Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, buka suara soal rencana pembatasan pembelian BBM subsidi semisal Solar dan Pertalite, yang rencananya akan dilakukan pada Oktober 2024.
Luhut tak sepakat dengan istilah pengetatan BBM subsidi. Program ini disebutnya lebih kepada penyaluran BBM Pertalite dan Solar agar lebih tepat sasaran.
Advertisement
Penyaluran BBM tepat sasaran kepada konsumen berhak tengah dilakukan sosialisasi. Luhut berharap implementasinya bisa mulai dilakukan pada Oktober mendatang.
"Sosialisasi lagi mulai. Nanti kita mau rapat sekali lagi dengan Presiden, baru nanti diputuskan oleh Presiden. (Jadi Oktober?) Kita berharap itu," ujar Luhut saat ditemui di gelaran ISF 2024 di JCC, Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Menurut dia, penyaluran BBM Pertalite kepada yang berhak akan ditunjang dengan teknologi kecerdasan buatan alias AI. Itu bakal mendeteksi apakah kendaraan yang bersangkutan layak mengkonsumsi atau tidak.
"Dengan tadi misalnya pemerintah mau meluncurkan untuk program BBM dengan penataan AI, jadi orang yang tidak berhak dengan big data yang kita punya, nozzle-nya itu yang bikin isi bensin otomatis akan mati sendiri karena melihat nopol dari mobil itu," terangnya.
Dengan begitu, anggaran subsidi untuk BBM nantinya bisa lebih ditekan. Sehingga bisa dialihkan untuk program-program pemerintah di bidang lain.
"Jadi yang kita subsidi adalah orang-orang yang berhak. Jadi sebenarnya target itu dengan teknologi tersebut tuh bisa. Dulu 5 tahun yang lalu enggak bisa. Dan itu kita bisa menghemat bertahap sampai Rp 90 triliun per tahun," tuturnya
"Lah kalau angka itu sekarang kita bisa bikin berapa banyak pendidikan di Indonesia, berapa banyak industri, dan seterusnya dan seterusnya," pungkas Luhut.
78% Konsumen Pertamina Beli Pertalite, Rata-Rata 19,5 Liter per Hari
Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga mencatat bahwa volume rata-rata pembelian Pertalite adalah sebesar 19,5 liter setiap harinya.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menjelaskan bahwa data tersebut diambil dari keseluruhan transaksi Pertalite pada Juni 2024.
"Pada periode Juni 2024, 78 persen konsumen mengisi Pertalite setiap harinya dengan rata-rata volume pengisian 19,5 liter. Artinya, dari 78 persen populasi konsumen, pengisian Pertalite sebesar 19,5 liter per hari sudah mencukupi kebutuhan BBM kendaraan mereka," jelas Heppy, Selasa (3/9/2024).
Data rata-rata pengisian Pertalite diolah oleh Pertamina Patra Niaga berdasarkan penjualan real-time di SPBU yang telah terdigitalisasi.
Lebih lanjut, Heppy mengungkapkan bahwa digitalisasi ini digunakan untuk mendorong penyaluran BBM subsidi secara tepat melalui program Subsidi Tepat.
"Program Subsidi Tepat adalah upaya kami untuk memastikan transparansi penyaluran BBM bersubsidi. Melalui digitalisasi, penyaluran BBM bersubsidi dapat dipantau secara real-time dan mencegah potensi penyelewengan di lapangan," ungkapnya.
Advertisement
Daftar Lewat QR Code
Pendataan pengguna BBM subsidi dilakukan melalui pendaftaran QR Code di laman https://subsiditepat.mypertamina.id, yang terus dilakukan oleh Pertamina Patra Niaga.
Saat ini, prioritas diberikan pada wilayah-wilayah di gelombang pertama, yaitu Jawa, Madura, Bali (Jamali), serta beberapa wilayah non-Jamali, seperti Kepulauan Riau, NTT, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
"Untuk informasi lengkap mengenai program Subsidi Tepat dan langkah-langkah pendaftarannya, masyarakat dapat mengakses halaman http://subsiditepat.mypertamina.id," tandas Heppy.