Liputan6.com, Jakarta - Polisi menangkap sekelompok mahasiswa pro-Palestina termasuk aktivis berusia 21 tahun Greta Thunberg. Kelompok itu menduduki sebuah gedung di Universitas Kopenhagen untuk memprotes apa yang mereka sebut sebagai "kerja sama berkelanjutan" universitas tersebut dengan lembaga-lembaga akademis di Israel.
Mengutip dari laman France24, Kamis (5/9/2024), Greta Thunberg dan sekelompok aktivis ditangkap pada Rabu, 4 September 2024 setelah menduduki gedung Universitas Kopenhagen. Mereka menyerukan boikot akademis terhadap universitas-universitas Israel, lapor media Denmark.
Advertisement
Gambar-gambar di harian Ekstrabladet menunjukkan aktivis iklim berusia 21 tahun itu, mengenakan selendang keffiyeh hitam-putih yang disampirkan di bahunya. Ia dikawal keluar dari gedung kampus oleh polisi.
Sementara itu, Thunberg membagikan gambar-gambar di Instagram tentang polisi antihuru-hara yang memasuki sebuah gedung tempat kelompok "Mahasiswa Melawan Pendudukan" menggelar unjuk rasa. "Saya tidak dapat mengonfirmasi nama-nama mereka yang ditangkap, tetapi enam orang telah ditangkap terkait dengan demonstrasi tersebut," kata seorang juru bicara polisi Kopenhagen kepada AFP.
"Mereka diduga memaksa masuk ke dalam gedung dan memblokir pintu masuk," katanya.
The Students against the Occupation mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Instagram, "Sementara situasi di Palestina semakin memburuk, Universitas Kopenhagen terus bekerja sama dengan lembaga-lembaga akademis di Israel."
"Kami menduduki" "administrasi pusat universitas dengan satu tuntutan: boikot akademis sekarang." Diketahui, demonstran pro-Palestina telah mendirikan perkemahan di berbagai universitas di seluruh Amerika Serikat dan Eropa sejak musim semi lalu untuk memprotes pemboman Israel di Gaza dan pendudukan wilayah Palestina.
Suara Lantang Greta Thunberg Bela Palestina
Sebelumnya, Greta ikut menjadi sorotan setelah lantang menyuarakan bela Palestina. Ia sempat diinterupsi oleh seorang pria yang mendekatinya di atas panggung usai mengundang seorang perempuan Palestina dan Afghanistan untuk berbicara pada protes iklim di ibu kota Belanda.
Melansir dari AP, Senin, 13 November 2023, Thunberg tengah berbicara di hadapan puluhan ribu orang ketika dia mengundang kedua perempuan itu ke atas panggung. "Sebagai gerakan keadilan iklim, kita harus mendengarkan suara mereka yang tertindas dan mereka yang memperjuangkan kebebasan dan keadilan," ungkap aktivis itu.
Ia menambahkan, "Jika tidak, tidak akan ada keadilan iklim tanpa solidaritas internasional."
Setelah perempuan Palestina dan Afghanistan berbicara dan Thunberg melanjutkan pidatonya, seorang pria naik ke panggung. "Saya datang ke sini untuk demonstrasi iklim, bukan pandangan politik," ungkap pria berjaket hijau itu sebelum dipaksa turun dari panggung.
Identitas pria tersebut belum jelas. Ia memakai jaket bertuliskan kelompok bernama Water Natuurlijk yang telah memilih anggota dewan air Belanda.
Advertisement
Ikut Turun ke Jalan
Wanita Afghanistan bernama Sahar Shirzad mengatakan kepada The Associated Press bahwa Thunberg mengizinkan mereka naik panggung bersamanya. "Pada dasarnya, dia memberikan waktunya kepada kami," ungkapnya.
Sebelum aktivis lingkungan berusia 20 tahun itu naik ke atas panggung, acara itu sempat terhenti saat sekelompok kecil aktivis di depan massa mengibarkan bendera Palestina. Mereka pun meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina.
Thunberg tampak tak terpengaruh dan lalu terlihat menari di belakang panggung saat band bermain. Insiden ini terjadi setelah puluhan ribu orang turun ke jalan di Amsterdam menyerukan tindakan lebih lanjut untuk mengatasi perubahan iklim.
Aksi tersebut terjadi dalam protes massal cuma 10 hari sebelum pemilu nasional. Penyelenggara mengklaim bahwa 70.000 orang ikut dalam demonstrasi itu dan menyebutnya sebagai protes iklim terbesar yang pernah ada di Belanda.
Thunberg termasuk di antara mereka yang berjalan melewati jantung bersejarah ibu kota Belanda. Para pemimpin politik, termasuk mantan ketua iklim Uni Eropa Frans Timmermans kemudian berpidato di depan massa yang berkumpul di alun-alun di belakang bangunan terkenal Rijksmuseum.
Suara Thunberg di Tengah Perang Israel dan Hamas
"Kita hidup di masa krisis, yang semuanya merupakan akibat dari pilihan politik yang diambil. Hal ini perlu dilakukan dan dapat dilakukan secara berbeda," ungkap penyelenggara Climate Crisis Coalition dalam sebuah pernyataan. Walau koalisi tersebut mencakup gerakan pemuda Fridays for Future, para pengunjuk rasa berasal dari segala usia.
Mereka termasuk rombongan besar petugas medis berjas putih yang membawa spanduk bertuliskan, "Krisis iklim = krisis kesehatan." "Saya seorang dokter anak. Saya di sini membela hak-hak anak-anak," kata Laura Sonneveld.
Ia menyambung, "Anak-anak adalah pihak pertama yang terdampak perubahan iklim."
Mengatasi perubahan iklim merupakan salah satu bidang kebijakan utama bagi partai politik yang ikut serta dalam pemilihan umum pada 22 November 2023. "Sudah waktunya bagi kita untuk memprotes keputusan pemerintah," kata Margje Weijs, seorang guru bahasa Spanyol dan youth coach. "Saya berharap ini mempengaruhi pemilu."
Thunberg sebelumnya sempat menyuarakan dukungan kepada Palestina di tengah perang Hamas versus Israel. Hal tersebut tampak dari unggahannya melalui akun X (sebelumnya Twitter) pribadinya pada 20 Oktober 2023.
Dalam unggahan tersebut, Greta memegang kertas bertuliskan "Stand with Gaza". Ia bersama tiga orang lainnya yang juga memegang kertas berisi gambar bendera Palestina yang tertulis "Free Palestine","This Jew Stands with Palestine", hingga "Climate Justice Now!!".
Baca Juga
Advertisement