Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) mencatat peningkatan penggunaan kendaraan listrik di Indonesiamencapai 180 persen dalam 2 tahun terakhir. Kenaikan ini turut direspons perusahaan dengan mengebut pembuatan stasiun pengisi daya.
Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN, Hartanto Wibowo mengatakan kenaikan adopsi kendaraan listrik itu didorong oleh percepatan pembangunan ekosistem kendaraan listrik Indonesia. Termasuk didalamnya Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).
Advertisement
"Adopsi EV telah meningkat secara menakjubkan hingga lebih dari 130.000 unit pada April 2024. Ini menandai pertumbuhan yang signifikan lebih dari 180 persen dibandingkan dengan tahun 2022," kata Hartanto dalam Diskusi Tematik Indonesia Sustainability Forum 2024, di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Melihat perkembangan itu, PLN tidak tinggal diam. Perusahaan juga turut memperluas pendukung EV dengan memastikan stasiun pengisian daya tersedia secara luas dan terjangkau.
"Hingga Agustus 2024, total stasiun pengisian daya EV publik telah tumbuh lebih dari lima kali lipat dari tahun 2021 menjadi lebih dari 101.500 stasiun," katanya.
Di sisi lain, Hartanto menyebut, layanan pengisian daya di rumah juga telah meningkat 130 kali lipat dari tahun 2021, dengan total lebih dari 14.000 pelanggan. Kemajuan tersebut didorong oleh kemitraan strategis dengan produsen kendaraan listrik dan peningkatan layanan melalui aplikasi PLN Mobile.
"Dengan menyelaraskan dengan target pemerintah, PLN bertujuan untuk mengeksplorasi peluang dalam ekosistem EV dan berkontribusi pada tujuan transisi energi Indonesia yang lebih luas serta memperkuat ketahanan energi nasional," urainya.
Jokowi Pamer Indonesia Punya PLTS Terapung Terbesar di Asia Tenggara
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memamerkan Indonesia memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung terbesar di Asia Tenggara. PLTS terapung itu juga menjadi yang terbesar ketiga di dunia.
Hal tersebut diungkap Jokowi dalam Indonesia International Sustainability Forum 2024. Itu juga merujuk pada PLTS Terapung Cirata, di Waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat.
Daya yang mampu dihasilkan PLTS Terapung Cirata itu mencapai 192 Megawatt (MW) pada daya puncaknya. Angka itu menjadikan PLTS Terapung Cirata jadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
"Kami juga memiliki PLTS, PLTS apung, pembangkit listrik tenaga surya apung di Waduk Cirata dengan kapasitas 192 MW peak, terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia," ungkap Jokowi dalam sambutannya di ISF 2024, JCC Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Advertisement
Potensi Lainnya
Selain itu, Jokowi mengatakan Indonesia juga punya potensi besar untuk penangkapan dan pengimpanan karbon. Unggulannya adalah besar luasan hutan bakau yang ada di Indonesia.
Dengan luasan hutan bakau mencapai 3,3 juta hektare, berpotensi menyimpan emisi karbon 8-12 kali lipat dari hutan hujan tropis. Dia mengatakan, potensi-potensi tersebut yang banyak orang lain belum mengetahuinya.
"Indonesia juga memiliki potensi besar didalam penyerapan karbon. Hutan mangrove kami, hutan mangrove Indonesia itu terbesar di dunia 3,3 juta hektar yang mampu menyerap karbon 8-12 kali lebih baik dibandingkan hutan hujan tropis," ujarnya.
"Ini banyak yang orang tidak tahu," sambung Jokowi.