Pekerja Muda Genjot Industri Video Game di Afrika Selatan

Pengembang game di Afrika Selatan nyaman garap game untuk pasar lokal dan internasional, serta relatif murah dibandingkan dengan negara lain.

oleh Satrya Bima Pramudatama diperbarui 05 Sep 2024, 06:00 WIB
Devlyn van der Walt, saat masih kecil, bercita-cita menjadi pengembang game video. Dia mulai dengan membuat game dari kertas dan memasukkannya ke dalam buku.(Photo by SCREEN POST on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Devlyn van der Walt, saat masih kecil, bercita-cita menjadi pengembang game video. Dia mulai dengan membuat game dari kertas dan memasukkannya ke dalam buku.

Kota tempat tinggalnya, Middelburg, di Afrika Selatan, tidak terkenal dengan industri game, sehingga dia terus belajar dan berlatih hingga akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaan game 24 Bit Games di Johannesburg.

Devlyn menikmati pekerjaan yang menantang dan menjadi bagian dari industri game Afrika Selatan yang kecil tetapi berkembang. Nicolina Visentin-E’Silva, manajer studio di 24 Bit Games, mengatakan perusahaan mereka dan industri game lokal sedang tumbuh pesat. Game mereka, seperti "Broforce" dan "Cocoon," telah dinominasikan untuk penghargaan Bafta.

24 Bit Games bahkan dibeli oleh perusahaan game besar dari California, Annapurna Interactive. Keberhasilan ini sebagian disebabkan oleh banyaknya staf junior yang terlatih dari program universitas serta budaya lokal yang adaptif dan profesional.

Industri Game di Afrika Selatan

Arabella Rogerson dari studio Sea Monster juga menyebutkan pengembang game Afrika Selatan nyaman mengerjakan game untuk pasar lokal dan internasional, serta relatif murah dibandingkan dengan negara lain.

Namun, meskipun ada peluang, industri game di Afrika Selatan masih kecil. Terdapat sekitar 50 studio game, kebanyakan dari mereka baru berdiri dalam beberapa tahun terakhir dan tidak menghasilkan pendapatan besar dari game mereka sendiri. Beberapa studio besar telah memasuki pasar global, tapi lebih fokus pada pekerjaan layanan daripada produksi game dari awal.

Seorang pengembang game di Nyamakop, Erik Prinz baru memulai karier dan merasa optimistis tentang masa depan industri game Afrika Selatan. Sementara itu, Chris Beer dari GWI menyebutkan orang Afrika Selatan sangat suka bermain game dan sering menggunakan ponsel pintar, PC, dan konsol game.

 


Pertumbuhan Pengunjung

Pameran game lokal, rAge, juga menunjukkan pertumbuhan dalam jumlah pengunjung dan keragaman. Banyak orang yang tumbuh besar sebagai penggemar game kini kembali sebagai pengembang game.

Namun, ada tantangan. Sam Wright, seorang komentator esports, mengatakan bahwa banyak orang muda di Afrika Selatan tidak mampu bermain game karena biaya data internet yang mahal. Peralihan ke game digital membuat masalah ini semakin sulit, karena akses internet di Afrika Selatan lebih mahal dibandingkan dengan negara lain.


Netflix Makin Serius Terjun ke Industri Game, Rekrut Bos Epic Games

Beberapa permainan yang sudah tersedia di Netflix Games. (Dok. Netflix)

Sebelumnya, Netflix dilaporkan makin serius menggarap pasar game. Terbaru, platform streaming asal Amerika Serikat itu merekrut Alain Tascan sebagai presiden baru untuk divisi game.

Mengutip informasi dari Engadget, Sabtu (27/7/2024), sebelum bergabung di Netflix, Alain merupakan Executive Vice President untuk pengembangan game di Epic Games, studio yang dikenal dengan sejumlah game populer seperti Fortnite, Rocket League, dan Fall Guys.

Langkah ini pun disebut menunjukkan komitmen Netflix untuk menguatkan persaingan mereka di dunia game. Sebelumnya, mereka juga telah mengakusisi beberapa studio game indie ternama seperti Night School, Boss Fight, Next Games, Spry Fox.

Tidak hanya itu, Netflix juga disebut kini tengah mengembangkan lebih dari 80 game, hampir dua kali lipat dari jumlah game yang tersedia saat ini.

Adapun salah satu fokus perusahaan adalah game interaktif berdasarkan serial dan film populer di platform mereka. Hal ini dilakukan untuk memberikan pengalaman baru bagi para penggemar.

Sebagai contoh, game multiplayer Squid Game dilaporkan akan segera hadir di platform Netflix Games. Kendati makin serius mengembangkan layanan game, Netflix sebenarnya masih menghadapi tantangan tersendiri.

Data menunjukkan jumlah pengguan harian Netflix Games masih relatif kecil, sekitar 1,7 juta orang pada 2022.

Oleh sebab itu, kehadiran sosok berpengalaman seperti Alain Tascan disebut sebagai strategi perusahaan mempercepat pertumbuhan mereka di industri ini, sekaligus kemungkinan mendapatkan keuntungan dari situ. 

 

 


Netflix Umumkan Jadwal Tayang Animasi Tomb Raider: The Legend of Lara Croft

Serial Tomb Raider: The Legend of Lara Croft akan tayang di Netflix (Dok: Netflix)

Sebelumnya, Netflix baru saja mengumumkan jadwal perilisan serial animasi terbarunya, Tomb Raider: The Legend of Lara Croft. Serial animasi adaptasi game Tomb Raider ini akan ditayangkan di Netflix pada 10 Oktober 2024.

Selain membeberkan jadwal perilisan series ini, Netflix juga meluncurkan trailer baru dari Tomb Raider: The Legend of Lara Croft, yang memberikan gambaran lebih mengenai serial ini nantinya.

Dikutip dari Engadget, Selasa (4/6/2024), cerita dalam serial ini berfokus pada masa muda Lara Croft yang terjadi setelah peristiwa Survivor Trilogy.

Di serial ini, penonton akan melihat Lara dipaksa untuk menghadapi dirinya yang sebenarnya dan memutuskan apakah dia ingin menjadi pahlawan seperti apa, serta melihat aksi Lara Croft mengambil artefak yang berbahaya dan kuat.

Serial Tomb Raider: The Legend of Lara Croft pertama kali diperkenalkan pada 202. Pengerjaan animasi ini dilakukan oleh Legendary Television dan Powerhouse Animation, studio dibalik pembuatan anime Castlevania.

Sebagai informasi, serial The Legend of Lara Croft berbeda dari serial Tomb Raider lainnya yang saat ini sedang dikembangkan untuk Prime Video.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya