Liputan6.com, Jakarta Realisasi penyerapan anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tahun Anggaran 2024 mencapai 53,87 persen atau Rp 3,53 triliun dari total pagu Rp 6,55 triliun.
Advertisement
"Kami laporkan, realisasi KKP hingga 30 Agustus 2024, ditambah outstanding kontrak, mencapai 53,87 persen dari pagu efektif Rp 6,55 triliun," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (3/9/2024).
Secara rinci, realisasi anggaran Setjen KKP mencapai 58,72 persen atau Rp 398,7 miliar dari pagu Rp 679,1 miliar. Realisasi anggaran Itjen mencapai 63,87 persen atau Rp 54,74 miliar dari pagu Rp 85,71 miliar.
Selanjutnya, realisasi anggaran Dirjen Perikanan Tangkap mencapai 53,93 persen atau Rp 467,2 miliar dari pagu Rp 866,32 miliar. Realisasi anggaran Dirjen Perikanan Budidaya mencapai 51,86 persen atau Rp 600 miliar dari pagu Rp 1,15 triliun.
Sementara itu, realisasi anggaran Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan mencapai 51,46 persen atau Rp 544 miliar dari pagu Rp 1,05 triliun. Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan mencatat realisasi anggaran sebesar 45,15 persen atau Rp 148,9 miliar dari pagu Rp 329 miliar.
Lalu, realisasi anggaran Ditjen Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut mencapai 35,83 persen atau Rp 222 miliar dari pagu Rp 620 miliar. Realisasi anggaran Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) mencapai 63,52 persen atau Rp 901 miliar dari pagu Rp 1,41 triliun.
Terakhir, realisasi anggaran Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) mencapai 57,87 persen atau Rp 192,2 miliar dari pagu Rp 336,7 miliar.
Fokus Sisa Anggaran
Menteri KKP menegaskan bahwa sisa anggaran akan dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat di sektor kelautan dan perikanan pada tahun ini.
"Berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat sektor Kelautan dan Perikanan, KKP terus berkomitmen untuk menyelesaikan kegiatan ini," pungkasnya.
KKP: Ekspor Udang ke AS Turun hampir 16 Persen, Ini Penyebabnya
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat bahwa ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan sebesar 15,8 persen pada Semester I-2024, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Budi Sulistiyo, mengatakan bahwa selama periode Januari-Juni 2024, Amerika Serikat tetap menjadi negara tujuan utama ekspor udang Indonesia, dengan nilai mencapai USD 477,29 juta atau sekitar Rp 7,41 triliun (asumsi kurs Rp 15.531/USD).
Namun, secara tahunan, ekspor udang dari Indonesia ke Amerika Serikat justru mengalami penurunan. Volume ekspor udang ke AS tercatat sebesar 62,17 ribu ton.
"AS tetap yang tertinggi. Nilai ekspornya USD 477,29 juta dengan pangsa ekspor Indonesia sebesar 63,1 persen. Namun, jika kita lihat dari perkembangannya, terjadi penurunan sekitar 15 persen," kata Budi dalam konferensi pers *Update Kasus Tuduhan Dumping Udang di AS* di Media Center KKP, Gedung Mina Bahari IV, Jakarta, Senin (2/9/2024).
Budi mengungkapkan bahwa penurunan ini disebabkan oleh menurunnya konsumsi di Amerika Serikat, sejalan dengan semakin selektifnya warga Amerika dalam berbelanja di tengah kebijakan suku bunga yang tinggi di negara tersebut.
Advertisement
Nilai Ekspor Udang
Sementara itu, nilai ekspor udang Indonesia di pasar global pada periode Januari hingga Juni 2024 juga mengalami penurunan sebesar 13,6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Penurunan ekspor terbesar terjadi di pasar AS, yaitu sebesar 15,8 persen, yang merupakan pasar utama udang Indonesia, dengan pangsa 63 persen dari total ekspor udang Indonesia," ujar Budi.
Di sisi lain, penurunan ekspor tidak hanya terjadi di AS. Ekspor udang Indonesia ke Jepang, China, dan ASEAN juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 8,3 persen, 24,4 persen, dan 29,3 persen secara tahunan.
Adapun ekspor udang Indonesia ke dunia masih didominasi oleh udang beku, yakni sebesar 63,7 persen, diikuti oleh udang yang diawetkan sebesar 31,9 persen, dan udang segar dingin sebesar 4,4 persen.