Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia, Intip Nilai Investasi ke Vatikan

Paus Fransiskus tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Selasa, 3 September 2024 sekitar pukul 11.25 WIB.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 03 Sep 2024, 15:00 WIB
Paus Fransiskus saat meninggalkan Lapangan Santo Petrus di Vatikan usai melaksanakan audiensi umum mingguannya pada Rabu (28/8/2024). (Dok. AP Photo/Andrew Medichini)

Liputan6.com, Jakarta Kedatangan Paus Fransiskus disambut antuasias oleh masyarakat di Indonesia. Pemimpin tertinggi umat Katolik dunia itu tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Selasa, 3 September 2024 sekitar pukul 11.25 WIB.

Paus Fransiskus terlihat tidak turun menggunakan tangga melainkan lift mobil, dan menggunakan kursi roda.

Di Jakarta, Paus Fransiskus dijadwalkan melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), di Istana Merdeka, pada Rabu besok, 4 September 2024.

Juga di hari tersebut, Paus Fransiskus akan menghadiri pertemuan dengan perwakilan pemerintah, masyarakat sipil, dan korps diplomatik di Aula Istana Negara, Jakarta.

Selanjutnya adalah pertemuan pribadi dengan anggota Serikat Jesus (SJ) di Kedutaan Besar Vatikan, kemudian pertemuan dengan uskup, imam, diakon, pelaku hidup bakti, seminaris, dan katekis di Gereja Katedral Jakarta.

Adapun pertemuan antaragama dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, di Masjid Istiqlal pada Kamis, 5 September 2024 kemudian menghadiri pertemuan dengan penerima manfaat organisasi amal di Kantor Pusat KWI, serta  memimpin misa kudus di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Sebagai informasi, Paus Fransiskus terpilih menjadi Paus atau pemimpin umat Katolik pada Maret 2013 saat ia berusia 76 tahun, menggantikan Paus Benediktus XVI dan mengambil nama Fransiskus.

Pada awal masa kepausannya, Paus Fransiskus menunjuk panel kardinal internasional termasuk Kardinal Seán P.

Vatikan Catat Kenaikan Investasi di 2023

Pada 2023 lalu, Vatikan mencatat kenaikan laba untuk anggaran operasional dan aset.

Melansir National Catholic Reporter, Selasa (3/9/2024) Kantor Investasi Vatikan menghasilkan laba sebesar 45,9 juta euro (Rp.789,3 miliar) pada 2023, yang terdiri dari 37,9 juta euro (Rp.651,7 miliar) untuk anggaran operasional Vatikan dan 7,9 juta euro (Rp.135,8 miliar) untuk peningkatan asetnya, menurut laporan Administrasi Warisan Takhta Suci dalam laporan tahunannya.

Terdapat peningkatan laba sebesar 13,6 juta euro (Rp.233,8 miliar) dibandingkan dengan tahun 2022, sebagian besar disebabkan oleh hasil investasi di Vatikan yang jauh lebih baik, yang juga mengimbangi laba yang berkurang dari kepemilikan real estat.

 

 


Surplus Ekonomi

Selain itu, Paus Fransiskus juga dikabarkan tak akan menginap di hotel selama kunjungannya ke Jakarta, melainkan menginap di Kedutaan Besar Vatikan. (Gregorio Borgia / POOL / AFP)

Administrasi, yang mengendalikan sebagian besar portofolio Vatikan, termasuk real estat, dikenal dengan akronim Italia-nya, APSA.

"Hasil-hasil ini telah dicapai dari keyakinan bahwa kita perlu bekerja dengan mantap untuk meningkatkan aliran pendapatan dan menutupi pengeluaran tanpa menggerogoti aset Tahta Suci dan tanpa menyerukan penjualan properti institusional," kata Uskup Agung Giordano Piccinotti, presiden APSA, dalam pernyataannya kepada Vatican News.

Setelah merugi lebih dari 6 juta euro (Rp.103,1 miliar) dengan investasinya pada tahun 2022, APSA mencatat surplus ekonomi sebesar 27,6 juta euro (Rp.474,6 miliar) melalui investasinya dalam bentuk saham, obligasi, emas, dan mata uang pada tahun 2023, menurut laporan tersebut.

Meskipun memperoleh laba lebih dari 52 juta euro dari kepemilikan real estatnya pada tahun 2022, terjadi penurunan tajam dengan surplus sebesar 35 juta euro pada tahun 2023, katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya