Top 3: Mengintip Kekayaan Paus Fransiskus, Sang Pemimpin Umat Katolik Dunia

Berikut tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com yang dirangkum pada Kamis, 5 September 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Sep 2024, 06:33 WIB
Paus Fransiskus tengah melakukan kunjungan ke Jakarta, Indonesia. Pemimpin tertinggi umat Katolik dunia itu tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Selasa, 3 September 2024 sekitar pukul 11.25 WIB.(Tiziana FABI/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Paus Fransiskus tengah melakukan kunjungan ke Jakarta, Indonesia. Pemimpin tertinggi umat Katolik dunia itu tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Selasa, 3 September 2024 sekitar pukul 11.25 WIB.

Pada Rabu, 4 September 2024 Paus Fransiskus dijadwalkan menghadiri pertemuan dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), di Istana Merdeka. Agenda tersebut dilanjutkan dengan pertemuan bersama perwakilan pemerintah, masyarakat sipil, dan korps diplomatik di Aula Istana Negara, Jakarta.

Selanjutnya adalah pertemuan pribadi dengan anggota Serikat Jesus (SJ) di Kedutaan Besar Vatikan, kemudian pertemuan dengan uskup, imam, diakon, pelaku hidup bakti, seminaris, dan katekis di Gereja Katedral Jakarta.

Paus Fransiskus terpilih menjadi Paus atau pemimpin umat Katolik pada Maret 2013 saat ia berusia 76 tahun, menggantikan Paus Benediktus XVI dan mengambil nama Fransiskus.

Artikel Mengintip Kekayaaan Paus Fransiskus, Sang Pemimpin Umat Katolik Dunia menyita perhatian pembaca di Kanal Bisnis Liputan6.com. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di Kanal Bisnis Liputan6.com? Berikut tiga artikel terpopuler di Kanal Bisnis Liputan6.com yang dirangkum pada Kamis (5/9/2024):

1.Mengintip Kekayaan Paus Fransiskus, Sang Pemimpin Umat Katolik Dunia

Paus Fransiskus tengah melakukan kunjungan ke Jakarta, Indonesia. Pemimpin tertinggi umat Katolik dunia itu tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Selasa, 3 September 2024 sekitar pukul 11.25 WIB.

Pada Rabu, 4 September 2024 Paus Fransiskus dijadwalkan menghadiri pertemuan dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), di Istana Merdeka.

Agenda tersebut dilanjutkan dengan pertemuan bersama perwakilan pemerintah, masyarakat sipil, dan korps diplomatik di Aula Istana Negara, Jakarta.

Selanjutnya adalah pertemuan pribadi dengan anggota Serikat Jesus (SJ) di Kedutaan Besar Vatikan, kemudian pertemuan dengan uskup, imam, diakon, pelaku hidup bakti, seminaris, dan katekis di Gereja Katedral Jakarta.

Berita selengkapnya baca di sini


2.Daftar 10 Pemain Timnas Termahal di ASEAN, Thom Haye Tergusur

Selebrasi pemain Timnas Indonesia, Thom Haye setelah mencetak gol pertama ke gawang Filipina pada laga terakhir Grup F putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/2024). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Thom Haye dinobatkan sebagai pemain dengan nilai transfer tertinggi di Asia Tenggara. Berdasarkan data Transfermarkt, gelandang asal Indonesia ini memiliki nilai jual yang mencapai 3 juta euro atau sekitar Rp 51,5 miliar. Angka Thom Haye tersebut sempat menjadikannya sebagai pemain termahal di kawasan ASEAN.

Lantas siapa yang berhasil menyalip Thom Haye di peringkat atas? Dia adalah pemain Timnas Singapura terbaru, yaitu Perffy Ng. Perffy Ng merupakan salah satu pemain naturalisasi Singapura-Inggris yang saat ini menjadi pemain andalan Cardiff City, klub yang bermain di EFL Championship. 

Data Transfermarkt menyatakan, pemain termahal berdarah Singapura ini memiliki nilai pasar mencapai 3,8 juta euro atau setara dengan Rp 65,2 miliar.

Kiprah Thom Haye 

Sementara itu, Thom Haye saat ini masih berstatus tanpa klub setelah kontraknya dengan SC Heerenveen berakhir pada 30 Juni 2024.

Beberapa klub Eropa, seperti NAC Breda, Oxford United, hingga Dinamo Zagreb, dikabarkan tertarik untuk merekrut pemain berusia 28 tahun ini. Namun, hingga kini belum ada kepastian terkait langkah selanjutnya dalam karier Haye.

Berita selengkapnya baca di sini


3.Bukti Nyata Daya Beli Warga Indonesia Turun

Pakaian muslim, serta baju anak menjadi buruan utama para pengunjung. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Turunnya jumlah kelas menengah dan daya beli masyarakat bulan cuma isapan jempol belaka. Turunnya jumlah kelas menengah dan daya beli masyarakat ini sudah dibuktikan oleh para pelaku usaha manakan dan minuman. 

Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi Lukman mengatakan, pelaku usaha makanan dan minuman olahan sudah terdampak fenomena turunnya daya beli masyarakat. Sayangnya, Adhi belum mau mengungkapkan nilai penurunan transaksi perdagangan pelaku  usaha di bawah naungan GAPMMI.

"Kami dari industri juga merasakan, memang daya beli kelas bawah ini agak berat," kata Adhi di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Rabu, 4 September 2024.

Penurunan daya beli masyarakat ini disebabkan oleh melambungnya aneka harga pangan. Di sisi lain, pendapatan masyarakat tidak mengalami kenaikan yang menyebabkan daya beli menurun.

Berita selengkapnya baca di sini

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya