Hari Terakhir Operasional, Bank Commonwealth Pamit

Merger ini Bank Commonwealth dengan OCBC NISP ini merupakan langkah strategis yang dilakukan oleh OCBC untuk terus tumbuh menjadi Bank swasta terkemuka di Indonesia.

oleh Satrya Bima Pramudatama diperbarui 02 Sep 2024, 12:00 WIB
PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) hari ini mengumumkan penggabungan usaha (merger) dengan PT Bank Commonwealth (PTBC). (Dok OCBC)

Liputan6.com, Jakarta PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) mengumumkan penggabungan usaha (merger) dengan PT Bank Commonwealth (PTBC). Hal ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung di OCBC Tower, Jakarta, Jumat, 2 Agustus 2024.

Selanjutnya melalui postingan resmi dari akun twitter @CommBank_ID, dikutip Senin (2/9/2024), Bank Commonwealth menyampaikan bahwa mulai 31 agustus 2024 menandai hari terakhir aktivitas operasional PT Bank Commonwealth (PTBC) karena telah mencapai tahap akhir penggabungan dengan PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC).

Penggabungan ini telah disetujui oleh Regulator. Dengan demikian, pada 1 september 2024, Bank Commonwealth akan bergabung ke dalam OCBC.

"Terima kasih telah menjadi nasabah setia Bank Commonwealth yang berdiri di Indonesia sejak tahun 1992. Kami menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya atas dukungan dan kepercayaan Anda kepada kami selama ini," tulis akun Bank Commonwealth.

Selain itu, akun ini juga menegaskan bahwa seluruh produk dan layanan Bank Commonwealth akan beralih menjadi produk dan layanan OCBC, mengikuti seluruh syarat dan ketentuan yang berlaku di OCBC.

Presiden Direktur OCBC, Parwati Surjaudaja mengatakan, merger ini merupakan langkah strategis yang dilakukan oleh OCBC untuk terus tumbuh menjadi Bank swasta terkemuka di Indonesia. Merger ini juga mencerminkan komitmen dalam peningkatan layanan Nasabah dan pemanfaatan peluang yang ada di pasar perbankan nasional.

Sinergi

”Kami percaya penggabungan ini akan membawa sinergi. Dengan menyatukan kekuatan yang dimiliki, OCBC siap melayani basis nasabah yang lebih luas dengan solusi perbankan yang lebih komprehensif,” kata Parwati dalam keterangan resmi, Jumat (2/8/2024). 

Parwati menambahkan, merger ini juga diharapkan dapat memperluas akses bagi nasabah PTBC terhadap jaringan luas dan kapabilitas OCBC di kawasan ASEAN, Greater China, dan wilayah lainnya, terutama dalam layanan corporate banking.

Adapun integrasi nasabah ritel dan UKM PTBC akan menguatkan posisi pasar OCBC, memperbesar portfolio, dan mengukuhkan OCBC menjadi salah satu bank swasta terdepan di Indonesia.

Dalam RUPSLB membahas Persetujuan Penggabungan PTBC dengan OCBC, di mana OCBC akan menjadi bank penerima Penggabungan, termasuk menyetujui Rancangan Penggabungan dan Konsep Akta Penggabungan.

Kemudian, persetujuan Pengkinian Rencana Resolusi sehubungan dengan telah dilaksanakan pengambilalihan PTBC oleh OCBC. Selanjutnya juga membahas Perubahan Anggaran Dasar OCBC dalam rangka menyesuaikan dengan peraturan OJK tentang Penerapan Tata Kelola Syariah. 


OCBC Cetak Laba Rp 1,17 Triliun di Kuartal I 2024

Bank OCBC NISP secara resmi telah meluncurkan ‘OCBC’ sebagai merek dan logo terbaru bank tersebut pada Selasa, 14 November 2023 di Jakarta. (Amira Fatimatuz Zahra/Liputan6.com)

Sebelumnya, PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) laporan kinerja kuartal I 2024. Di tiga bulan pertama tahun ini,  OCBC kembali mencatatkan kinerja yang positif dengan laba bersih yang naik 13% menjadi Rp 1,17 triliun, dibandingkan Rp 1,03 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

"Di kuartal pertama ini, kami juga mencatatkan total aset yang meningkat 5% YoY menjadi Rp252,4 triliun," jelas Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja dalam keterangan tertulis, Kamis (2/5/2024). 

Laba sebelum pajak OCBC meningkat 13% Year on Year (YoY) menjadi Rp1,48 triliun, dengan Return on Equity (ROE) meningkat menjadi 13%. Selain itu, kondisi likuiditas Bank juga tercatat sehat dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 228,3%, di atas ketentuan regulator.

Kinerja positif OCBC di kuartal pertama 2024 didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 6% YoY dan penurunan beban cadangan kerugian penurunan nilai sebesar 96% YoY seiring dengan membaiknya kualitas aset akibat pulihnya aktivitas ekonomi.

“Kami senantiasa optimis dan mendorong pertumbuhan serta layanan yang komprehensif di setiap segmen bisnis, dengan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian," tambah Parwati.

Total penyaluran kredit di OCBC meningkat sebesar 11% YoY pada kuartal 1 2024, yang terutama didorong oleh pertumbuhan pada kredit perbankan ritel sebesar 13% dan kredit perbankan bisnis sebesar 10%. Penyaluran KPR mencatat kenaikan sebesar 16% YoY, termasuk didukung oleh KPR Easy Start & KPR Kendali, produk unggulan OCBC dalam kredit pemilikan rumah. 


Kredit Bermasalah

Sejalan dengan komitmen OCBC untuk tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit, NPL gross berada pada level 1,8% sementara NPL net berada di level 0,6%, di mana keduanya mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

DPK OCBC tumbuh sebesar 7% YoY pada posisi akhir Maret 2024 dengan komposisi CASA sebesar 56,6% dibandingkan total DPK.

Jumlah transaksi OCBC melalui e-channel berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 58% YoY. Selain itu, jumlah pengguna aktif individu internet banking dan OCBC Mobile meningkat sebesar 28% YoY. Untuk nasabah korporasi, terdapat peningkatan jumlah pengguna sebesar 22% YoY dan peningkatan jumlah transaksi di OCBC Business sebesar 32% YoY.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya