Terobosan Makanan Minuman dengan Lebih Sedikit Gula dan Sodium Tanpa Mengorbankan Cita Rasa

Selain memastikan makanan dan minuman dengan lebih sedikit gula maupun sodium, Kerry berinvestasi dalam mengembangkan cita rasa lokal Indonesia.

oleh Asnida Riani diperbarui 09 Sep 2024, 11:18 WIB
Booth Kerry Indonesia di pameran Food and Beverage Asia Indonesia di JIExpo Kemayoran Jakarta yang berlangsung pada 4--6 September 2024. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - Gagasan makanan maupun minuman lebih sehat semestinya bercita rasa hambar perlahan dibuang jauh. Dengan inovasi teknologi, ragam sajian kini diklaim bisa tetap enak, namun tidak bablas berdampak negatif bagi tubuh. Salah satunya, perusahaan makanan Kerry menawarkan produk lebih rendah gula dan sodium.

"Gaya hidup masyarakat berubah karena pandemi. 80 persen (konsumen) berubah preferensi dalam memilih makanan dan minuman post-COVID. Ada evolusi untuk hidup lebih sehat dan berkelanjutan," kata General Manager Kerry Indonesia, Janeley Haryono, di booth perusahaannya di pameran Food and Beverage Asia (FiA) Indonesia, JIExpo Kemayoran Jakarta, Rabu, 4 September 2024.

Kendati demikian, General Manager Southeast Asia Retail Kerry, William Kelly, menyebut bahwa cita rasa bukanlah sesuatu yang bisa dinegosiasikan pada pelanggan di Indonesia. "Rasa yang kuat dan harga produk terjangkau masih jadi faktor penting (bagi pelanggan Indonesia)," sebut dia di kesempatan yang sama.

Maka itu, pihaknya melakukan berbagai pendekatan, termasuk dari segi teknologi, untuk menciptakan produk lebih sehat, tetap enak, dan harganya masih terjangkau, klaim mereka. Janeley menyebut bahwa Kerry memiliki teknologi modulasi untuk menjaga cita rasa produk.

"Itu bisa mengurangi kadar gula dengan natural extract hingga 50 persen. Jadi teknologi kami meniru rasa gula. Memang tidak mudah, tapi kami berusaha mereplikasikan sedekat mungkin (dengan rasa asli gula)," ujar dia.


Kurangi Gula dan Sodium

Booth Kerry Indonesia di pameran Food and Beverage Asia Indonesia di JIExpo Kemayoran Jakarta yang berlangsung pada 4--6 September 2024. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Teknologi ini, menurut Janeley, membuat Kerry bisa bekerja sama, terutama dengan merek-merek minuman yang ingin mengurangi kadar gula dalam produk mereka. "Lima puluh persen (pengurangan gula) di sini, misalnya, sebuah produk sebelumnya memiliki 26 gram kandungan gula, dengan teknologi Kerry, itu bisa dikurangi sampai 50 persen (jadi sekitar 13 gram) tanpa banyak mengubah rasa," ia mengklaim.

Vice President Taste, RDA, Kerry APAC, Middle East and Africa Dr. Um Ki Won mengatakan bahwa sejatinya, gula dibutuhkan tubuh. Mengonsumsinya secara berlebihanlah yang bisa berdampak negatif dalam tubuh. Maka itu, pihaknya menggunakan ekstra alami, yang tidak dijelaskan secara lebih detail, untuk mengurangi risiko konsumsi gula berlebih.

"Teknologi, yang sangat kompleks, sudah kami kembangkan untuk memastikan asupan (gula dalam produk) seimbang," menurut dia. Sementara itu, dengan teknologi mereka, Kerry mengklaim bisa mengurangi 40 persen kandungan sodium, juga tanpa mengubah banyak rasa, terutama pada ragam makanan ringan, seperti keripik.


Mengembangkan Cita Rasa Lokal

Booth Kerry Indonesia di pameran Food and Beverage Asia Indonesia di JIExpo Kemayoran Jakarta yang berlangsung pada 4--6 September 2024. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Inisiasinya tidak hanya sampai di situ, karena pihaknya melakukan pendekatan lokal dalam mengembangkan produk, terutama dari segi rasa. "Indonesia punya banyak kuliner kaya rasa yang menginspirasi kami," sebut Dr. Um.

Janeley bercerita bahwa perusahaan asal Irlandia ini mengembangkan cita rasa lokal ke produk mereka dengan "berkunjung ke pasar." Ia menyebut, "Tim kami cicip langsung rasannya seperti apa dan mendalami pola makan pelanggan itu seperti apa."

William mengatakan bahwa pihaknya berinvestasi serius dalam hal ini, dengan membuka Karawang Taste Plant tahun lalu. Itu merupakan fasilitas yang secara khusus akan mengembangkan cita rasa lokal. "Kami bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan lokal untuk menggunakan bahan mentah terbaik dari Indonesia," kata dia.

Fasilitas itu juga akhirnya menyentuh faktor keberlanjutan yang disasar pihaknya. Dengan memproduksi dan mendapatkan bahan secara lokal, mereka berharap bisa mengurangi jejak karbon dari proses pengolahan produk. Kendati, tidak disebutkan secara jelas berapa jumlah emisi karbon yang bisa dikurangi karena inisiasi tersebut.


Praktik Keberlanjutan

Booth Kerry Indonesia di pameran Food and Beverage Asia Indonesia di JIExpo Kemayoran Jakarta yang berlangsung pada 4--6 September 2024. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Inisiasi praktik keberlanjutan lain dari perusahaan itu adalah Kerry Red Arrow yang diklaim mengurangi energi yang digunakan untuk pengasapan hingga 42 persen. Selain dijanjikan lebih ramah lingkungan, teknologi ini dikatakan lebih murah, namun tidak disebutkan berapa persen biaya produksi yang bisa dikurangi karena itu.

Gagasan sustainablity ini sebenarnya lebih dulu menyentuh produk susu mereka. Saus keju perusahaan itu disebut bisa mengurangi 13 persen dampak karbon, sementara cheese puff mereka diklaim bisa mengurangi hingga 25 persen emisi karbon daripada proses produk secara konvensional.

Janeley berkata, "Kami tidak memaksakan teknologi, supaya cita rasa enaknya tetap terjaga. Kami mempelajari keinginan konsumen lebih dulu, baru teknologi kami beradaptasi dengan demand itu." Di Indonesia, ia mengatakan pihaknya terus meriset rasa-rasa favorit.

Salah satu yang dipamerkan di FiA Indonesia 2024 adalah keripik rasa sei sapi. Selain, pengunjung pameran yang masih akan berlangsung hingga hari ini, Jumat (6/9/2024), bisa mencicip mi kuah sup konro.

Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya