Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kapitalisasi pasar mencetak rekor pada 26-30 Agustus 2024. Hal itu ditopang penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan rilis data ekonomi AS.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (31/8/2024), IHSG kembali mencetak rekor baru dan menguat 0,57 persen ke posisi 7.670,73 pada Jumat, 30 Agustus 2024 dari rekor sebelumnya 7.658,87 pada 28 Agustus 2024. IHSG melompat 1,68 persen menjadi 7.670,73 dari pekan lalu di posisi 7.544,29.
Advertisement
Kapitalisasi pasar melonjak 2,62 persen menjadi Rp 13.114 triliun dari Rp 12.779 triliun pada pekan lalu. Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa melambung 86,73 persen menjadi Rp 35,86 triliun dari Rp 19,20 triliun pada pekan sebelumnya.
Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa meningkat 10,64 persen menjadi 1,2 juta kali transaksi dari 1,08 jtua kali transaksi pada pekan lalu.
Di sisi lain, rata-rata volume transaksi harian bursa merosot 1,41 persen menjadi 19,40 miliar saham dari 19,67 miliar saham pada pekan lalu. Investor asing mencatatkan aksi beli Rp 11,21 triliun pada Jumat, 30 Agustus 2024. Selama sepekan, investor asing beli saham Rp 15,03 triliun. Pembelian saham oleh investor asing itu meningkat dibandingkan pekan lalu Rp 8,25 triliun. Dengan demikian, aksi beli saham oleh investor asing mencapai Rp 27,72 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG menguat 1,68 persen dalam sepekan. Hal ini dipengaruhi adanya rilis data Gross Domestic Product (GDP) AS dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
“Di sisi lain, pergerakan harga komoditas dunia dan semakin membesarnya probabilitas akan rate cut FFR pada September 2024,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Untuk sepekan ke depan, Herditya mengatakan, IHSG masih berpeluang menguat terbatas. IHSG akan bergerak di level support 7.547 dan level resistance 7.743.
“Kami perkirakan pada pekan depan akan ada rilis data inflasi Indonesia, data manufaktur dan neraca dagang China, serta data pekerjaan dan NFP Amerika Serikat,” kata dia.
Hingga akhir 2024, ia prediksi, IHSG akan berada di rentang 7.500-7.800.
Pencatatan Efek di BEI
BEI mencatat selama sepekan pada 26 – 30 Agustus 2024, terdapat 1 pencatatan obligasi dan 3 sukuk di pasar modal.
Pada Rabu, 28 Agustus 2024, Obligasi Berkelanjutan VII Sarana Multigriya Finansial Tahap VI Tahun 2024 dan Sukuk Musyarakah Berkelanjutan I Sarana Multigriya Finansial Tahap III Tahun 2024 oleh PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sukuk Musyarakah tersebut memiliki tingkat nisbah setara dengan 6,70% per tahun dan nilai nominal sebesar Rp 274 miliar dengan jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi.
Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) atas obligasi dan sukuk tersebut masing-masing idAAA (Triple A) dan idAAA(sy) (Triple A Syariah) dengan Wali Amanat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Advertisement
Total Penerbitan Obligasi
Pada hari yang sama, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Pegadaian Tahap II Tahun 2024 dan Sukuk Mudharabah Berwawasan Sosial Berkelanjutan I Pegadaian Tahap II Tahun 2024 oleh PT Pegadaian mulai dicatatkan di BEI. Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III tersebut memiliki tingkat nisbah setara dengan 6,65% per tahun dan nilai nominal sebesar Rp 808,79 miliar dengan jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi.
Sukuk Mudharabah Berwawasan Sosial Berkelanjutan I Pegadaian Tahap II Tahun 2024 (SMPPGD01SOCN2) tersebut memiliki tingkat nisbah setara dengan 6,65% per tahun dan nilai nominal sebesar Rp 1,4 triliun dengan jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi.
Hasil pemeringkatan dari Pefindo atas Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Pegadaian Tahap II Tahun 2024 dan Sukuk Mudharabah Berwawasan Sosial Berkelanjutan I Pegadaian Tahap II Tahun 2024 adalah idAAA(sy) (Triple A Syariah) dengan Wali Amanat PT Bank Mega Tbk.
Total Emisi Obligasi dan Sukuk
Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 104 emisi dari 64 emiten senilai Rp86,49 triliun.
Dengan pencatatan ini, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 591 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp465,45 triliun dan USD60,1188 juta, yang diterbitkan oleh 132 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai nominal Rp6.182,86 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 9 emisi EBA dengan nilai Rp2,93 triliun.
Penutupan IHSG pada 30 Agustus 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan Jumat (30/8/2024). Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham menghijau.
Mengutip data RTI, IHSG melonjak 0,57 persen ke posisi 7.670,73. Indeks LQ45 melompat 0,25 persen. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau. Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.673,18 dan level terendah 7.616,34.
Sebanyak 310 saham menguat sehingga angkat IHSG. Namun, 274 saham melemah dan 207 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.137.957 kali dengan volume perdagangan 23,3 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 26,7 triliun. Investor asing beli saham Rp 11,20 triliun. Sepanjang 2024, aksi beli investor asing Rp 27,72 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.450.
Lonjakan transaksi harian itu seiring ada lompatan transaksi saham PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) yang mencapai Rp 10 triliun di pasar negosiasi. Harga saham FASW naik 64,69 persen ke posisi Rp 9.058 per saham di pasar negosiasi. Saham FASW ditransaksikan satu kali dengan volume perdagangan 11.020.692 saham. Harga saham FASW berada di level tertinggi dan terendah Rp 9.058 per saham.
Sementara itu, saham NETV melonjak 9,28 persen ke posisi Rp 106 per saham. Harga saham NETV dibuka naik 9 poin ke posisi Rp 106 per saham. Harga saham NETV berada di level tertinggi Rp 106 dan terendah Rp 106 per saham. Total frekuensi perdagangan 86 kali dengan volume perdagangan 268.757 saham. Nilai transaksi Rp 2,8 miliar.
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Lotus Andalan Sekuritas Indonesia menyebutkan, IHSG terus cetak rekor sepanjang Agusts 2024.
“Kami melihat ditopang oleh kondisi perekonomian yang stabil dan kinerja emiten yang berangsur terus membaik," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas Indonesia.
Advertisement