Liputan6.com, Jakarta - Berbagai kasus malpraktik di klinik-klinik membuat orang berpikir berkali-kali untuk bedah plastik. Fakta lainnya, kini makin banyak pasien Indonesia yang pergi ke luar negeri demi mendapatkan hasil operasi plastik (oplas) yang sesuai ekspektasi.
Padahal belum tentu, karena prosedur tersebut bisa tetap rawan risiko pasca-operasi. Prosedur bedah plastik ke luar negeri dengan tiket pesawat serta akomodasinya sudah mahal, harus ditambah dengan kemungkinan kegagalan. Belum lagi kendala bahasa bagi pasien dengan dokter yang melakukan operasi saat harus berkonsultasi.
Advertisement
Untuk itu Brawijaya Healthcare melalui Brawijaya Hospital Antasari membuka Brawijaya Dermatology Aesthetic and Plastic Surgery (DAPS) Antasari di Jakarta. Berbeda dengan klinik kecantikan yang menjamur, Brawijaya DAPS menawarkan pelayanan berkonsep hospital based atau berbasis rumah sakit karena bekerja sama dengan Brawijaya Hospital Antasari.
"Kami punya komitmen layanan plastic surgery yang mengutamakan pasien savety di tengah pelayanan bedah plastik yang muncul," ungkap Kepala Pelayanan Bedah Plastik DAPS Group dr. Bambang Wicaksono, SpBP-RE (K), saat peluncuran Brawijaya DAPS pada Selasa, 3 September 2024.
Unit usaha bedah plastiknya memiliki konsep One Stop Solution, bekerja sama juga dengan NMW Group, jaringan klinik kecantikan estetika yang sedang berkembang di Indonesia. Dia mengatakan bahwa pelayanan di Brawijaya DAPS Antasari ini tidak hanya berfokus pada bedah plastik saja, tetapi juga bersama dengan layanan estetika non invasive dan layanan transplantasi rambut.
"Tidak perlu pergi jauh ke Turki, Korea, atau Thailand, karena Brawijaya DAPS Antasari menyediakan semua yang pasien butuhkan. Kami memiliki Dokter Spesialis Bedah Plastik yang kompeten, berlisensi resmi, dan fasih berbahasa Indonesia, sehingga memudahkan komunikasi.
Utamakan Aspek Keamanan Pasien
Selain itu, Brawijaya DAPS Antasari menawarkan layanan unggulan transplantasi rambut. Dokter di DAPS Group mampu mengkombinasikan prosedur invasive dan non-invasive untuk memberikan hasil yang optimal.
Direktur Brawijaya Hospital Antasari, dr. Uf Bagazi, SpOG mengemukakan bahwa Brawijaya DAPS Antasari sudah siap menerima calon pasien yang ingin melakukan tindakan bedah plastik estetik ataupun rekonstruktif.
"Dengan beroperasinya Brawijaya DAPS Antasari, kami harap mampu menjawab kebutuhan masyarakat Jakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya ingin melakukan tindakan bedah plastik," terangnya.
Menurutnya, pasien akan ditangani oleh tim dokter dari DAPS yang kompeten. Selain itu fasilitas di Brawijaya DAPS mesin mesin berteknologi canggih, sehingga Brawijaya DAPS Antasari bisa menjadi pilihan utama.
Menurutnya dengan adanya Brawijaya DAPS Antasari, Brawijaya Healthcare semakin memperkuat posisinya sebagai pilihan utama untuk pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya di bidang estetika dan bedah plastik. Fasilitas ini diharapkan dapat menjadi rujukan utama bagi masyarakat yang membutuhkan perawatan estetika dan bedah plastik, baik dari dalam maupun luar negeri.
Advertisement
Nirina Zubir Tertarik Transplantasi Rambut
Aktris Nirina Zubir selalu dituntut untuk selalu berpenampilan baik karena sering tampil di depan kamera. Namun wanita berusia 44 tahun itu tak bisa menampik munculnya garis halus dan kerutan di usianya tak lagi muda.
Namun menua menurutnya memang akan dialami semua orang. Tak hanya kerutan, bahkan belum lama Nirina tampak membiarkan ubannya yang makin banyak tumbuh begitu saja.
"Saya orang yang sering tampil di layar kaca, jadi suka sesuatu yang indah. Buat Nirina menua nggak papa, tapi kalau menua harus dirawat," katanya saat peluncuran Brawijaya DAPS di kawasan Jakarta Selatan, Selasa, 3 September 2024.
Permasalahan kerutan menurut mantan VJ MTV itu bisa diatasi dengan melakukan berbagai treatment. Hal itu harus ia lakukan karena tuntutan pekerjaan.
"Apalagi kemarin saya harus memerankan karakter yang usianya 30-an, terus film-nya hitam putih pasti kerutan akan kelihatan banget," seru Nirina.
Senang karena Perawatan Bisa Dipersonalisasi
Tetapi ia lega karena di Indonesia sudah ada fasilitas aestetik yang berbasis rumah sakit di Brawijaya Dermatology Aestetic dan Plastic Surgery (DAPS). "Saya sukanya treatment di sini bisa sesuai permintaan (dipersonalisasi), kayak jangan kebanyakan ya, soalnya saya bukan model. Saya masih memerlukan ekspresi saat akting," tukas Nirina.
Ia juga tampak tertarik untuk melakukan treatment yang bisa mempercantik tampilannya. Istri musisi Ernest Fardiyan ini juga berminat dengan treatment transplantasi rambut untuk alisnya.
"Di alis ternyata bisa transplantasi juga jadi kita tidak harus ke negara yang itu (Turki)," terang Nirina sekaligus merasa bangga bahwa di Indonesia sudah ada layanan yang berbasis rumah sakit, sehingga terjamin standar dan keamanannya.
Tak hanya Nirina saja, vokalis Kotak Tantri Syalindri juga merasakan perlunya perawatan di kala usianya kini menginjak 35 tahun. Ia pun akhirnya untuk pertama kalinya mencoba treatment botox.
"Saya merasakan, usia menua tapi menuanya tetep harus mempercantik diri. Akhirnya pertama kalinya saya melakukan botox biasanya kata temen," kata Tantri di kesempatan yang sama.
Mulanya ia takut lantaran kebanyakan orang yang pernah menjalani treatment botox merasakan wajahnya jadi kaku atau sulit tersenyum. Tapi Tantri tidak merasakan efek tersebut dan masih bisa berekspresi.
Lalu agar kulitnya terawat, Tantri melakukan treatment laser. Tak percaya, ibu dua anak ini langsung merasakan kulitnya lebih cerah dan bersinar.
Advertisement