4 Misi Khusus Kunjungan Paus Fransiskus ke Asia Pasifik

Paus Fransiskus akan melawat ke Asia Pasifik pada 2-13 September 2024. Indonesia akan menjadi negara pertama yang dikunjunginya.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 02 Sep 2024, 19:10 WIB
Ini menjadi perjalanan terjauh bagi Paus Fransiskus dalam masa kepausannya di usia 87 tahun. (Yasuyoshi CHIBA/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan ke empat negara di Asia Pasifik pada 2-13 September 2024.

Ini akan menjadi perjalanan terpanjang dan terjauh selama masa kepausannya, sekaligus cukup berbeda lantaran Paus Fransiskus biasanya hanya mengunjungi dua hingga tiga negara dalam satu perjalanan.

Paus Fransiskus yang akan berusia 88 tahun pada Desember mendatang akan melakukan perjalanan panjang, baik dalam hal jarak tempuh maupun lama perjalanan. Ini merupakan pencapaian besar baginya, di mana ia diketahui mengalami sejumlah masalah kesehatan dalam beberapa waktu terakhir, bahkan hingga harus membatalkan perjalanannya ke Dubai pada November 2023 untuk menghadiri KTT COP28 di menit-menit terakhir.

Kendati demikian, Paus Fransiskus tetap melanjutkan perjalanan jauh ke Asia Pasifik, yang awalnya direncanakan untuk tahun 2020 tetapi tertunda karena pandemi COVID-19.

Perjalanan ini mengingatkan umat Katolik pada kunjungan Paus Yohanes Paulus II yang berkunjung ke Indonesia, pada 9-13 Oktober 1989, termasuk ke Timor Timor yang waktu itu masih merupakan bagian dari Tanah Air.

Dengan menelusuri jejak Paus Yohanes Paulus II, Paus Fransiskus menegaskan kembali pentingnya wilayah Asia bagi Gereja Katolik, karena Asia merupakan salah satu dari sedikit tempat di mana gereja bertumbuh dalam hal jumlah umat beriman yang dibaptis serta panggilan beriman.

Ia juga menyoroti Asia, sebagai kawasan yang kompleks, mewujudkan sejumlah prioritas utamanya sebagai paus seperti dialog antaragama dan antarbudaya, kepedulian terhadap lingkungan, dan desakan pada komponen spiritual dari pembangunan ekonomi.

Dilansir Euro News, Senin (2/9/2024), berikut adalah sejumlah agenda utama Paus Fransiskus saat mengunjungi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste dan Singapura:


1. Indonesia

Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan selama 12 hari ke sejumlah negara, diantaranya Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste dan Singapura. Perjalanan ini memakan waktu 43 jam penerbangan dengan jarak tempuh 32.000 kilometer (hampir 20.000 mil). (Yasuyoshi CHIBA/AFP)

Dalam kunjungannya ke Indonesia, Paus Fransiskus dijadwalkan akan mengunjungi Masjid Istiqlal. Di sana, ia akan diterima oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dan keduanya akan menyusuri "Terowongan Persahabatan", yakni terowongan sepanjang 28,3 meter yang menghubungan masjid dengan Gereja Katedral. Terowongan itu dibangun pemerintah pada tahun 2020 sebagai simbol kerukunan beragama.

Paus Fransiskus telah menjadikan peningkatan hubungan antara umat Kristiani dan Muslim sebagai prioritas.

Ia juga sering menggunakan perjalanannya ke luar negeri untuk mempromosikan perdamaian dan toleransi dengan para pemimpin agama, serta menjauhi kekerasan atas nama agama.


2. Papua Nugini

Paus Fransiskus menyampaikan pesan saat memimpin Misa Malam Paskah di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Sabtu (11/4/2020). Paus mengatakan bahwa ketakutan orang-orang saat ini sama seperti ketakutan para pengikut Yesus sehari usai diri-Nya disalibkan. (Remo Casilli/Pool Photo via AP)

Paus Fransiskus terpilih menjadi paus pada tahun 2013, sebagian besar karena pidatonya di hadapan para cardinal, di mana ia mengatakan bahwa Gereja Katolik perlu menjangkau mereka "di pinggiran" yang paling memerlukan penghiburan Tuhan.

Ketika Paus Fransiskus melakukan perjalanan jauh ke dalam hutan Papua Nugini, ia memenuhi salah satu syarat sebagai calon paus. Ia melakukan perjalanan ke Vanimo, kota pesisir utara di pulau utama Papua Nugini, yang terpencil dan dilanda kemiskinan.

Dalam kunjungan ke Papua Nugini tahun ini, Paus Fransiskus akan bertemu dengan para misionaris dari negara asalnya Argentina, yang berupaya membawa iman Kristiani kepada masyarakat yang sebagian besar merupakan suku yang masih mempraktikkan tradisi pagan di samping iman Katolik.


3. Timor Leste

Warga berjalan di depan layar Light Emitting Diode (LED) yang bertuliskan ucapan selamat datang Pope Francis di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (1/9/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketika Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Timor Timur pada tahun 1989, ia berusaha menghibur umat Katolik di sana yang mengalami penindasan selama 15 tahun.

"Selama bertahun-tahun, Anda telah mengalami kehancuran dan kematian sebagai akibat dari konflik; Anda telah tahu apa artinya menjadi korban kebencian dan perjuangan," kata Paus Yohanes Paulus II kepada umat beriman selama Misa di tepi pantai di Tasi-Toli, dekat Dili.

"Saya berdoa agar mereka yang bertanggung jawab atas kehidupan di Timor Timur akan bertindak dengan kebijaksanaan dan niat baik terhadap semua orang, saat mereka mencari penyelesaian yang adil dan damai atas kesulitan-kesulitan yang ada," katanya, merujuk kepada Indonesia.

Paus Fransiskus akan benar-benar mengikuti jejak Yohanes Paulus ketika ia memimpin misa di lapangan terbuka tepi pantai yang sama dengan liturgi pada tahun 1989, yang oleh sebagian orang dianggap sebagai tanggal penting dalam kemerdekaan Timor Timur.

Kunjungannya ke Timor Leste turut dibayangi kasus dugaan pelecehan seksual oleh Uskup Timor Leste Carlos Ximenes Filipe Belo.

 


4. Singapura

Paus Fransiskus berdoa saat merayakan Misa Malam Natal, di Basilika Santo Petrus, di Vatikan, Jumat (24/12/2021). Paus Fransiskus merayakan Misa Malam Natal di hadapan sekitar 1.500 orang di Basilika Santo Petrus. (AP Photo/Alessandra Tarantino)

Paus Fransiskus telah menggunakan sejumlah perjalanannya ke luar negeri untuk mengirim pesan khusus bagi Tiongkok, baik berupa ucapan langsung saat ia terbang melintasi wilayah udara Tiongkok atau isyarat penghargaan, persahabatan, dan persaudaraan yang tidak langsung kepada orang-orang Tiongkok saat berada di dekatnya.

Kunjungannya ke Singapura akan memberi kesempatan lain untuk menjangkau Beijing, saat Vatikan berupaya meningkatkan hubungan demi sekitar 12 juta umat Katolik di Tiongkok.

"Mereka adalah umat beriman, yang telah melewati banyak hal dan tetap beriman," kata Paus Fransiskus kepada ordo Jesuitnya di Provinsi Tiongkok dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

Kunjungan tersebut dilakukan sebulan sebelum Vatikan akan memperbarui perjanjian penting tahun 2018 yang mengatur penunjukan uskup.

Infografis Penodaan Agama (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya