Liputan6.com, Banyuwangi - Pemkab Banyuwangi melakukan sejumlah antisipasi penyebaran wabah Monkeypox (Mpox) dengan memperketat pengawasan di pelabuhan dan bandara. Terlebih lagi ajang internasional Indonesia-Africa Forum (IAF) tengah digelar di Bali 1-3 September 2024.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Amir Hidayat menyatakan, hingga saat ini, kasus Mpox di Banyuwangi masih nol. Namun, Pemkab Banyuwangi telah melakukan antisipasi dengan memberikan edaran kewaspadaan kepada rumah sakit dan Puskesmas, meningkatkan Surveilans dan memperketat pengawasan seperti cek suhu tubuh, mengisi Electronic Health Alert Card (e-hac), sebagai upaya pencegahan di pintu masuk ke Banyuwangi seperti di Bandara Banyuwangi dan Pelabuhan Ketapang.
Advertisement
“Sejak 22 Agustus, kami telah meningkatkan Surveilans, perketat pengawasan seperti cek suhu tubuh dan upaya pencegahan lain di pintu masuk Banyuwangi seperti Bandara dan Pelabuhan,” kata dia, Senin(1/9/2024).
Dinkes Banyuwangi juga meningkatkan kapasitas dan penguatan jejaring faskes untuk mendeteksi dini Mpox dengan melakukan Tes PCR untuk mengetahui virus.
"Kami juga melakukan pengecekan, dan Surveilans kasus, itu harus dilaporkan. Nah, itu akan kita tindak lanjuti agar penanganannya lebih cepat," ujarnya.
Amir menyampaikan, masyarakat khususnya Banyuwangi harus waspada namun tidak perlu panik, pasalnya virus Mpox yang masuk ke Indonesia merupakan varian clade 2b yang lebih ringan dibandingkan virus di Afrika dengan case fatality 0,01 atau tingkat kesembuhan 99 persen.
“Sejak tahun 2022 tercatat ada 88 kasus Mpox di Indonesia. Tahun 2023 sebanyak 74 kasus dan 14 kasus di 2024 di Jatim sendiri ada 3 kasus Mpox,” jelas Amir.
Meski demikian Amir menyampaikan, masyarakat wajib tahu terkait penyakit yang disebut cacar monyet ini. Diterangkan, penyakit Mpox saat ini berpusat di Negara Republik Demokratik Kongo. Adapun penyakit ini menular dengan cara kontak langsung, bisa melalui cairan tubuh seperti air liur, darah dan Droplet.
“Ditularkan oleh virus, hati-hati dengan benda yang terkontaminasi oleh pengidap jangan sampai terkena bagian tubuh yang luka atau lesi, hindari seks bebas karena beresiko, terutama Lelaki Seks Lelaki (LSL),” terangnya.
Gejala Mpox
Adapun gejala untuk mengetahui Mpox di antaranya, demam, batuk, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening, serta ruam seperti cacar seluruh kulit yang bisa menyebar.
Sebagai upaya pencegahan secara pribadi, Amir meminta masyarakat agar menggunakan masker, menjaga etika batuk, menghindari kontak langsung pengidap, cuci tangan dengan air mengalir dan jaga kebersihan.
“Hingga saat ini obatnya belum ada, dan Kemenkes masih mendapat 1000 vaksin dari Denmark. Vaksin akan diprioritaskan pada kelompok beresiko, kontak langsung, LSL, petugas kesehatan dan petugas lab yang memeriksa Mpox,” ucapnya.
“Dan Bali juga mendapat prioritas karena adanya agenda IAF,” imbuh Amir.
Advertisement