Paus Beluga Diduga Mata-mata Rusia Ditemukan Mati Mendadak di Perairan Norwegia

Kematian paus beluga yang diduga mata-mata Rusia itu menimbulkan kesedihan bagi banyak pihak.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 02 Sep 2024, 16:13 WIB
Hvaldimir, paus beluga. (dok. Instagram @onewhaleorg/https://www.instagram.com/p/CsUVaq4yRbW/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Seeoko paus beluga yang diduga menjadi mata-mata Rusia ditemukan mati, menurut lembaga swadaya masyarakat yang selama ini memonitor mamalia air tersebut. Tubuh Hvaldimir, nama paus tersebut, ditemukan mengambang di laut oleh sepasang ayah dan anak yang sedang memancing di selatan Norwegian pada akhir pekan lalu.

"Selama lebih dari lima tahun terakhir, dia (Hvaldimir) telah menyentuh hidup puluhan ribu orang, menyatukan orang-orang yang kagum pada keajaiban alam. Kehadirannya mengajarkan kita tentang pentingnya konservasi laut, dan dengan melakukan hal tersebut, dia juga mengajarkan kita lebih banyak tentang diri kita sendiri," kata Marine Mind, LSM yang memantau beluga ini selama lima tahun terakhir, di akun Instagramnya, @marinemind_org, 1 September 2024.

Nama Hvaldimir merupakan kombinasi dari lumba-lumba dalam bahasa Norwegia dan Vladimir Putin, nama presiden Rusia. Ia ditemukan mengenakan tali pengaman yang tampak seperti dudukan kamera kecil ketika ia pertama kali ditemukan pada 2019 di dekat pulau Ingoya di utara Norwegia, sekitar 300 km dari perbatasan maritim Rusia.

Tali pengamannya dicap dengan "peralatan St Petersburg" dalam bahasa Inggris. Paus tersebut sangat tertarik pada manusia dan merespons isyarat tangan, sehingga membuat badan intelijen dalam negeri Norwegia berasumsi bahwa ia digunakan Rusia sebagai bagian dari program penelitian sebelum menyeberang ke perairan Norwegia. Meski begitu, Moskow tidak pernah menanggapi tuduhan terhadap Hvaldimir.

 


Penyebab Kematian Masih Misteri

Hvaldimir, paus beluga. (dok. Instagram @onewhaleorg/https://www.instagram.com/p/Cr7LfeosP3T/Dinny Mutiah)

"Ini benar-benar mengerikan," kata ahli biologi kelautan Sebastian Strand, yang bekerja dengan Marine Mind, kepada NRK, dikutip dari Channel News Asia. "Dia nampaknya dalam kondisi baik pada (Jumat), jadi kita harus mencari tahu apa yang mungkin terjadi di sini."

Tidak ada luka luar besar yang terlihat pada hewan tersebut dan belum jelas apa yang menyebabkan kematiannya, tambahnya. Pihak Marine Mind juga menyatakan akan melakukan nekropsi untuk menentukan penyebab kematiannya yang disebut dini.

"Hvaldimir menjembatani kesenjangan antara manusia dan hewan liar dengan cara yang hanya bisa dilakukan oleh sedikit orang. Dia istimewa bagi banyak orang, meninggalkan kesan abadi pada semua orang yang berkesempatan untuk bertemu dengannya. Beristirahatlah dengan tenang, Hvaldimir. Kamu akan sangat dirindukan, tetapi tidak akan pernah dilupakan," tulis Marine Mind lagi.

Sebelum mati, Hvaldimir kerap ditemukan di dekat perairan padat penduduk di Norwegia. Salah satunya pada Mei 2023 yang memicu peringatan dari Direktur Direktorat Perikanan Norwegia Frank Bakke-Jensen yang memeringatkan warga pada Rabu, 25 Mei 2023, agar 'menghindari kontak' dengan Hvaldimir.


Risiko Terluka karena Kontak dengan Manusia

Hvaldimir, paus beluga. (dok. Instagram @onewhaleorg/https://www.instagram.com/p/CrYqsB-BZa3/Dinny Mutiah)

Bukan alasan menghindari spionase, melainkan larangan dibuat untuk 'keselamatan hewan tersebut', meskipun dia 'jinak dan terbiasa berada di sekitar orang'. "Kami terutama mendorong orang-orang di kapal untuk menjaga jarak agar paus tidak terluka atau, dalam kasus terburuk, terbunuh oleh lalu lintas kapal," kata Bakke-Jensen.

Mamalia air itu dilaporkan 'menderita luka ringan, terutama akibat kontak dengan perahu'. "Risiko paus terluka karena kontak manusia menjadi jauh lebih besar," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.

Mengutip laporan terbaru OneWhale.org pada Rabu, 24 Mei 2023, tubuh paus beluga terlihat sedikit lebih kurus dibanding biasanya. Kemungkinan itu disebabkan karena ia berenang terlalu jauh dan mendapat makanan lebih sedikit. Meski begitu, mamalia itu terlihat sehat.

"Kami selalu menyampaikan bahwa paus yang dimaksud adalah hewan yang hidup bebas dan kami tidak melihat alasan untuk menangkapnya dan menempatkannya di balik penghalang," kata Bakke-Jensen. Namun, pergerakannya akan dipantau oleh pejabat kelautan.


Dugaan Dilatih Militer Rusia

Hewan memiliki berbagai ciri khas yang bisa membuat kita takjub dengan mereka. Seperti pria ini, dia berhasil bernyanyi bersama paus beluga.

Paus itu pertama kali ditemukan oleh nelayan Joar Hesten di wilayah timur laut Finnmark pada 2019 setelah mamalia itu mulai menggesekkan tubuhnya ke perahu. Saat itu, ahli biologi kelautan dan pakar lainnya mengatakan kepada CNN bahwa makhluk itu jelas merupakan hewan terlatih dari Rusia karena salah satu klip pengikatnya bertuliskan "Peralatan St. Petersburg" - memicu teori bahwa makhluk itu kemungkinan adalah mata-mata.

Angkatan Laut Rusia 'dikenal melatih beluga untuk melakukan operasi militer', kata Joergen Ree Wiig, ahli biologi kelautan di Direktorat Perikanan Norwegia, pada April 2019. Paus yang dilatih oleh militer Rusia, sambung dia, umumnya ditugaskan untuk 'menjaga pangkalan angkatan laut, membantu penyelam [dan] menemukan peralatan yang hilang' tetapi dapat digunakan untuk tujuan lain.

Tim Hvaldimir, sebutan para penjaga Hvaldimir, kemudian berusaha untuk mendapatkan izin legal agar bisa memindahkan hewan itu ke perairan Arctic yang lebih aman di utara. "Kami masih berkomunikasi dengan otoritas Norwegia dalam upaya mendapatkan izin ini dan telah menyusun tim ahli yang dapat menangani langkah ini," demikian keterangan yang diunggah pada Rabu, 24 Mei 2023, di akun Instagram @onewhaleorg.

 

Infografis 1 Tahun Perang Rusia - Ukraina, Putin Tangguhkan Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya