WN White Noise Launching Produk Tas Berbahan Dasar Olahan Limbah Botol Plastik Ramah Lingkungan

Produk tas hasil recycle sampah botol plastik ini mendorong masyarakat untuk memperhatikan isu lingkungan. Selain itu, owner dari WN White Noise me-launching produk ini dengan tujuan sosial membantu anak-anak dari segi pendidikan.

oleh Cicilia Afrilia Damayanti Simbolon diperbarui 31 Agu 2024, 14:03 WIB
Foto Renny Winarto selaku owner WN White Noise

Liputan6.com, Jakarta - WN White Noise me-launching produk terbaru berupa tas recycle atau daur ulang botol plastik. Acara ini digelar pada Jumat (30/08/2024) di Mall Senayan Park, Jakarta Pusat. Dihadiri oleh Renny Winarto selaku Owner WN White Noise, Triangga sebagai Co-Founder Grebe, Audrey sebagai ketua Yayasan Suka Indonesia serta perwakilan dari Pandawara, Rafly dan Agung selaku komunitas pemuda peduli lingkungan.

Produk tas pertama di Indonesia yang memanfaatkan sampah botol plastik ini memiliki tujuan yang tidak hanya berdampak untuk bisnis, tetapi juga untuk lingkungan dan sosial hingga global.

Selama 10 tahun Renny mengolah produksi tas yang bertujuan untuk Business to Business (B2B), kini dirinya berupaya untuk membuat sebuah brand yang berdampak bagi lingkungan dan orang lain.

Butuh waktu lima sampai enam tahun untuk mewujudkan cita-citanya. Hingga tahun ini ia berhasil mewujudkan tas daur ulang yang ramah lingkungan.

“WN White Noise lahir dari hati nurani. Selama 10 tahun kami mengeluarkan tas dengan tema eco-friendly jadi semua tas ini berasal dari daur ulang dan sudah bersertifikasi Jepang,” ujar Renny dalam acara launching produk WN White Noise, Jumat (30/08/2024).

Bahan dasar pembuatan tas ini diolah dari limbah nilon bekas dan botol plastik putih yang didaur ulang menjadi tas yang kuat dan menghasilkan produk berkualitas tinggi.

Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan nilon original. Sebab sebelum menjadi sebuah tas, limbah harus diolah kembali menjadi viber dan dibentuk menjadi kain. Prosesnya yang panjang membuat harga dari tas recycle ini meraup harga yang cukup mahal.

“Saya tahu setiap proses pengelolaan limbah ini. Jadi dari penampungan sampah kemudian dicuci. Lalu dicacah seperti ini yang dilelehkan menjadi biji plastik dan dibentuk lagi menjadi barang baru,” ucap Renny.

Produk ini berkolaborasi dengan Grebe. Triangga, Co-Founder Grebe mengaku sangat senang dapat berkolaborasi dengan WN White Noise sebab konsep, desain dan pesan yang ingin disampaikan berkaitan dengan isu lingkungan. Selain itu, tas berbahan dasar olahan sampah belum pernah ada. Sehingga, jadi inovasi baru.

“Grebe sebagai agensi membantu me-launching produk dan pengen banget membantu ekosistem jadi lebih baik lagi,” kata Triangga.

Dengan Adanya tas recycle dari nilon dan sampah botol plastik harapan ke depannya WN White Noise berdampak bagi lingkungan dan membuat masyarakat teredukasi untuk semakin peduli dengan isu lingkungan seperti membuang dan mengolah sampah menjadi barang bermanfaat.

Selain itu, hasil penjualan nantinya akan disumbangkan ke sekolah yang masih tertinggal agar anak-anak di pedalaman bersemangat untuk sekolah.


Mengenal Produk WN White Noise

Salah satu produk tas WN White Noise

Desain yang fasionabel dan modern ini dibuat oleh seorang anak muda berusia 22 tahun yang tidak taman sekolah dasar, tetapi memiliki keahlian untuk mendesain setelah belajar bersama Renny selama tujuh tahun.

Jenis tas yang di-launching WN White Noise berupa tas tote bag, sling bag maupun bagpack yang dihasilkan dari limbah botol plastik. Produk ini meluncurkan 10 model dengan tiga warna utama.

Range harga mulai dari Rp 398.000 berupa pouch hingga Rp 2.198.000 berupa bagpack multifungsi. Selama soft launching dan grand launching WN White Noise memberikan diskon sebesar 20% kepada para pembeli.

Bahannya yang waterproof mampu melindungi seisi tas. Jika tas terkena debu atau pasir, untuk membersihkannya cukup mengebas debu dan pasir tersebut atau mengelapnya dengan tisu basah.

Tas multifungsi ini memiliki beberapa bagian di dalamnya. Terdapat tempat untuk menyimpan laptop, tumbler dan layer untuk menyimpan barang lainnya. Tas ini juga dapat ditancamkan ke gagang koper. Sehingga, tidak hanya cocok untuk produktif saja tetapi juga untuk traveling.

Selain itu, terdapat fitur 3D Air Booster Pad yang menonjol pada bagian pengangan tas. Fitur ini memiliki fungsi untuk meringankan beban saat memakai tas dan menghindari sakit pada pundak.

Untuk mengecek harga dari produk WN White Noise cukup dengan menempelkan NFC handphone pada logo di tasnya. Nantinya akan muncul landing page berisi detail dan harga dari produk tersebut. Selain itu, dus bag terbuat dari olahan sampah botol plastik yang ramah lingkungan.


Kolaborasi dengan Yayasan SUKA Indonesia Mewujudkan Tujuan Sosialnya

Sesi QnA Launching WN White Noise

Selain berdampak positif untuk lingkungan, WN White Noise juga ingin berdampak untuk sosial. Salah satunya berkaitan dengan pendidikan anak-anak di pendalaman yang terbatas akses dan fasilitas sekolah.

Sebelum me-launching produk ini, Renny telah lebih dulu menyumbangkan 1000 tas WN White Noise kepada anak-anak di Sumba, NTT. Hal ini dapat terwujud karena kerja sama dengan Audrey selaku Kepala Yayasan Suka Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan.

Anak-anak di Sumba secara level pendidikan sangat jauh dari anak-anak di Jakarta dan cukup memperihatinkan.

Jarak dari satu rumah ke rumah yang lain cukup berjarak. Untuk berangkat dari rumah ke sekolah membutuhkan perjalanan yang jauh. Sehingga, lokasi sekolah dapat dikatakan kurang strategis untuk anak-anak datang ke sekolah.

Bagi orang tua di sana, seragam tidak menjadi prioritas. Mereka akan menggunakan seragam dari kakak atau saudaranya yang telah lulus.

“Jadi waktu dikasih tas gratis dari Renny dan WN White Noise anak-anak di sana merasa senang. Mereka jadi semangat buat ke sekolah karena dapat tas baru,” ujar Audrey.

Audrey juga berharap agar kedepannya kerja sama ini berjalan dengan baik. Hingga menjangkau sekolah-sekolah di suku pedalaman lainnya.


Tanggapan Pandawara Munculnya Brand Tas Daur Ulang Sampah

Sesi foto owner WN White Noise, Co-Founder Grebe, Kepala Yayasan SUKA Indonesia dan Pandawara

Selain tertarik dengan isu lingkungan, Pandawara juga berupaya untuk menjalankan enam program yang fokus pada satu masalah berkaitan dengan sampah. Enam program tersebut dijalankan dengan alasan mengapa banyak orang membuang sampah sembarangan.

Melalui kontennya Pandawara berupaya untuk mengubah cara pandang masyarakat yang membuang sampah sembarangan.

“Karena keresahan dengan masalah lingkungan yang sering banjir. Akhirnya coba bikin konten yang mengeduksi masyarakat tentang sampah. Harus jadi influencer yang berpengaruh buat orang yang menonton,” kata Rafly.

Pandawara juga memberikan pandangan positif terkait launching-nya produk tas yang diolah dari daur ulang sampah.

“Jadi satu-satunya brand yang konsen terhadap lingkungan. Dari barang-barang recycle ini bisa berdampak besar dan memberikan impact yang baik buat lingkungan,” pungkas Agung.

Infografis Jenis Sampah Daur Ulang. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya