Lebih Inklusif, Museum Vredeburg Jogja Luncurkan Program Jebol Keran hingga Fasilitas Ramah Disabilitas

Apa itu program Jebol Keran yang baru diluncurkan Museum Benteng Vredeburg Jogja untuk memfasilitasi kaum disabilitas dan kelompok rentan lainnya?

oleh Dinny Mutiah diperbarui 02 Sep 2024, 08:03 WIB
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta mengundang kelompok disabilitas untuk berkunjung. (dok. IHA)

 

Liputan6.com, Jakarta - Museum Benteng Vredeburg berkomitmen menghadirkan ruang publik yang inklusif dan ramah bagi semua kelompok masyarakat. Untuk itu, pengelola museum yang berada di pusat Kota Yogyakarta itu meluncurkan program bertajuk Jebol Keran, singkatan dari Jemput Bola bagi Kelompok Rentan. Tujuannya untuk memudahkan akses kelompok rentan ke museum.

Program itu menawarkan penjemputan gratis dari sekolah atau tempat yang disepakati, tiket masuk tanpa biaya, pemanduan khusus di museum, dan pengantaran kembali ke sekolah. Inovasi layanan itu untuk memastikan bahwa kunjungan ke museum menjadi pengalaman yang menyenangkan dan berkesan.

Dilaksanakan sebulan sekali, program ini khusus ditujukan bagi kelompok rentan disabilitas dan lansia di wilayah Yogyakarta. Penanggung Jawab Unit Museum Benteng Vredeburg, M. Rosyid Ridlo, menjelaskan bahwa adanya fasilitas dan program yang inklusif merupakan bagian dari upaya Museum Benteng Vredeburg untuk terus relevan dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

"Kami ingin memastikan bahwa setiap orang, tanpa terkecuali, dapat menikmati Museum Benteng Vredeburg dengan pengalaman yang menyenangkan. Dengan menghadirkan fasilitas yang inklusif, kami berharap semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati rekreasi dan edukasi sejarah bangsa yang menyenangkan, aman, dan nyaman di museum," ujarnya, dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 30 Agustus 2024.

Untuk mendukung fasilitas dan program yang inklusif, Museum Vredeburg juga membekali seluruh pegawai museum dengan pelatihan sensitivitas disabilitas guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka dalam memberikan layanan yang lebih baik kepada pengunjung disabilitas. Pelatihan ini meliputi materi tentang empati, regulasi hak disabilitas, ragam disabilitas, serta teknik komunikasi dengan beragam jenis disabilitas, yang disampaikan oleh ahli di bidang pendidikan luar biasa. 


Fasilitas Ramah Disabilitas

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta mengundang kelompok disabilitas untuk berkunjung. (dok. IHA)

 

Pihak museum juga menyiagakan petugas berompi merah yang bertuliskan 'Sigap Keren'. Mereka bertugas membantu pengunjung dari kelompok rentan, tidak hanya kaum disabilitas, tetapi juga lansia, untuk memastikan bahwa mereka dapat menikmati seluruh fasilitas dengan aman dan nyaman.

"Ke depan, museum juga berencana mengadakan pelatihan bahasa isyarat untuk menghilangkan hambatan komunikasi dengan pengunjung disabilitas rungu/wicara," kata Rosyid. 

Sebelumnya, pihak museum menyediakan serangkaian fasilitas khusus yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan kaum disabilitas sebagai bagian dari revitalisasi. Salah satunya adalah parkir khusus yang dekat dengan pintu masuk. Tersedia pula toilet yang ramah disabilitas dan loket priroitas yang memastikan kemudahan akses. Bagi kelompok tuna netra, tersedia jalur pemandu (guiding block) dan jalur landai yang memungkinkan mobilitas lebih mudah di seluruh area museum. 

Museum juga menyediakan alat bantu mobilitas seperti kursi roda, tongkat, kruk, dan buggy car untuk memastikan bahwa setiap sudut museum dapat diakses oleh semua orang. Untuk memfasilitasi komunikasi, tersedia berbagai alat seperti kaca pembesar, teknologi speech to text dan text to speech, buku panduan berhuruf braille, TOA (pengeras suara), serta miniboard yang memudahkan pengunjung untuk mendapatkan informasi dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan mereka.


Inklusivitas Berlaku Global

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta mengundang kelompok disabilitas untuk berkunjung. (dok. IHA)

Museum ini juga menyediakan ruang anak, ruang laktasi, dan ruang tenang, yang dirancang untuk memastikan kenyamanan bagi keluarga dan individu yang membutuhkan waktu beristirahat selama berkunjung. Itu merupakan bagian dari wujud komitmen museum yang bernaung di bawah Indonesian Heritage Agency (IHA) untuk menciptakan ruang publik yang inklusif bagi semua kelompok masyarakat.

"Inklusivitas merupakan aspek penting dalam kehidupan bermasyarakat. International Council of Museums (ICOM) menekankan peningkatan aksesibilitas di museum-museum dunia sebagai upaya menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, melihat hal tersebut," kata Plt. Kepala Indonesian Heritage Agency, Ahmad Mahendra.

Ia menambahkan bahwa inklusivitas juga merupakan wujud konsep reimajinasi museum, khususnya pilar redesigning melalui upaya revitalisasi museum yang sudah berjalan di Museum Benteng Vredeburg. Di samping itu, inklusivitas merupakan bagian pilar reprogramming dengan menghadirkan program publik museum yang menyenangkan dan dapat dinikmati oleh seluruh kalangan.

Per 19 Juli 2024, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta menaikkan harga tiket masuk mulai dari Rp10 ribu per orang. Diberlakukan juga tarif nol rupiah bagi penyandang disabilitas, tamu negara, yatim piatu, lansia, masyarakat kurang mampu secara ekonomi, maupun yang ditetapkan oleh Mendikbud Ristek.

 


Jadi Lokasi Konser Kamardikan 2024

Yogyakarta Royal Orchestra (YRO) akan meriahkan Maritime Awards 2022. (Foto: dok. Istimewa)

Tidak hanya untuk mempelajari sejarah, Museum Vredeburg juga terbuka untuk berbagai event, termasuk menggelar Konser Kamardikan 2024 pada Sabtu, 24 Agustus 2024, pukul 19.00 WIB. KPH Notonegoro penghageng Kawedanan Kridhamardawa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang menaungi Yogyakarta Royal Orchestra mengatakan setidaknya 1100 penonton yang reservasi secara gratis menjadi saksi mata.

"Kami berkomitmen menghadirkan konser yang inklusif dan dapat disaksikan oleh seluruh kalangan masyarakat. Untuk itu, konser kami sebagian besar dan seringnya diselenggarakan gratis, tidak berbayar. Belajar dari proses reservasi di konser-konser sebelumnya, kami coba terapkan serangkaian skema dan tahapan reservasi serta menggandeng pihak ketiga untuk menghadirkan model reservasi yang sekiranya bisa adil dan merata," ungkapnya.

Konser Kamardikan 2024 itu merupakan Konser Kamardikan ketiga dalam sejarah Yogyakarta Royal Orchestra. Dua Konser Kamardikan sebelumnya, yakni pada 2022 dan 2023, diselenggarakan di Kagungan Dalem Regol Brajanala Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

"Kami memilih Museum Benteng Vredeburg sesuai Dhawuh Dalem dari Ngarsa Dalem langsung, sekaligus melihat bahwa Benteng Vredeburg ini pas dengan tema Konser Kamardikan yang menghadirkan lagu-lagu bertema perjuangan dan mengenang jasa para pahlawan dalam memerdekakan Indonesia," sambung KPH Notonegoro.

Animo masyarakat melihat Konser Kamardikan 2024 secara gratis ini begitu tinggi. Reservasi yang digelar bekerja sama dengan platform TipTip.id pun diserbu lebih dari 3000 calon penonton yang berebut kuota dalam sekali sesi reservasi dari yang tersedia hanya di angka 1100 saja.  

Hari Museum Internasional

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya