Jet Tempur F-16 Jatuh, Zelenskyy Pecat Komandan Angkatan Udara Ukraina

Dalam pernyataannya Zelenskyy menggarisbawahi bahwa Ukraina perlu memperkuat angkatan daratnya di tingkat komando.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 31 Agu 2024, 10:48 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (Dok. Instagram terverifikasi @zelenskiy_official)

Liputan6.com, Kyiv - Presiden Volodymyr Zelenskyy memecat komandan angkatan udara Ukraina pada hari Jumat (30/8/2024), empat hari setelah sebuah jet tempur F-16 yang diterima Ukraina dari mitra Barat-nya jatuh dan menewaskan pilotnya.

Perintah untuk memberhentikan Letnan Jenderal Mykola Oleshchuk dipublikasikan di situs web kepresidenan.

"Kita perlu melindungi orang-orang. Melindungi personel. Menjaga semua prajurit kita," kata Zelenskyy dalam pidato beberapa menit setelah perintah itu dipublikasikan, seperti dilansir kantor berita AP, Sabtu (31/8).

Kemudian staf umum angkatan darat mengumumkan bahwa Letnan Jenderal Anatolii Kryvonozhko diangkat sebagai penjabat komandan angkatan udara.

Pemecatan itu terjadi pada hari yang sama ketika Oleshchuk mengarahkan kritik pedas kepada seorang anggota parlemen yang merupakan wakil kepala komite pertahanan parlemen Ukraina atas klaimnya bahwa F-16 itu ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Patriot. 

Mariana Bezuhla mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya atas klaimnya dan menuntut hukuman bagi mereka yang bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.

Oleshchuk menuduh Bezuhla mencemarkan nama baik angkatan udara dan mendiskreditkan produsen senjata Amerika Serikat (AS) dan mengatakan bahwa dia berharap Mariana akan menghadapi konsekuensi hukum atas klaimnya.

"Kebenaran akan menang," tulis Bezuhla di platform media sosial X tak lama setelah perintah pemecatan diterbitkan.

Angkatan Udara Ukraina tidak secara langsung menyangkal bahwa F-16 itu terkena rudal Patriot.

"Pakar AS telah bergabung dengan penyelidikan Ukraina atas kecelakaan itu," sebut Angkatan Udara Ukraina.


Komitmen Uni Eropa

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy hari Minggu di lokasi rahasia memamerkan jet tempur F-16 baru yang tiba di Ukraina. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

F-16 adalah salah satu senjata yang dapat digunakan untuk menyerang pangkalan Rusia di belakang garis depan.

Oleshchuk mengatakan di Telegram bahwa "analisis terperinci" dilakukan untuk mengetahui mengapa jet F-16 jatuh pada hari Senin (26/8), ketika Rusia meluncurkan rudal dan serangan pesawat nirawak besar-besaran ke Ukraina.

"Kita harus memahami dengan saksama apa yang terjadi, apa situasinya, dan siapa yang bertanggung jawab," tulis Oleshchuk dalam unggahannya sesaat sebelum pemecatannya.

Kecelakaan itu merupakan kehilangan pertama F-16 yang dilaporkan di Ukraina, di mana pesawat tempur itu tiba pada akhir bulan lalu. Setidaknya enam pesawat diyakini telah dikirim oleh negara-negara Eropa.

Analis militer mengatakan pesawat-pesawat itu tidak akan mengubah permainan dalam perang, mengingat angkatan udara Rusia yang besar dan sistem pertahanan udaranya yang canggih. Namun, pejabat Ukraina menyambut baik jet supersonik itu, yang dapat membawa senjata modern yang digunakan oleh negara-negara NATO, karena menawarkan kesempatan untuk membalas superioritas udara Rusia.

Di darat, tentara Rusia dilaporkan membuat kemajuan yang lambat, namun bertahap dalam upayanya memasuki Ukraina timur. Sementara itu, pasukan Ukraina mempertahankan wilayah di Kursk, Rusia barat, pasca serangan baru-baru ini.

Dalam perkembangan lainnya, para menteri pertahanan Uni Eropa sepakat di Brussels untuk meningkatkan program pelatihan mereka bagi pasukan Ukraina.

"Hari ini para menteri sepakat menaikkan target menjadi 75.000, menambahkan 15.000 lagi pada akhir tahun," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell.

"Pelatihan harus dipersingkat dan disesuaikan dengan kebutuhan pelatihan Ukraina."

Borrell menambahkan bahwa Uni Eropa akan mendirikan "sel koordinasi dan penghubung" kecil di ibu kota Ukraina, Kyiv, untuk membuat upaya pelatihan lebih efektif.

Sejauh ini, 60.000 tentara telah melalui skema pelatihan, yang dilakukan di luar Ukraina.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya