanlah sesuatu yang harus kamu alami terus-menerus.
Dengan perubahan sikap dan pola pikir yang tepat, kamu bisa hidup dengan lebih tenang dan bahagia. Jangan biarkan kecemasan menguasai hidupmu; mulailah mengambil langkah-langkah kecil untuk mengubah sikap yang menyebabkan kecemasan itu, dan rasakan perubahan positif dalam hidupmu.