Liputan6.com, Caracas - Natal akan dimulai bulan depan di Venezuela. Demikian dekrit Nicolas Maduro.
"September smells like Christmas!" kata Maduro dalam acara televisi mingguannya pada hari Senin (2/9/2024), seperti dikutip dari CNN, Rabu (4/9).
Advertisement
"Tahun ini dan untuk menghormati Anda semua, untuk berterima kasih kepada Anda semua, saya akan menetapkan awal Natal pada tanggal 1 Oktober. Natal telah tiba untuk semua orang, dalam damai, sukacita, dan aman!"
Dekrit Maduro muncul saat Venezuela bergulat dengan dampak dari pilpres pada bulan Juli, yang membuat Maduro mengklaim masa jabatan ketiga meskipun ada skeptisisme global dan protes dari gerakan oposisi negara itu.
Hanya beberapa jam sebelum pengumuman Maduro, otoritas Venezuela menerbitkan surat perintah penangkapan untuk pesaing utamanya, pemimpin oposisi Edmundo Gonzalez, dengan tuduhan melakukan kejahatan yang terkait dengan terorisme. Kantor Kejaksaan Venezuela menyatakan Gonzalez absen dalam tiga panggilan pengadilan terkait penyelidikan terhadap situs web oposisi yang mengunggah hasil pemungutan suara yang disengketakan.
Maduro dilaporkan telah berada di bawah tekanan di dalam dan luar negeri sejak mengklaim kemenangan atas Pilpres Venezuela. Koalisi oposisi yang mendukung Gonzalez bersikeras bahwa suaranya telah dicuri, di mana mereka menerbitkan lembar penghitungan suara daring, yang menurut para ahli mengindikasikan bahwa Maduro sebenarnya kalah dengan selisih yang signifikan.
Amerika Serikat (AS) dan pemerintah negara tetangga lainnya telah menuntut agar otoritas Venezuela mengungkapkan data pemungutan suara terperinci untuk memverifikasi hasil pilpres. Otoritas AS pekan ini juga mengumumkan penyitaan pesawat jet yang digunakan oleh Maduro untuk perjalanan internasional.
Membungkam Pengkritik
Protes atas klaim kemenangan Maduro di jalan-jalan Venezuela telah disikapi dengan keras. Sekitar 2.400 orang telah ditangkap dan banyak lainnya sekarang melarikan diri dari negara itu. Beberapa yang bersembunyi di rumah mereka mengatakan kepada CNN bahwa mereka takut melangkah keluar karena intimidasi oleh pendukung pemerintah.
Maduro sendiri telah menjadi garda terdepan dalam penindakan keras. Dia memerintahkan pembukaan dua penjara baru untuk menampung para pengunjuk rasa yang ditahan dan secara terbuka menyerukan agar semua orang di jalan dipenjara.
Dia juga mendukung apa yang secara informal disebut sebagai "Operasi Knock-Knock" – plesetan dari nama lagu Natal Venezuela yang populer, yang digunakan kembali untuk membangkitkan suara dinas keamanan pemerintah yang mengetuk pintu para pengkritik.
"Knock Knock! Jangan cengeng... Kalian akan masuk Tocoron (penjara)" teriak Maduro mengomentari unjuk rasa bulan lalu.
Ini bukan pertama kalinya Maduro memperpanjang periode perayaan Natal nasional resmi, yang di Venezuela sering kali disertai dengan bonus tambahan untuk pegawai negeri dan hadiah mewah.
Tahun lalu, Maduro memerintahkan Natal dimulai pada tanggal 1 November, kemudian menyatakan penyesalannya karena dia tidak memulainya lebih awal. Pada tahun 2021, saat negara itu dilanda pandemi COVID-19 dan pembatasan sosial yang diberlakukan setelahnya, Maduro menetapkan bahwa Natal akan dimulai pada tanggal 4 Oktober sebagai taktik untuk mendongkrak perekonomian.
Konferensi Episkopal Venezuela pada hari Selasa memprotes percepatan Natal secara sepihak, dengan memperingatkan bahwa hari libur tersebut tidak boleh digunakan untuk tujuan politik atau propaganda.
"Natal dimulai pada tanggal 25 Desember," kata mereka.
Advertisement