Liputan6.com, Jakarta - Anak Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi atau Mendikbudristek Nadiem Makarim diberkati oleh Pemimpin Gereja Katolik Sedunia, Paus Fransiskus. Momen ini pun cukup menarik perhatian warganet.
Dari informasi yang dihimpun, momen itu terjadi di Graha Pemuda Kompleks Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Rabu malam 4 September 2024.
Advertisement
Dalam tayangan yang beredar dilihat Jumat (6/9/2024), Nadiem dan istrinya Franka Makarim hadir langsung menemui Paus Fransiskus. Nadiem dan Franka membawa anaknya yang masih bayi.
Franka Makarim terlihat berlutut seraya menghadapkan anaknya ke depan Paus Fransiskus. Paus lalu memberkati bayi itu dengan mengusap kepala si anak dan disebutkan nama Samudra.
Usai pemberkatan, Paus Fransiskus tampak memanggil dan ampak berdialog kecil. Nadiem juga sempat diberi kenang-kenangan oleh Paus.
Diketahui, Nadiem Makarim dan Franka Franklin menikah sejak 2014 lalu. Nadiem menganut agama Islam, sementara Franka beragama Katolik. Meski memiliki keyakinan yang berbeda, rumah tangga yang telah berjalan 10 tahun ini selalu harmonis hingga sekarang.
Dari pernikahan ini, mereka dikarunia empat orang anak. Anak keempatnya yang diberkati Paus Fransiskus baru lahir belum lama ini.
Wanita kelahiran Jakarta, 8 Juli 1983 ini juga dikenal sebagai wanita yang sukses dan inspiratif, tak kalah dari sang suami. Diketahui, ia merupakan lulusan kampus terkenal di luar negeri. Kariernya juga tak main-main, ia juga dikenal sebagai seorang pengusaha yang sukses.
Sebelumnya, warga memadati kantor Konfrensi Waligereja Indonesia (KWI) yang berlokasi di Jalan Cut Mutia, Menteng, Jakarta Pusat untuk melihat kedatangan Paus Fransiskus ke kantor tersebut pada Kamis 5 September 2024.
Saksikan Paus Fransiskus Kunjungi KWI, Banyak Warga Bawa Anak-Anak
Polisi dengan pakaian dinas lengkap sudah mulai berjaga sejak pukul 07.00 WIB pagi, bahkan masyarakat yang sempat berdiri depan gedung KWI diminta untuk berpindah ke seberang kantor tersebut guna mensterilkan jalan menuju pintu gerbang KWI.
"Untuk kelancaran perjalanan bapak suci, jadi bapak ibu saya harap sudah berada di depan kantor KWI atau tepatnya depan kantor pajak dan mohon dadah saja, ketika bapak suci melintas," ucap salah satu petugas memberikan informasi dengan menggunakan pengeras suara. Demikian dilansir dari Antara.
Terkini, banyak orangtua yang membawa anak-anak mereka untuk menyaksikan kedatangan Pemimpin Umat Katolik sedunia berkunjung ke KWI.
Personel Kepolisian dan TNI juga terpantau berjaga-jaga di pinggir jalan guna melancarkan perjalanan Paus Fransiskus ketika melintas di jalan Cut Mutia, Menteng, Jakarta Pusat.
Sebelum mendatangi KWI, Paus Fransiskus terlebih dahulu berkunjung ke Masjid Istiqlal. Paus Fransiskus tiba di Masjid Istiqlal sekitar pukul 09.00 WIB. Sesampainya di lokasi, dia disambut oleh lantunan marawis dan prosesi pengkalungan bunga dari dua anak.
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar memimpin langsung penyambutan Paus Fransiskus dalam agenda kali ini. Tampak hadir sejumlah tokoh antara lain Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, cendikiawan muslim Quraish Shihab,
Paus Fransiskus sendiri dikenalkan dengan sebuah terowongan yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta.
Advertisement
Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal Kunjungi Terowongan Silaturahmi
Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia, Paus Fransiskus sempat memberkati Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta.
Dalam kesempatan Pidato Bapa Suci, dia mengulas makna dari lorong tersebut, yang semestinya pencerian akan Tuhan menjadi penguat persaudaraan antar-manusia.
"Mengenai hal ini haruslah disebut terowongan bawah tanah, terowongan persahabatan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Masjid Katedral Santa Maria diangkat ke surga, ini adalah simbol yang bermakna, yang memperkenankan dua tempat ibadah agung tidak hanya berhadapan satu sama lain, tetapi juga terhubung satu sama lain," tutur Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal, Jakarta Selatan, Kamis 5 September 2024.
Dia mengulas, Terowongan Silaturahmi memungkinkan adanya perjumpaan lintas agama yang memunculkan dialog dan saling berbagi pengalaman spiritual hidup.
Meski ada banyak gelombang keras, kata Paus Fransiskus, hal itu menjadi pengalaman nyata bagi persaudaraan dan solidaritas para peziarahan suci.
"Saya mendorong anda untuk melanjutkan di jalan ini, sehingga kita semua bersama-sama, masing-masing mengembangkan spiritualitasnya dan mengamalkan agamanya, dapat berjalan dalam perncarian akan Allah, berkontribusi dalam pembangunan masyarakat yang terbuka, didasarkan akan sikap saling menghargai dan mengasihi satu sama lain, mampu melindungi diri dari kekerasan hati, fundamentalisme dan ekstremisme yang selalu berbahaya dan tidak pernah dapat dibenarkan," terang Paus Fransiskus.
Pesan Paus Fransiskus
Paus Fransiskus pun meninggalkan dua pesan bagi seluruh masyarakat Indonesia yang beragam suku, budaya, adat istiadat, hingga agama. Yang pertama, dia meminta semua pihak dapat melihat berbagai hal dengan perspektif mendalam.
"Karena hanya di sanalah anda dapat menemukan apa yang menyatukan di balik perbedaan. Faktanya, sementara di permukaan ada ruang masjid dan katedral yang didefinsiikan dengan baik dan sering dikunjungi oleh umat beriman masing-masing, di bawah tanah, di sepanjang terowongan orang-orang yang sama, yang berbeda, itu bertemu dan dapat mengkases dunia keagamaan yang lain," ucap Paus.
Dia menilai, gambaran tersebut tentu mengingatkan pada suatu hal yang penting, bahwa aspek-aspek agama yang terlihat ritus, praktik, dan sebagainya adalah warisan tradisional yang harus dilindungi dan dihormati.
Namun, lanjut Paus, apa yang ada di bawah, yang mengalir, akar umum dari semua kepekaan keagamaan itu hanya satu, yakni pencarian perjumpaan dengan Tuhan.
Setiap orang beragama disebutnya memiliki dahaga yang tidak terbatas tentang Tuhan di hatinya. Pencarian kebahagian tentang kehidupan dan kematian dapat mendorong setiap manusia keluar dari sifat egois dan fokus menuju Sang Pencipta.
"Di sini marilah kita mengingat satu hal ini, memandang secara mendalam, memahami apa yang mengalir di kedalaman hidup kita, hasrat untuk mencapai kepenuhan yang mendalam di hati kita. Kita menemukan bahwa kita semua adalah saudara, semua peziarah, semua dalam perjalanan menuju Allah melampaui apa yang membedakan kita," kata Paus.
Advertisement