6 Fakta Menarik Gunung Ara, Titik Tertinggi di Pulau Komodo Flores NTT

Seperti Pulau Rinca di dekatnya, Gunung Ara terletak di antara pulau-pulau besar Sumbawa dan Flores dan terkenal sebagai rumah bagi komodo.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 06 Sep 2024, 08:30 WIB
Gunung Ara di Flores NTT. (Dok: Gunung Bagging https://www.gunungbagging.com/ara/)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Ara adalah salah satu gunung yang merupakan titik tertinggi di Pulau Komodo. Seperti Pulau Rinca di dekatnya, Gunung Ara terletak di antara pulau-pulau besar Sumbawa dan Flores dan terkenal sebagai rumah bagi komodo.

Mengutip dari laman Gunung Bagging, Jumat (5/9/2024), Peta Bakosurtanal yang relevan mencantumkan puncak tertinggi di pulau itu sebagai 'Golo Ara' dengan ketinggian 808 mdpl.

Masih banyak hal mengenai Gunung Ara selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Ara yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Titik Tertinggi di Pulau Komodo

Pulau Komodo memiliki populasi kadal besar terbesar dengan perkiraan jumlah lebih dari 1.700 ekor. TGunung Ara juga merupakan puncak tertinggi di seluruh Taman Nasional Komodo.

Beberapa sumber daring menyatakan bahwa Gunung Satalibo, dengan ketinggian 735 mdpl yang merupakan puncak tertinggi kedua Komodo. Gunung tersebut lebih umum didaki tetapi terletak sekitar 6 kilometer di timur laut Gunung Ara. Namun tidak ada deskripsi atau laporan tentang siapa pun yang pernah ke sana dalam beberapa tahun terakhir.

2. Titik Awal Pendakian

Beberapa sumber menyatakan bahwa dibutuhkan waktu lebih dari 2 jam untuk mencapai puncak Gunung Ara dari pos Ranger di teluk terlindung Loh Liang. Tetapi seorang pendaki mengaku bahwa dalam perjalanan tahun 2020 tidak dapat menemukan penjaga hutan yang mengaku pernah ke sana. Ada banyak alasan mencoba mendaki ke puncak sebenarnya sangat tidak disarankan.

 


3. Penduduk Komodo Tinggal di Daratan Tingginya

Gunung Ara di Pulau Komodo Flores NTT. (Dok: Gunung Bagging https://www.gunungbagging.com/ara/)

Komodo muda hidup di pohon selama beberapa tahun pertama untuk menghindari dimakan oleh komodo dewasa yang suka memakan serangga. Aair liur komodo muda sama berbahayanya dengan air liur komodo dewasa.

Mengingat bahwa bagian atas Pulau Komodo masih memiliki hutan, tidak seperti bagian bawah yang panas dan kering. Ada mungkin bahwa mendaki Gunung Ara akan melibatkan banyak pertemuan dengan komodo yang bermusuhan.

Disebutkan bahkan sesama komodo saja mereka saling memakan. Biasanya induk komodo akan melindungi telur mereka dan menyimpannya di tempat yang aman agar tidak dimangsa predator lain, termasuk manusia. 

Meskipun demikian, diduga ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa penduduk asli Pulau Komodo tinggal di dataran tinggi di Gunung Ara. Namun, sekarang populasinya berada di pinggiran pantai, dengan staf Taman Nasional di Loh Liang di pantai timur, dan sebuah desa besar beberapa kilometer ke selatan.

 


4. Mendaki Gunung Ara Cukup Berbahaya

Pemandangan Gunung Ara di Pulau Komodo Flores NTT. (Dok: Gunung Bagging https://www.gunungbagging.com/ara/)

Seperti yang sempat disinggung, mendaki Gunung Ara tidak disarankan. Bahkan turis yang mengunjungi Pulau Komodo saja perlu ditemani oleh pawang. 

Sejumlah kecil wisatawan dan penduduk lokal pernah dilaporkan terluka atau terbunuh oleh komodo di Pulau Komodo. Termasuk pada tahun 1974 ketika konservasionis Swiss Baron Rudolf Reding von Bibiregg menghilang di atas Loh Liang.

Sebelumnya ia sempat mengalami cedera lutut, beberapa harta bendanya kemudian ditemukan. Ada salib putih yang mengenangnya. Namun, kejadian seperti itu jarang terjadi, terutama jika Anda menginap bersama rombongan dan pemandu.

5. Harus Ditemani Pemandu

Sebagian besar pengunjung melakukan perjalanan singkat untuk melihat satwa liar dari Loh Liang. Tidak mengherankan, pemandu resmi wajib ada, dan rombongan yang lebih besar akan ditemani sekitar empat orang pemandu yang membawa tongkat bercabang untuk menahan komodo jika berperilaku agresif.

Ada perjalanan singkat, sedang, dan panjang yang tersedia, semuanya membutuhkan waktu satu atau dua jam. Biasanya termasuk kunjungan ke lubang air tempat hewan-hewan pulau seperti babi hutan, rusa, dan tentu saja komodo sering berkumpul.


6. Turis Berkunjung dengan Paket Perjalanan

Pemandangan dari dermaga Loh Buaya, Pulau Komodo, Taman Nasional Komodo (TNK) di lepas pantai Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Liputan6.com/Asnida Riani)

Titik pandang terbaik di Taman Nasional Komodo yang dapat diakses dengan mudah adalah di Pulau Padar yang terletak di antara Komodo dan Rinca. Dari dermaga di pantai tenggara, jalan setapak berbatu yang mudah mengarah ke selatan yang menawarkan pemandangan luar biasa ke teluk di bawahnya, puncak-puncak berbatu di utara Pulau Padar, dan Gunung Ara Komodo di kejauhan.

Ada populasi kecil komodo di Pulau Padar, setidaknya tujuh ekor menurut laporan resmi tetapi mendekati 20 ekor menurut pemandu pada tahun 2020. Mereka jarang ditemui di dekat titik pandang tetapi perlu diketahui bahwa bukan tidak mungkin untuk melihatnya di dekat Pantai Pink.

Untuk mengunjungi Gunung Ara di Pulau Komodo, Anda bisa sekalian mengelilingi pulau sekitarnya dengan membeli paket tur. Biasanya Anda juga akan diantar ke Pantai Pink adalah tempat pemberhentian populer lainnya dengan pantai yang dibuat merah muda oleh karang merah. Tempat ini menawarkan pemandangan indah ke Gunung Ara di Pulau Komodo.

Biasanya Pulau Padar menjadi tempat yang lebih dulu digapai untuk menghindari panasnya siang hari. Kemudian Pantai Pink, Pulau Komodo, pulau pasir kecil Taka Makassar di utara Pulau Padar, Manta Point untuk melihat ikan pari manta, dan kemudian Pulau Kanawa dalam perjalanan kembali ke Labuan Bajo.

 

Infografis Petaka Para Pendaki Saat Erupsi Gunung Marapi. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya