4 Fakta Baby Blues Pada Ibu Setelah Melahirkan, Terlalu Parah Bisa Berakibat Fatal Bagi Mental

Baby blues merupakan kondisi sementara yang biasanya muncul beberapa hari setelah melahirkan dan bisa berlangsung hingga dua minggu.

oleh Miranti diperbarui 06 Sep 2024, 11:12 WIB
Gambar sindrom baby blues. (Foto Hak Cipta oleh Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Setelah melahirkan, banyak ibu mengalami berbagai perubahan fisik dan emosional yang signifikan. Salah satu kondisi yang sering terjadi adalah baby blues. Perlu diketahui, kondisi ini mempengaruhi sekitar 70-80% ibu baru.

Baby blues sendiri merupakan kondisi sementara yang biasanya muncul beberapa hari setelah melahirkan dan bisa berlangsung hingga dua minggu. Meskipun umum terjadi, penting bagi ibu dan keluarga untuk mengenali gejala-gejala baby blues agar dapat memberikan dukungan yang tepat.

Baby blues yang terlalu parah bisa berakibat fatal bagi mental ibu. Dikhawatirkan, kondisi ini bisa berdampak buruk pada buah hati yang baru dilahirkannya. Mengenai baby blues, ada beberapa fakta yang penting untuk kita pahami. Simak informasi berikut ini ya sebagaimana telah dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Jumat (06/09/2024):


1. Penyebab Baby Blues

gambar ibu menyusui/shutterstock

Baby blues terjadi karena kombinasi berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi hal-hal berikut.

  • Perubahan Hormon: Setelah melahirkan, kadar hormon estrogen dan progesteron turun secara signifikan. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi suasana hati.
  • Kelelahan Fisik: Proses persalinan yang melelahkan dan kurangnya waktu istirahat setelah melahirkan dapat menyebabkan kelelahan fisik yang berdampak pada kondisi emosional.
  • Stres Psikologis: Tanggung jawab baru sebagai orang tua, perubahan rutinitas, dan kekhawatiran tentang kemampuan merawat bayi dapat meningkatkan stres psikologis yang memperburuk kondisi ini.

2. Gejala Baby Blues

Baby blues, perubahan suasana hati ibu pasca melahirkan. (Foto: Unsplash/Hollie Santos)

Gejala baby blues bervariasi pada setiap ibu, namun beberapa tanda umum meliputi hal-hal berikut.

  • Perubahan Mood: Ibu yang mengalami kondisi ini mungkin merasa sangat bahagia pada satu waktu, lalu tiba-tiba merasa sedih atau menangis tanpa alasan yang jelas.
  • Kecemasan: Perasaan cemas berlebihan tentang kemampuan merawat bayi atau kekhawatiran tentang kesehatan bayi. Ini sering dirasakan oleh ibu yang baru saja melahirkan dan baru pertama kali memiliki anak.
  • Iritabilitas: Mudah marah atau merasa frustrasi tanpa alasan yang jelas.
  • Kelelahan: Ibu merasa sangat lelah atau tidak bertenaga meskipun mendapatkan cukup tidur.
  • Kesulitan Tidur: Baby blues ditandai dengan masalah tidur, baik itu sulit tidur atau sering terbangun di malam hari.
  • Konsentrasi yang Buruk: Kesulitan untuk fokus atau membuat keputusan sederhana juga erat kaitannya dengan gejala baby blues.

 


3. Cara Mengatasi Baby Blues

Gambar baby blues. (Hak Cipta Foto oleh Freepik)

Menghadapi baby blues membutuhkan dukungan dari diri sendiri dan juga dari lingkungan sekitar. Beberapa cara yang dapat membantu mengurangi dan menangani risiko ini di antaranya sebagai berikut.

  • Istirahat yang Memadai: Meskipun menantang, usahakan untuk tidur saat bayi tidur guna mengurangi rasa lelah.
  • Cari Dukungan Emosional: Berbagi perasaan dengan pasangan, keluarga, atau teman dekat dapat memberikan dukungan emosional yang diperlukan.
  • Mintalah Bantuan dari Profesional: Jika merasa kewalahan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari konselor atau psikolog.
  • Lakukan Aktivitas yang Menenangkan: Melakukan kegiatan yang menenangkan seperti berjalan-jalan, meditasi, atau mendengarkan musik dapat membantu mengurangi stres.
  • Pastikan Tubuh Mendapat Nutrisi dan Hidrasi yang Cukup: Mengonsumsi makanan sehat dan cukup minum air dapat membantu menjaga energi dan kesehatan fisik.

 

 


4. Kapan Harus Mencari Bantuan Medis?

Gambar sindrom baby blues. (Hak Cipta Foto oleh Freepik)

Apabila gejala baby blues berlangsung lebih dari dua minggu atau semakin memburuk, kemungkinan besar ibu mengalami depresi pascapersalinan (postpartum depression). Kondisi ini lebih serius dan memerlukan intervensi medis. Gejala depresi pascapersalinan mencakup perasaan putus asa, kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disenangi, atau adanya pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi.

Dengan pemahaman yang baik tentang gejala dan cara mengatasi baby blues, diharapkan ibu baru dapat lebih siap menghadapi tantangan emosional pasca melahirkan. Dukungan dari pasangan, keluarga, dan teman sangat penting untuk membantu ibu melewati masa transisi ini dengan lebih baik. Semoga informasi ini bermanfaat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya