Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabunga (IHSG) bertahan di posisi 7.700 Senin (2/9/2024) usai rilis deflasi Agustus 2024.
Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,43 persen ke posisi 7.704,01. Indeks LQ45 bertambah 0,88 persen ke posisi 952,81. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau. Pada sesi pertama perdagangan saham, IHSG berada di level tertinggi 7.726,18 dan level terendah 7.669,92. Sebanyak 344 saham menguat sehingga angkat IHSG. 229 saham melemah dan 213 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 762.513 kali dengan volume perdagangan 10 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.533.
Pada sesi pertama, saham PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) melonjak 0,74 persen ke posisi Rp 680 per saham. Harga saham POWR dibuka stagnan di posisi Rp 675 per saham. Harga saham POWR berada di level tertinggi Rp 680 dan level terendah Rp 670 per saham. Total frekuensi perdagangan 265 kali dengan volume perdagangan 7.394 kali dengan volume perdagangan 799,7 juta saham.
Saham DOSS merosot 2,8 persen ke posisi Rp 208 per saham. Saham DOSS dibuka stagnan di posisi Rp 214. Harga saham DOSS berada di level tertinggi Rp 222 dan level terendah Rp 204 per saham. Total frekuensi perdagangan 996 kali dengan volume perdagangan 65.672 saham. Nilai transaksi Rp 1,4 miliar.
Mayoritas sektor saham melonjak kecuali sektor saham siklikal susut 1,9 persen. Sektor saham energi bertambah 0,82 persen, sektor saham basic mendaki 0,25 persen, sektor saham industri menguat 0,63 persen dan sektor saham nonsiklikal melesat 0,57 persen.
Selain itu, sektor saham kesehatan mendaki 0,38 persen, sektor saham keuangan melesat 0,60 persen.
Kemudian sektor saham properti naik 0,12 persen, sektor saham teknologi menanjak 0,16 persen, sektor saham infrastruktur melesat 1,43 persen dan sektor saham transportasi melambung 0,82 persen.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham PGLI melonjak 34,40 persen
- Saham LUCK melonjak 25,40 persen
- Saham ITMA melonjak 20,72 persen
- Saham WIKA melonjak 20 persen
- Saham WTON melonjak 17,59 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham GULA merosot 20 persen
- Saham OBMD merosot 15,15 persen
- Saham HADE merosot 12,50 persen
- Saham BDKR merosot 11,17 persen
- Saham PADI merosot 11,11 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 377,8 miliar
- Saham WIKA senilai Rp 266,5 miliar
- Saham BREN senilai Rp 263,7 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 222,1 miliar
- Saham ASII senilai Rp 219,7 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham WIKA tercatat 37.300 kali
- Saham AYAM tercatat 25.029 kali
- Saham AGRS tercatat 17.561 kali
- Saham PTPP tercatat 16.891 kali
- Saham PPRE tercatat 16.707 kali
Advertisement
Indonesia Deflasi 0,03% pada Agustus 2024, Sudah 4 Bulan sejak Mei
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi deflasi 0,03 persen secara bulanan atau month on month (MoM) pada Agustus 2024. Ini merupakan deflasi keempat pada tahun ini dan berlangsung berturut-turut.
"Pada Agustus 2024 terjadi deflasi 0,03 persen secara bulanan atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustus 2024," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers di Gedung BPD Pusat, Jakarta, Senin (2/9/2024).
Jika dihitung secara tahun ke tahun atau year on year (yoy) tercatat masih terjadi inflasi 2,12 persen. Sedangkan, jika dihitung secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 0,87 persen.
Deflasi Agustus 2024 ini lebih rendah dibandingkan Juli 2024. Deflasi ini merupakan keempat kalinya pada 2024. Deflasi terjadi sejak Mei hingga Agustus.
Kelompok pengeluaran terbesar pada Agustus 2024 adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,52 persen. Kelompok pengeluaran tersebut memberikan andil deflasi sebesar 0,15 persen.
Di sisi lain, terdapat komoditas yang memberikan andil inflasi pada Agustus 2024. Diantaranya adalah bensin dan cabai rawit dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,03 persen.
"Kemudian kopi bubuk dan emas perhiasan dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,02 persen, kemudian juga beras dan sigaret kretek mesin atau SKM dan ketimun memberikan andil inflasi masing-masing 0,01 persen," imbuh Pudji.
BPS mencatat, kelompok pendidikan juga memberikan andil inflasi sebesar 0,04 persen atau mengalami inflasi sebesar 0,65 persen. Secara spesifik, biaya sekolah dasar (SD) kemudian biaya kuliah atau perguruan tinggi, biaya Sekolah Menengah Pertama (SMP) memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen.
BPS: Indonesia Deflasi 0,18 Persen di Juli 2024
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya deflasi secara bulanan dari Juni 2024 ke Juli 2024. Besaran deflasi tercatat sebesar 0,18 persen di Juli 2024.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan deflasi ini diakibatkan oleh penurunan indeks harga konsumen dari bulan sebelumnya.
"Pada Juli 2024 terjadi deflasi sebesar 0,18 persen secara bulanan atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 106,28 pada Juni 2024 menjadi 106,09 pada Juli 2024," kata Amalia dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Dia juga mencatat, angka deflasi ini lebih dalam ketimbang deflasi pada Mei dan Juni 2024 lalu. Ini menjadikan deflasi ketiga selama 2024 ini.
"Deflasi bulan Juli 2024 ini lebih dalam dibandingkan Juni 2024 dan merupakan deflasi ketiga pada 2024," ungkapnya.
Sementara itu, jika dilihat secara tahunan, Juli 2024 ini mengalami inflasi 2,13 persen dari Juli 2023 lalu.
"Sementara itu secaya year on year terjadi inflasi 2,13 persen dan secara tahun kalender year to date terjadi inflasi sebesar 0,89 persen," paparnya.
Advertisement