Kisah Rasulullah Menangis hingga Bersender ke Pintu tatkala Ada Sahabat yang Baca Surah Al-Qur'an Ini

Surah Al-Qur'an tentang kiamat yang menjadikan Rasulullah menangis tatkala mendengarkan lantuanannya bukanlah surah al-Qiyamah

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Sep 2024, 00:30 WIB
Pengunjung menangis melihat serban Nabi Muhammad SAW saat Pameran Artefak Rasulullah dan Sahabat Nabi di Padepokan Welas Asih, Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (26/7/2020). Sebanyak 20 benda peninggalan Nabi Muhammad dan sahabatnya dipamerkan dalam acara ini. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Cilacap - Terdapat beberapa surah dalam Al-Qur’an yang secara spesifik menerangkan perihal hari kiamat. Satu di antaranya yang menggunakan kiamat menjadi nama surahnya yakni Surah al-Qiyamah.

Namun, surah Al-Qur'an tentang kiamat yang menjadikan Rasulullah menangis tatkala mendengarkan lantuanannya bukanlah surah al-Qiyamah.

Berdasarkan riwayat, kisah Rasulullah SAW menangis mendengarkan surah kiamah ini ketika Syekh Aidh Al Qarni dalam kitabnya yang cukup monumental yakni La Tahzan membandingkan kondisi sholat Subuh di masa Rasulullah SAW dengan sholat subuh di hari akhir.

Bagaimana kisah selengkapnya Rasulullah menangis saat mendengar surah tentang kiamat? Berikut ini ulasannya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Suasana Subuh di Era Rasulullah SAW

Umat muslim melaksanakan ibadah sholat berjamaah (Pexels/Kafeel Ahmed)

Menukil Republika, ulama besar penulis buku fenomenal La Tahzan, Syekh Aidh Al Qarni, membandingkan bagaimana perbedaan mencolok antara suasana subuh di masa Rasulullah SAW dengan di akhir zaman.

Suasana subuh di Kota Madinah era Rasulullah memiliki ciri khas yang unik dan syahdu, berbeda jauh dengan suasana subuh di mayoritas kota-kota Muslim saat ini. Syekh Aidh Al-Qarni dalam buku Sentuhan Spiritual menjelaskan, terdapat kisah yang dinukil dari para sahabat dan tabi’in. 

Konon jika ada orang berlalu melewati rumah-rumah para sahabat dan tabi’in di waktu subuh, maka terdengar gemuruh seperti suara lebah. Suara tersebut tidak lain berupa bacaan doa, tangisan, dan tartil Alquran. 

Inilah yang terjadi di Kota Madinah era Nabi Muhammad SAW. Syekh Aidh Al-Qarni pun lantas membandingkannya dengan suasana subuh yang terjadi di mayoritas kota-kota umat Muslim saat ini. 

Apakah umat Islam saat ini di waktu subuh tidak berhenti menangis, berdoa, dan membaca Alquran? Doa, tangisan, dan bacaan Alquran yang terwujud karena takut kepada Allah, menurut beliau, sekarang berganti dengan gemuruh suara musik, nyanyi-nyanyian, dan goyangan.


Rasulullah SAW Menangis Mendengar Lantunan Surah tentang Kiamat

Tepat di sebelah makam dan mimbar Rasulullah terdapat raudhah yang biasanya digunakan jemaah untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT.

Dari Abu Hatim bahwa Rasulullah pernah suatu malam berjalan untuk mencari tahu bagaimana para sahabatnya menjalankan sholat. Bagaimana mereka berdoa dan bagaimana mereka menangis. Hingga beliau mendengar seorang wanita tua membaca ayat Alquran sambil menangis. 

Wanita itu membaca Surah Al-Ghasiyah ayat 1 

هَلْ اَتٰىكَ حَدِيْثُ الْغَاشِيَةِۗ 

Hal atāka ḥadīṡul-gāsyiyah(ti). 

Sudahkah sampai kepadamu berita tentang al-Gāsyiyah (hari Kiamat yang menutupi kesadaran manusia dengan kedahsyatannya)? 

Wanita itu membaca berulang-ulang dan selalu menangis. Mendengar bacaan tersebut, Rasulullah hanya bisa menangis dan menyandarkan kepalanya di daun pintu rumahnya. 

Kemudian Nabi berkata, “Ya, telah datang kepadaku berita itu." Melalui kisah ini, Syekh Aidh Al-Qarni kemudian mencoba mengingatkan kembali kepada umat Islam saat ini, khususnya anak muda yang masih gagah perkasa

memiliki kesempatan dan kekuatan fisik, untuk tidak henti beribadah dan memohon pengampunan dari Allah SWT.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya