Sosok Faisal Basri di Mata Sahabat: Selamat Jalan Pejuang Anti-Korupsi

Berita duka pagi ini datang dari kalangan ekonom Indonesia. Sosok ekonom senior dan kritis Faisal Basri meninggal dunia

oleh Tira Santia diperbarui 05 Sep 2024, 10:15 WIB
Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri, mengusulkan agar kebijakan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen di 2025 ditunda.

Liputan6.com, Jakarta Sosok ekonom senior dan kritis, Faisal Basri, meninggal dunia. Faisal Basri wafat pada 5 September 2024, pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta.

Di mata sahabatnya, Ekonom Senior INDEF Didik J. Rachbini, Faisal dikenang sebagai sosok yang idealis, berprinsip kuat, serta bersuara lantang, tegas, dan berani dalam memperjuangkan nilai-nilai demokrasi, transparansi, akuntabilitas, dan keadilan dalam ekonomi dan politik Indonesia.

"Kita kehilangan Faisal Basri, ekonom pendiri Indef yang sudah dikenal luas, sosok yang idealis dan sangat berintegritas. Faisal sering dipandang sebagai sosok yang idealis, dengan prinsip yang kuat mengenai bagaimana ekonomi dan politik harus dikelola demi kepentingan publik," kata Didik dalam keterangannya, Kamis (5/9/2024).

Di Mata Cak Imin

Ketegasan Faisal Basri juga diakui oleh Ketua Partai PKB, Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Cak Imin. Cak Imin menyebut hanya Faisal Basri yang berdiri dan bersuara lantang mengkritisi pemerintahan Jokowi yang mulai menjadi otoriter. Jokowi mulai menampilkan sosok tiran, tetapi tersembunyi dengan sempurna.

"Suatu sore, kira-kira 7 tahun yang lalu di forum terbatas pimpinan redaksi, saya berdiskusi dengan Muhaimin Iskandar yang bergumam tentang keadaan bahwa oposisi nihil," ujarnya.

Menurut Didik, meskipun Faisal Basri tidak menduduki jabatan formal di partai atau pemerintahan, kiprahnya sebagai akademisi maupun aktivis ekonomi-politik telah memberikan dampak besar dalam mendorong reformasi, perbaikan kebijakan, dan demokrasi secara luas di Indonesia.

Faisal Basri bersama Didik J. Rachbini, Fadhil Hasan, Didin Damanhuri, dan Nawir Messi terlibat dalam membangun INDEF, sebuah institusi bereputasi, kritis, dan progresif dalam menilai kebijakan ekonomi Indonesia.

Menurut Didik, pandangan Faisal dengannya tidak berbeda, terutama dalam hal kemandirian analisis ekonomi dan keinginan mendorong reformasi ekonomi yang lebih adil dan pro-rakyat.

"Tetapi Faisal lebih berani, gamblang, dan terus terang. Tidak aneh jika politisi seperti Muhaimin yang berada di dalam koalisi pada periode pertama pemerintahan Jokowi menyesalkan demokrasi yang absen dari oposisi," katanya.

Didik melihat bahwa, bersama sahabat ekonom lainnya di INDEF seperti Didin Damanhuri, Faisal selalu mengedepankan prinsip-prinsip ekonomi yang berkelanjutan dan adil, serta berbagi visi dalam hal reformasi kebijakan ekonomi yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat bawah.

 


Independensi dan Anti-Korupsi

Faisal Basri (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Yang lebih mengesankan lagi dari pribadi Faisal Basri adalah independensinya dan sikap anti-korupsi. Tidak ada yang bisa mempengaruhi pandangan dan ketegasan dalam pemikirannya. Dia selalu kritis terhadap kebijakan pemerintah dan tidak segan untuk menyuarakan pendapat yang berbeda, meskipun itu tidak populer.

"Dia sering menunjukkan sikap independen dalam analisisnya dan tidak terikat dengan kepentingan partai politik tertentu. Dia juga menyesalkan KPK yang diberangus oleh pemerintah dan parlemen," ujarnya.

Tak hanya itu, Didik menyebut Faisal Basri sebagai sosok yang sangat sederhana namun memiliki kontribusi besar dalam memperjuangkan transparansi dan akuntabilitas di dunia ekonomi dan politik Indonesia.

Sebagai salah satu pendiri Indonesia Corruption Watch (ICW), Faisal sering berbicara lantang tentang pentingnya memberantas korupsi di Indonesia, terutama di sektor ekonomi dan pemerintahan.

"Di bidang akademik, Faisal Basri juga dihormati sebagai dosen ekonomi di Universitas Indonesia (UI), dan mendirikan lembaga Think Tank Indef dengan fokus pada kegiatan mengajar dan meneliti isu-isu ekonomi, khususnya pembangunan ekonomi dan kebijakan publik," pungkasnya.


Ekonom Senior Faisal Basri Meninggal Dunia

Ekonom Senior Faisal Basri mengkritik rencana pembuatan family office usulan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (dok: Arief)

Berita duka pagi ini datang dari kalangan ekonom Indonesia. Sosok ekonom senior dan kritis Faisal Basri meninggal dunia.

Informasi yang sudah dikonfirmasi Liputan6.com ini, Faisal Basri meninggal dunia pada 5 September 2024, pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta.

"Mohon doanya semoga Rahimahullah diberikan tempat terbaik Jannatul Firdaus, diampuni segala khilafnya, dilapangkan kuburnya, diterima amal ibadahnya, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan keikhlasan," tulis pesan yang diterima Liputan6.com, Kamis (5/9/2024).

Hal ini juga dibenarkan oleh Ekonom Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Indef Tauhid Ahmad.

"Ya," tegas dia ketika dikonfirmasi Liputan6.com

Adapun info pemakaman Faisal Basri yaitu berangkat sekitar Ba’da Ashar dari mesjid Az Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan.

Sementara rumah duka berlokasi di Komplek Gudang Peluru Blok A 60 Jakarta Selatan

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya