Liputan6.com, Jakarta Seorang suami berinisial AS (30) melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) kepada istrinya yakni FF (26) yang berujung tewas. Peristiwa itu terjadi pada Selasa malam (3/9/2024), di kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan.
Ahmad, salah seorang tetangga korban, menceritakan awal mula peristiwa pembunuhan. Saat itu korban sempat berteriak meminta tolong.
Advertisement
"Waktu itu kan saya masih habis kelar main game, sekitar jam 12an. Nah, habis itu selesai game, ada denger suara minta tolong. Habis itu ya langsung keluar lah semua. Tetangga sudah ramai kan," kata Ahmad kepada wartawan di lokasi, Rabu (4/9/2024).
Kemudian, mereka ramai-ramai langsung meminta kepada korban untuk bisa membukakan pintu rumahnya. Akan tetapi hal itu tidak dapat dilakukan oleh korban.
Meski begitu, anak korban yang berusia sekitar 4 tahun pun langsung membukakan pintu rumahnya setelah warga meminta kepada anak tersebut untuk membuka pintunya.
"Sudah dibukain, itu sekitar 5 menitan enggak dibukain pintu, di situlah. Sudah habis kebuka, korban sudah terkapar, sudah lemas badan," ujar Ahmad.
Ahmad mengaku tidak mendengar adanya cekcok atau ribut pasangan suami istri tersebut. Namun, Ahmad mendengar suara minta tolong dari korban yang disebutnya hampir sebanyak 10 kali. Suara itu pun ia dengar dari nada tinggi hingga nada rendah.
Lalu, terkait dengan luka yang didapati korban disebutnya itu ada pada bagian tangan, paha sampai perut. "Luka itu di area tangan, terus paha paling banyak itu, sama di perut," sebutnya.
Melihat kondisi korban dengan banyaknya luka tusukan, warga sekitar termasuk dirinya langsung bergegas membawa korban ke puskesmas dekat lokasi dengan menggunakan sepeda motor.
"Kalau meninggal itu waktu sudah di puskesmas ya. Naik motor (ke puskesmas). Dibonceng pakai motor. Kalau aku cuma bantuin bopongnya aja," ucap Ahmad.
"Masih napas (kondisi korban). (Tapi) sudah enggak bisa ngomong, sudah lemes dia. Sudah, sudah pucat. Sudah pucat, lemes," tambahnya.
Setelah kejadian itu, polisi pun langsung mendatangi lokasi untuk mengamankan terduga pelaku. "Polisi itu sekitar setengah jam datang deh," pungkasnya.
Masih Pegang Pisau saat Digerebek Warga
Ahmad mengatakan, AS masih dalam kondisi memegang pisau ketika warga masuk ke dalam rumahnya. Ketika itu, pintu rumah dibuka oleh anaknya yang berusia sekitar 4 tahun.
"Kalau istrinya itu sudah tergeletak di kasur itu. Kalau suaminya sudah habis digerebek itu sudah mepet tembok," kata Ahmad.
"Kalau waktu itu sih masih pegang pisau ya (terduga pelaku). (Pas warga masuk) langsung dilempar (pisau)," sambungnya.
Kemudian, warga pun langsung membawa korban untuk segera dilarikan ke puskesmas terdekat dengan menggunakan sepeda motor. Karena saat itu korban masih dalam kondisi bernapas.
Sedangkan suaminya langsung diamankan warga sekitar yang mendatangi lokasi kejadian tersebut.
Saat ini, AS yang masih berstatus terlapor tersebut sudah berada di Polres Metro Jakarta Selatan.
"(Pelaku di) Polres unit PPA. Statusnya masih terlapor," ujar Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi, kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2024).
Advertisement
Pasrah untuk Dipenjara
AS (30), seorang suami yang pasrah dipenjara usai membunuh istrinya. "Iya, dia sudah bilang, sudah saya pasrah ajalah. Ini mau di penjara enggak apa-apa," kata Ahmad.
Bahkan, AS yang masih berstatus terlapor tersebut disebutnya sudah tidak lagi memikirkan anak laki-lakinya yang masih berusia sekitar 4 tahun.
"Enggak (sempat lihat dan cari anaknya) dia sudah enggak mikirin anaknya lagi. Sudah tak acuh," ujarnya.
Kemudian, pada saat kejadian anaknya itu diungkapkannya seperti orang bingung. Bahkan, tidak menangis pada saat kejadian.
"Sudah kayak apa ya, anak bingung. Enggak (sempet ngomong) Enggak nangis, ada di dalam juga," pungkasnya.
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com