Kebakaran Bukit Anak Dara di Kaki Gunung Rinjani Capai 286 Hektare, Wisata Pendakian Ditutup

Kebakaran lahan yang melanda Bukit Anak Dara di kaki Gunung Rinjani mencapai 286 hektare.

oleh Tim Regional diperbarui 03 Sep 2024, 21:49 WIB
Kebakaran lahan yang melanda Bukit Anak Dara di kaki Gunung Rinjani mencapai 286 hektare. (Liputan6.com/ Dok Liputan6 SCTV)

 

Liputan6.com, Mataram - Kebakaran lahan yang melanda Bukit Anak Dara di kaki Gunung Rinjani mencapai 286 hektare. Hal itu diungkap Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Luas lahan yang terbakar sekitar 286 hektare selama dua hari dua malam dan sekarang sudah padam," kata Kepala DLHK NTB Julmansyah, Selasa (3/9/2024).

Julmansyah menuturkan pihaknya menutup sementara wisata pendakian ke Bukit Anak Dara selama satu bulan lebih untuk memulihkan kembali kondisi lingkungan yang rusak akibat api.

Menurutnya, keputusan penutupan itu mulai diterapkan terhitung sejak hari ini hingga Oktober 2024 mendatang.

"Kami sudah menutup Bukit Anak Dara selama satu bulan lebih," ujar Julmansyah.

Lebih lanjut dia mengungkapkan peristiwa kebakaran lahan yang terjadi di Bukit Anak Dara diduga akibat api para pengunjung. Kondisi pada sabana kering akibat kemarau ditambah hembusan angin kencang membuat api menyebar dengan cepat.

Kondisi geografis berupa lereng-lereng terjal, kata dia, menyulitkan upaya petugas untuk memadamkan kebakaran lahan pada bukit yang memiliki ketinggian 1.921 meter di atas permukaan laut tersebut.

Para petugas pemadam membuat sekat bakar untuk menahan meluasnya kebakaran di Bukit Anak Dara.

 


Kebakaran Sebelumnya

Berdasarkan catatan DLHK NTB, kata dia, Bukit Anak Dara juga pernah mengalami kebakaran pada tahun 2020 dan peristiwa serupa kembali terjadi pada 31 Agustus sampai 2 September 2024.

"Kami mengimbau agar pengunjung tertib. Kami akan lebih selektif agar pengunjung tidak meninggalkan api dan sampah di Bukit Anak Dara," ucap Julmansyah.

Bukit Anak Dara memiliki hamparan padang sabana dan menjadi lokasi favorit wisatawan untuk menyaksikan keindahan matahari terbenam. Destinasi itu berada di Desa Belanting, Kabupaten Lombok Timur, yang berjarak sekitar 113 kilometer atau tiga jam perjalanan darat dari Kota Mataram.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya