Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Senin (2/9/2024). IHSG diprediksi masih berpeluang menguat untuk menguji 7.743.
IHSG naik 0,57 persen ke posisi 7.670 disertai dengan munculnya volume pembelian pada perdagangan Jumat, 30 Agustus 2024.
Advertisement
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama IHSG masih mampu berada di atas 7.547 sebagai support, posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave (v) dari wave (i) dari wave 3.
“Hal tersebut berarti, IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji 7.743, tetapi apabila break support, arah IHSG akan menguji 7.371-7.460,” ujar Herditya dalam catatannya.
Herditya menuturkan, IHSG berada di level support 7.547,7.460 dan level resistance 7.715,7.743 pada perdagangan Senin pekan ini.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan rebound dari support garis moving average (MA)5 harian disertai volume.
Wafi menuturkan, IHSG meski berpeluang untuk kembali melakukan koreksi, tetapi selama di atas garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan melanjutkan fase bullish-nya.
“Namun, jika breakdown support garis MA5, IHSG berpeluang untuk menguji support garis MA20 untuk masuk ke fase sideways,” tutur dia.
Wafi menuturkan, range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.550-7.750.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas pada Senin pekan ini. IHSG akan berada di level support dan level resistance di 7.580-7.780.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia memilih saham PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA), PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), dan saham PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA).
Sedangkan Herditya memilih saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Indika Energy Tbk (INDY), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) - Buy on Weakness
Saham AKRA menguat 1,01% ke 1.495 disertai dengan munculnya volume pembelian, penguatannya pun mampu berada di atas MA20.
Herditya menuturkan, selama masih mampu bergerak di atas 1.445 sebagai stoplossnya, posisi AKRA saat ini diperkirakan berada di awal wave [iii] dari wave 3.
Buy on Weakness: 1.470-1.490
Target Price: 1.565, 1.625
Stoploss: below 1.445
2.PT Barito Pacific Tbk (BRPT) - Buy on Weakness
Saham BRPT menguat 0,44% ke 1.145 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami memperkirakan, posisi BRPT saat ini berada pada bagian dari wave e dari wave (b) pada pola triangle, sehingga BRPT rawan untuk berbalik terkoreksi," tutur dia.
Buy on Weakness: 1.045-1.115
Target Price: 1.270, 1.400
Stoploss: below 1.000
3.PT Indika Energy Tbk (INDY) - Buy on Weakness
Saham INDY terkoreksi 2,67% ke 1.460 dan masih didominasi oleh volume penjualan, koreksinya pun menembus MA20.
"Kami perkirakan, posisi INDY saat ini membentuk wave [ii] dari wave 3, sehingga INDY akan terkoreksi dahulu," ujar dia.
Buy on Weakness: 1.405-1.440
Target Price: 1.575, 1.680
Stoploss: below 1.330
4.PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) - Buy on Weakness
Saham MDKA terkoreksi 1,67% ke 2.360 disertai dengan adanya peningkatan volume penjualan, tetapi koreksinya tertahan oleh MA20. "Posisi MDKA saat ini diperkirakan berada di akhir wave (ii) dari wave [i] dari wave C," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 2.290-2.340
Target Price: 2.510, 2.640
Stoploss: below 2.250
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 30 Agustus 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan Jumat (30/8/2024). Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham menghijau.
Mengutip data RTI, IHSG melonjak 0,57 persen ke posisi 7.670,73. Indeks LQ45 melompat 0,25 persen. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau. Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.673,18 dan level terendah 7.616,34.
Sebanyak 310 saham menguat sehingga angkat IHSG. Namun, 274 saham melemah dan 207 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.137.957 kali dengan volume perdagangan 23,3 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 26,7 triliun. Investor asing beli saham Rp 11,20 triliun. Sepanjang 2024, aksi beli investor asing Rp 27,72 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.450.
Lonjakan transaksi harian itu seiring ada lompatan transaksi saham PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) yang mencapai Rp 10 triliun di pasar negosiasi. Harga saham FASW naik 64,69 persen ke posisi Rp 9.058 per saham di pasar negosiasi. Saham FASW ditransaksikan satu kali dengan volume perdagangan 11.020.692 saham. Harga saham FASW berada di level tertinggi dan terendah Rp 9.058 per saham.
Sementara itu, saham NETV melonjak 9,28 persen ke posisi Rp 106 per saham. Harga saham NETV dibuka naik 9 poin ke posisi Rp 106 per saham. Harga saham NETV berada di level tertinggi Rp 106 dan terendah Rp 106 per saham. Total frekuensi perdagangan 86 kali dengan volume perdagangan 268.757 saham. Nilai transaksi Rp 2,8 miliar.
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Lotus Andalan Sekuritas Indonesia menyebutkan, IHSG terus cetak rekor sepanjang Agusts 2024.
“Kami melihat ditopang oleh kondisi perekonomian yang stabil dan kinerja emiten yang berangsur terus membaik," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas Indonesia.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Pelaku pasar masih berfokus terhadap sentimen data global dengan banyak data ekonomi penting dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa, termasuk inflasi produsen di AS, inflasi di Euro Area dan tingkat pengangguran di Jerman. Data-data tersebut mengisi kekosongan sentimen domestik yang cenderung minim data pada akhir pekan ini.
Selain itu, fokus pelaku pasar tertuju terhadap data inflasi personal atau indeks harga konsumen (IHK) personal consumption expenditure (PCE) AS periode Juli 2024 juga akan dirilis pada malam ini waktu Indonesia.
Konsensus prediksi inflasi PCE AS pada bulan lalu tidak banyak berubah atau masih sama seperti pada Juni lalu yakni tumbuh 2,5 persen year on year (yoy) dan 0,2 persen month to monrh (mtm). Apabila sesuai estimasi, maka 'amunisi' The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya pada September mendatang cukup besar.
Advertisement