7 Alasan Orang Mudah Marah, Meski Punya Hati yang Baik

Ada beberapa alasan mengapa orang baik ternyata juga mudah marah.

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 04 Sep 2024, 10:18 WIB
Gambar wanita yang marah atau kesal | hak cipta pexels/com/ZhiCheng Zhang

Liputan6.com, Jakarta Meskipun seseorang memiliki hati yang baik dan niat yang tulus, terkadang mereka masih bisa mudah marah. Emosi marah adalah reaksi alami terhadap situasi yang dianggap tidak adil, mengganggu, atau mengecewakan. Namun, mengapa orang yang biasanya ramah dan penuh kasih bisa menunjukkan kemarahan yang intens?

Salah satu alasan utama mengapa orang baik hati bisa mudah marah adalah adanya akumulasi stres atau frustrasi yang belum tersalurkan. Ketika seseorang terlalu banyak menahan perasaan atau menghadapi tekanan yang tinggi, emosi mereka bisa meledak pada saat yang tidak terduga. Selain itu, situasi atau tindakan tertentu mungkin mengaktifkan memori atau perasaan yang sudah ada, sehingga memicu kemarahan meski orang tersebut biasanya tidak menunjukkan emosi tersebut.

Faktor lain yang bisa mempengaruhi kemarahan adalah ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan efektif atau rasa ketidakadilan yang dirasakan. Kadang-kadang, ketidakmampuan untuk mengekspresikan diri dengan jelas atau merasa bahwa pendapatnya tidak dihargai dapat menyebabkan frustrasi yang mendalam.

Dengan memahami penyebab-penyebab ini, seseorang dapat bekerja pada strategi coping yang lebih baik, seperti teknik relaksasi atau keterampilan komunikasi, untuk mengatasi dan mengelola kemarahan dengan cara yang lebih sehat, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (4/9/2024).


1. Kelebihan Stres

Gambar wanita galau/copyright pexels.com/Liza Summer

Salah satu penyebab utama seseorang menjadi mudah marah adalah stres. Stres kronis, baik yang berasal dari pekerjaan, masalah pribadi, atau tekanan hidup lainnya, dapat membuat seseorang merasa kewalahan. Akibatnya, mereka mungkin lebih cepat marah, bahkan terhadap tindakan kecil yang biasanya tidak mengganggu mereka. Meskipun niat mereka baik, stres dapat memperpendek "sumbu" kesabaran mereka.


2. Kelelahan Tubuh dan Pikiran

Gambar menunjukkan suasana hati yang sedih, kecewa, dan galau. (Foto oleh Andrew Le di Unsplash)

Kelelahan, baik yang bersifat mental maupun fisik, dapat menjadi pemicu kemarahan. Ketika seseorang kekurangan istirahat atau terlalu banyak bekerja, kemampuan tubuh dan pikiran untuk mengelola stres berkurang. Kelelahan membuat individu lebih reaktif secara emosional, sehingga mereka lebih mudah marah meskipun pada dasarnya memiliki sifat yang baik hati.


3. Hormon yang Tidak Seimbang

Gambar wanita sedang sedih atau galau | hak cipta unsplash.com/Anthony Tran

Ketidakseimbangan hormon, seperti yang dialami perempuan saat menstruasi atau menopause, atau pria dengan penurunan testosteron, dapat mempengaruhi suasana hati dan menyebabkan iritabilitas. Hormon memiliki peran penting dalam mengatur emosi. Ketidakseimbangan hormon ini dapat membuat seseorang lebih mudah marah.


4. Menghadapi Gangguan Kesehatan Mental

Gambar wanita sedih/copyright freepik.com/freepik

Gangguan kecemasan, depresi, atau gangguan bipolar bisa membuat seseorang lebih cepat marah. Meskipun sebenarnya orang tersebut sangat baik hati dan ramah. Individu dengan kondisi ini mungkin mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi mereka, meskipun niat mereka baik. Mereka mungkin merasa frustrasi atau cemas, yang kemudian diungkapkan dalam bentuk kemarahan.


5. Terkena Pengaruh Sosial atau Lingkungan

Gambar wanita sedih | hak cipta unsplash.com/Anthony Tran

Tekanan sosial, seperti keharusan untuk selalu tampil sempurna atau perasaan kurang dihargai, dapat membuat seseorang yang biasanya baik hati merasa frustrasi dan marah. Seringkali, individu yang baik hati merasa tertekan oleh ekspektasi tinggi dari orang lain. Tindakan ini bisa mengakibatkan ledakan emosi ketika mereka merasa tidak dapat memenuhi harapan tersebut.


6. Kesulitan Menyatakan Emosi

Gambaran perasaan galau, sedih, dan kecewa. (Foto oleh Anthony Tran di Unsplash)

Beberapa individu mengalami kesulitan dalam mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang sehat. Mereka mungkin menekan emosi seperti kesedihan atau ketakutan, yang akhirnya berubah menjadi kemarahan. Walaupun mereka berhati baik, ketidakmampuan untuk mengungkapkan emosi negatif ini bisa membuat mereka tampak mudah tersinggung.


7. Cara Melindungi Diri

Ilustrasi/hak cipta unsplash.com/Anthony Tran

Bagi sebagian orang, kemarahan berfungsi sebagai mekanisme pertahanan diri untuk melindungi diri dari rasa sakit emosional atau menghindari situasi yang membuat mereka merasa rentan. Meskipun tampak marah, sering kali di balik kemarahan tersebut tersembunyi perasaan takut, cemas, atau sedih yang lebih mendalam.

Kemarahan pada seseorang yang biasanya dikenal baik hati sering kali disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak terlihat di permukaan. Memahami penyebab ini adalah langkah awal untuk membantu siapapun mengelola kemarahan dan kembali ke sifat alaminya yang baik hati. Dukungan dari orang-orang terdekat sangatlah penting. Jika diperlukan, bantuan profesional bisa sangat membantu dalam mengatasi masalah ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya