Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin resmi meluncurkan wadah pengembangan ekonomi syariah yang dibentuk Institute for Development of Economics and Finance (INDEF). Dia berharap wadah ini bisa menjawab sederet tantangan yang dihadapi Indonesia.
Wadah tersebut terbentuk dengan nama Center for Sharia Economy Development (CSED). Di dalamnya akan bernaung sejumlah ekonom handal di sektor ekonomi syariah. Wapres Ma'ruf Amin berharap CSED bisa meningkatkan kualitas riset di sektor ini.
Advertisement
"Pertama, meningkatkan kualitas riset dan pengembangan SDM di bidang ekonomi syariah untuk melahirkan inovasi yang mendukung transformasi ekonomi nasional," kata Wapres Ma'ruf Amin dalam momen peluncuran CSED INDEF, di Jakarta, Selasa (3/9/2024).
Dia meminta INDEF menjadi mitra strategis pemerintah yang akan memperkaya cakrawala pandang pemerintah. Serta melahirkan ekonom-ekonom handal di bidang ekonomi dan keuangan syariah yang menghasilkan rekomendasi strategis dan implementatif.
Kedua, dia berharap CSED juga bangun kerja sama dan kolaborasi multi-pihak yang solid. Tujuannya agar pengembangan ekonomi dan keuangan syariah berjalan optimal dan berkelanjutan.
"Bersama-sama, berkuat ekosistem riset dan meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan dan pastikan keterlibatan semua pihak di dalam prosesnya," ujar dia.
Ketiga, CSED digarapkan mampu mendorong peningkatan literasi ekonomi dan keuangan syariah sebagai faktor krusial agar ekonomi syariah semakin melaju. Menurut dia, INDEF dan CSED sebagai lembaga kajian keilmuan yang telah mumpuni bisa terus memperbanyak aktivitas pertukaran ide dan gagasan secara lisan dan tulisan tentang ekonomi dan keuangan syariah.
"Manfaatkan media kanal komunikasi dan forum-forum untuk mengedukasi masyarakat dan memacu peningkatan indeks literasi ekonomi dan keuangan syariah," pesannya.
Kontribusi Ekonomi Syariah ke PDB Tembus USD 10 Miliar pada 2030
Wakil Presiden Ma'ruf Amin melihat potensi pengembangan ekonomi syariah nasional. Sektor ini dibidik bisa berkontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2030 mendatang.
"Masa depan ekonomi dan keuangan syariah dalam memperbesar kapasitas ekonomi nasional sangat menjanjikan," kata Wapres Ma'ruf Amin dalam Sharia Economics and Finance Internasional Seminar INDEF, di Jakarta, Selasa (3/9/2024).
Angka yang ditaksir pun tak main-main. Kontribusi ekonomi syariah terhadap PDB nasional diperkirakan mencapai USD 10 miliar atau setara Rp 155,2 miliar pada 2030 mendatang.
"Pada tahun 2030, kontribusi ekonomi syariah terhadap PDB nasional diperkirakan akan mencapai 10 miliar dolar atau setara dengan 1,5 persen PDB nasional," ucapnya.
Peningkatan
Sejalan dengan itu, Wapres Ma'ruf Amin memandang perkembangan ekonomi syariah juga bisa semakin meningkat ketika didorong oleh digitalisasi. Ditambah lagi, ada konsep ekonomi hijau yang jadi perhatian ke depannya.
"Selain itu, ekonomi syariah di masa mendatang akan melaju kencang seiring perkembangan digitalisasi dan selaras dengan konsep ekonomi hijau yang mengutamakan keberlanjutan dan kelestarian lingkungan," Wapres Ma'ruf Amin menambahkan.
Advertisement
Investasi Berkah di Saham Syariah, Apa Menariknya?
Sebelumnya, investasi di pasar modal syariah dapat menjadi salah satu alternatif mencapai merdeka finansial. Di Indonesia, Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI), Risa E. Rustam mengatakan perkembangan pasar modal syariah cukup signifikan dan semakin menarik di mata investor.
Berdasarkan data BEI per 23 Agustus 2024, jumlah saham syariah yang tercatat di bursa telah meningkat menjadi sebesar 60% selama 5 tahun terakhir sejak 2018. Pada 2018, hanya ada 399 saham syariah, dan kini tumbuh menjadi 639 saham syariah.
"Jumlah investor juga telah meningkat lebih dari 240% dari 44.536 investor di tahun 2018 menjadi 151.560 investor per Juli 2024. Bersamaan dengan itu, tingkat keaktifan investor mencapai 14,1%," kata Risa dalam acara Merdeka Finansial 2024, ditulis Minggu (1/9/2024).
Kapitalisasi saham syariah di Indonesia telah mengalami peningkatan mencapai 54,6% dari total kapitalisasi pasar. Kemudian dari nilai rata-rata transaksi harian perdagangan saham syariah berkontribusi sebesar 55,9%. Frekuensi transaksi sebesar 70,6% dan volume transaksi sebesar 75,6%.
Kemajuan pasar modal syariah di Indonesia juga telah mendapatkan pengakuan secara internasional. Hal itu ditunjukkan dengan diterimanya penghargaan The Best Islamic Capital Market dari Global Islamic Finance Award sebanyak 4 kali berturut-turut dari 2019-2022.
Pasar modal syariah Indonesia saat ini juga tercatat sebagai pasar modal di dunia yang memiliki proses transaksi saham secara end-to-end yang telah memenuhi prinsip syariah. Mulai dari mekanisme transaksi di BEI, mekanisme kliring dan penjaminan di KPI, hingga mekanisme penyimpanan dan penyelesaian transaksi di KSEI, yang semuanya telah memiliki fatwa kesesuaian syariah dari DSN MUI.
Prestasi Pasar Modal Syariah
Prestasi lainnya adalah pasar modal syariah Indonesia merupakan yang pertama di dunia yang telah mengembangkan syariah online trading system atau SOTS.
Sampai saat ini telah terdapat 19 anggota bursa penyedia layanan SOTS atau disebut ABSOTS dan 5 bank administrator rekening dana nasabah atau RDN syariah yang telah menerapkan pembukaan rekening syariah secara online.
"Kita perlu berbangga bahwa pasar modal syariah di Indonesia maju cukup pesat dan diakui di dunia. Maka dari itu, masyarakat tidak perlu lagi ragu untuk berinvestasi di pasar modal syariah kita demi menggapai kebebasan finansial yang berkah di masa depan," pungkas Risa.
Advertisement