Meraba Prospek Saham BREN dan BRIS Usai Masuk Large Cap Index FTSE

Dua saham Indonesia masuk ke indeks FTSE berkapitalisasi besar (Large Cap Index FTSE), yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Sep 2024, 15:00 WIB
Indeks Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russell kembali mengumumkan rebalancing indeks FTSE Global Equity Series 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russell kembali mengumumkan rebalancing indeks FTSE Global Equity Series 2024. Komposisi indeks terbaru akan berlaku per 20 September 2024 dan efektif pada 23 September 2024.

Namun, perubahan konstituen indeks tersebut masih dapat direvisi oleh FTSE hingga penutupan bursa pada 6 September 2024. Dua saham Indonesia berhasil masuk ke indeks FTSE berkapitalisasi besar (Large Cap Index FTSE), yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).

Pengamat Pasar Modal, Lanjar Nafi menjelaskan BREN beroperasi di sektor energi terbarukan. Sektor ini memiliki prospek pertumbuhan yang sangat baik mengingat peningkatan global dalam transisi menuju sumber energi berkelanjutan.

"Sepertinya hal tersebut yang membuat FTSE Global tertarik untuk memasukan saham BREN ke Indeks mereka. Biasanya saham yang masuk pada FTSE Global Equity Index akan di menambah minat investor global yang tentu berpotensi membuat harga sahamnya banyak diburu investor," kata Lanjar dalam pemberitaan Liputan6.com sebelumnya, dikutip Sabtu (31/8/2024).

Meskipun demikian, Lanjar mengatakan valuasi saham BREN bisa dibilang tidak murah, dibandingkan perusahaan sejenis pada industri renewable energy. Merujuk data Bursa, sahaM BREN bertengger pada posisi kedua sebagai emiten dengan kapitalisasi paling besar di BEI. Kapitalisasi pasar BREN tercatat sebesar Rp 1.157,25 triliun. Kapitalisasi pasar BREN hanya berada di bawah Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang tercatat sebesar Rp 1.253.98 triliun.

Sementara untuk saham BRIS, Analis Stocknow.id Abdul Haq Alfaruqy dalam risetnya memandang saham BRIS berpotensi dilirik asing. Di sisi lain, sinyal penurunan suku bunga pada sisa akhir tahun ini akan direspon positif oleh setiap negara. Di Indonesia, sentimen tersebut menjadi angin segar untuk sektor perbankan, teknologi, dan properti.

"BRIS masuk ke Indeks FTSE Large Cap yang telah diumumkan pada pekan lalu, sehingga potensi Inflow ke saham BRIS akan sangat besar," kata Abdul.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Saham BRIS dan BREN Masuk Indeks FTSE di Jajaran Emiten Kapitalisasi Besar

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, FTSE Russell mengumumkan perubahan susunan konstituen FTSE Global Equity Index termasuk Asia Pacific Ex Japan and China edisi September 2024. Pada daftar terbaru tersebut, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) masuk jajaran emiten kapitalisasi besar atau large cap.

Mengutip publikasi FTSE Global Equity Index Series, ditulis Sabtu (24/8/2024), saham BRIS masuk dari emiten jajaran kapitalisasi menengah menjadi besar, sedangkan saham BREN masuk ke emiten kapitalisasi besar.

Selain itu, FTSE juga mengeluarkan sejumlah emiten asal Indonesia dari jajaran kapitalisasi besar antara lain PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT GoTo Gojek Indonesia Tbk (GOTO), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT United Tractors Tbk (UNTR). 

FTSE memasukkan emiten asal Indonesia tersebut ke emiten jajaran kapitalisasi menengah yakni CPIN, GOTO, KLBF dan UNTR. FTSE pun mengeluarkan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dan PT Smartfren Tbk (FREN).

Selanjutnya FTSE juga memasukkan sejumlah emiten ke jajaran emiten kapitalisasi kecil antara lain PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bank jago Tbk (ARTO), PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY), dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO).

Selanjutnya ada sejumlah saham yang masuk emiten jajaran kapitalisasi mikro atau micro cap antara lain PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII),  PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO), PT Cardig Aero Services Tbk (CASS), dan PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE).

 


Emiten Lainnya

Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selanjutnya emiten yang masuk emiten kapitalisasi mikro yakni PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN), PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO), PT Temas Tbk (TMAS), dan PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL). Selain itu, ada 17 emiten yang keluar dari emiten jajaran kapitalisasi kecil.

Emiten itu antara lain PT Adira Finance Tbk (ADMF), PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT China Construction Bank Indonesia Tbk (MCOR), PT Budi Starch and Sweetener Tbk (BUDI).

Selanjutnya saham PT Bundamedik Tbk (BMHS), PT Delta Djakarta Tbk (DLTA), PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT), PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD).

Kemudian saham PT Jaya Real Property Tbk (JRPT), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Mahkota Group Tbk (MGRO), PT Samator Indo Gas Tbk (AGII), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), PT FKS Food Sejahtera Tbk (AISA), dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).


Kinerja IHSG pada 19-23 Agustus 2024

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meroket pada perdagangan 19-23 Agustus 2024. Analis menilai, penguatan IHSG ditopang harapan pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (24/8/2024), IHSG melonjak 1,51 persen ke posisi 7.544,29 pada 19-23 Agustus 2024 dari penutupan pekan lalu di posisi 7.432,09. IHSG juga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada pekan ini dalam tiga hari beruntun pada 19-21 Agustus 2024.

Kapitalisasi pasar bursa juga melonjak 1,75 persen menjadi Rp 12.779 triliun dari pekan lalu Rp 12.560 triliun. Investor asing mencatat aksi beli saham Rp 8,25 triliun selama sepekan. Pada pekan lalu, investor asing membukukan aksi beli saham Rp 2,94 triliun. Sepanjang 2024, investor asing mencetak aksi beli saham Rp 12,63 triliun.

Adapun pekan ini, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa dengan melambung 106,10 persen menjadi Rp 19,21 triliun dari pekan lalu sebesar Rp 9,32 triliun.

Selain itu, rata-rata volume transaksi harian bursa melonjak 17,65 persen menjadi 19,68 miliar saham dari 16,73 iliar saham pada pekan lalu. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa juga melambung 6,91 persen menjadi 1,09 juta kali dari 1,02 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Selama sepekan, mayoritas sektor saham menghijau. Sedangkan sektor saham basic materials atau barang baku susut 0,21 persen, sektor saham teknologi tergelincir 0,88 persen, sektor saham infrastruktur merosot 0,55 persen.

Sementara itu, sektor saham energi mendaki 1,07 persen, sektor saham industri meroket 3,92 persen, sektor saham consumer nonsiklikal mendaki 0,94 persen. Sektor saham consumer siklikal meroket 4,72 persen, dan catat penguatan terbesar pada pekan ini. Sektor saham perawatan kesehatan melambung 1,1 persen, sektor saham keuangan melejit 2,5 persen, sektor saham properti dan real estate meroket 1,56 persen serta sektor saham transportasi dan logistik bertambah 1,73 persen.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya