Liputan6.com, Jakarta - Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari dikenal masyarakat sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Namanya hingga sekarang masih terus dihormati. Bahkan, makamnya di area Pesantren Tebuireng, Jombang selalu diziarahi.
Dalam perjalanan menimba ilmunya, Mbah Hasyim pernah belajar ke berbagai guru dan pesantren. Salah satunya adalah Syaikhona Muhammad Kholil di Bangkalan.
Menurut penuturan KH Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq, Mbah Hasyim selama berguru ke Mbah Kholil Bangkalan tidak pernah ikut ngaji. Itu lantaran Kiai Hasyim lebih sering menjalankan perintah sang guru.
Baca Juga
Advertisement
Kendati begitu, berkat khidmah kepada guru dan ridha Allah, Mbah Hasyim menjadi ulama besar yang disegani. Tak hanya di Nusantara, namanya harum hingga luar negeri seperti Arab Saudi.
Ada satu kisah yang sering dituturkan oleh para guru mengenai Mbah Hasyim dan Mbah Kholil. Yakni saat Kiai Hasyim menggendong Nabi Khidir yang disaksikan oleh Mbah Kholil.
Begini kisahnya yang diceritakan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Qur'an (PPTQ) Asnawiyyah, Abi Cholilullah, dinukil dari Facebook PPTQ Asnawiyyah Pilangwetan, Ahad (1/9/2024).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Kedatangan Seorang Kakek Lumpuh
Sewaktu Kiai Hasyim menjadi santri Mbah Kholil di Bangkalan, ada seorang kakek-kakek yang sudah tua renta ingin bertemu dengan Mbah Kholil. Kakek yang sudah sepuh itu sudah tiba di pelataran kediaman Mbah Kholil. Dia berjalan ngesot kehujanan.
Mbah Kholil lantas mengutus santrinya untuk menjemput dan menggendong kakek tersebut.
“Siapa yang bersedia menggendongnya?" tanya Mbah Kholil kepada para santri.
Ada beberapa santri yang bersedia menggendong kakek tersebut, termasuk Kiai Hasyim. Mbah Kholil kemudian memilih Kiai Hasyim lantaran yang lebih responsif menjalankan perintah gurunya.
Singkat cerita, Mbah Hasyim pun menggendong kakek tersebut sampai dalam rumah Mbah Kholil. Kemudian perbincangan antara kakek tersebut dan Mbah Kholil terjadi.
Advertisement
Kakek Tersebut Ternyata Nabi Khidir
Setelah obrolannya selesai, Mbah Kholil kembali mengutus santrinya.
“Siapa yang mau mengantar ke rumahnya simbah iki?” tanya Mbah Kholil.
Kiai Hasyim pun kembali bersedia. “Nggih, kulo ingkang sanggup. Kulo anter dugi daleme simbah iki.”
Kakek tersebut pun digendong lagi oleh Kiai Hasyim. Kali ini menggendongnya lebih jauh karena mengantarkan ke rumahnya.
Saat Kiai Hasyim menggendong ke rumah kakek tersebut, Mbah Kholil mengatakan bahwa yang digendong oleh muridnya adalah Nabi Khidir.
Kisah ini juga termaktub dalam kitab Fiqhul Hikayat. Wallahu a’lam.