Mengenal Papua Nugini, Negara yang Dikunjungi Paus Fransiskus Setelah Indonesia

Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus resmi mengakhiri perjalanan apostolik di Indonesia pada Jumat (6/9/2024). Paus Fransiskus akan melanjutkan lawatannya ke Papua Nugini.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 06 Sep 2024, 14:00 WIB
Paus akan menggunakan pesawat dari maskapai pelat merah, Garuda Indonesia, dalam perjalanan dari Tanah Air menuju Port Moresby, Papua Nugini. (AP Photo/Mark Baker)

Liputan6.com, Jakarta - Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus resmi mengakhiri perjalanan apostolik di Indonesia pada Jumat (6/9/2024). Paus Fransiskus akan melanjutkan lawatannya ke Papua Nugini.

Kepala Negara Vatikan ini bersama rombongan bertolak dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten ke Bandara Port Moresby, Papua Nugini menggunakan pesawat komersil Garuda Indonesia sekira pukul 10.30 WIB.

Sejumlah pejabat turut mengantar kepergian Paus ke Papua Nugini, di antaranya Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Kemudian, Dewan Pertimbangan Presiden RI Gandi Sulistiyanto, dan Duta Besar Indonesia untuk Tahta Suci Michael Trias Kuncahyono.

Dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri, kemlu.go.id, Papua New Guinea (PNG) atau Papu Nugini merupakan negara yang terletak di bagian timur Pulau Papua. Papua Nugini berbatasan darat dengan Provinsi Papua milik Indonesia di sebelah baratnya.

Papua Nugini merdeka pada tanggal 16 September 1975. Nama New Guinea diberikan oleh Ortis de Rates, orang Spanyol yang mendarat dan memberikan nama New Guinea pada tahun 1545 karena penduduknya serupa dengan penduduk di Guinea, Afrika.

Sedangkan Papua diberikan oleh seorang Portugal bernama Jorge de Manases pada tahun 1562 ketika menemukan pantai Barat Provinsi Papua, Indonesia. Papua artinya adalah berambut keriting. Tahun 1828, belahan Barat Papua yaitu Provinsi Papua mulai dikuasai Belanda. Selanjutnya pada tahun 1873. Kapten Moresby menyatakan belahan Timur pulau tersebut dibawah kekuasaan Inggris.

Ibu Kota Papua Nugini adalah Port Moresby, terletak di pesisir Teluk Papua. Papua Nugini menganut sistem pemerintahan Monarki Konstitusional Realm Commonwealth, sistem pemerintahan ini mengakui Raja Inggris Raya sebagai kepala negaranya. Raja Inggris Raya (Britania Raya) diwakili oleh seorang gubernur jenderal Papua Nugini, sedangkan kepala pemerintahannya dipimpin Perdana Menteri.

Papua Nugini memiliki luas wilayah sekira 460.840 km persegi yang dihuni oleh 9 juta lebih penduduk. Wilayahnya sebagian besar dipenuhi pegunungan dengan puncak tertinggi di Gunung Wilhelm setinggi 4.509 meter.

Selain pegunungan, negara ini juga terdapat beberapa pulau kecil yang tersebar di bagian utara, timur, dan timur laut. Papua Nugini juga memiliki hutan hujan tropis.

Bahasa resmi dari Papua Nugini yaitu Inggris, Hiri Motu, dam Tok Pisin. Papua Nugini memiliki lagu kebangsaan O Arise. Meskipun ada tiga bahasa resmi di Papua Nugini, namun negara ini memiliki sekitar 850 bahasa daerah. Oleh karena itu, setiap desa bisa saja memiliki bahasa yang berbeda-beda.

Dikutip dari situs Kementerian Keuangan, kemenkeu.go.id, Papua Nugini merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, namun eksploitasinya terhambat oleh bentuk geografis yang rumit, permasalahan kepemilikan lahan, dan tingginya biaya pembangunan infrastruktur, sehingga sektor-sektor pertambangan dan perminyakan tidak dikembangkan secara optimal.

Sekitar 85 persen penduduk Papua mendapatkan penghasilannya dari sektor pertanian (agrikultur). Komoditas-komiditas pertanian yang penting bagi perekonomian Papua Nugini diantaranya adalah Kokoa, Kopi, Kopra, Gula, Teh, karet, buah-buahan, kentang, vanila, daging dan sayur-sayuran.

Meskipun tidak dikembangkan secara optimal, Papua Nugini masih memiliki beberapa industri pertambangan seperti pertambangan emas, tembaga, perak dan juga pertambangan minyak.


Garuda Indonesia Antar Paus Fransiskus ke Papua Nugini, Ada 16 Awak Pesawat yang Bertugas

Paus Fransiskus memakai pesawat Garuda Indonesia untuk melanjutkan perjalanan apostolik ke Papua Nugini. (Foto: Garuda Indonesia)

Maskapai nasional Garuda Indonesia, menjadi pesawat yang ditumpangi saat rangkaian perjalanan apostolik Kepala Negara Vatikan sekaligus Pemimpin Umat Katolik Sedunia, Paus Fransiskus, ke Asia-Pasifik. 

Dalam kesempatan ini, Garuda Indonesia menjadi maskapai yang menerbangkan rombongan Paus Fransiskus menuju Papua Nugini, setelah Uskup Roma tersebut menyelesaikan agenda kunjungannya di Indonesia sejak Selasa, 3 September lalu. 

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra turut serta mendampingi perjalanan dari Jakarta menuju Ibu Kota Papua Nugini, Port Moresby.

"Sebagai bagian dari pelayanan dalam Penerbangan Khusus Paus Fransiskus kali ini, Garuda Indonesia menugaskan 16 awak pesawat, terdiri dari 4 cockpit crew. dan 12 cabin crew. Tak hanya itu, Garuda Indonesia juga menghadirkan sejumlah sentuhan khusus pada layanan dan touch point yang diberikan, di antaranya pada inflight menu dan inflight materials,"katanya.

Pada penerbangan menuju Papua Nugini tersebut, Garuda Indonesia mengoperasikan pesawat wide body jenis A330-900neo dengan nomor penerbangan GA-7780 yang mampu mengangkut hingga 301 penumpang. 

Pesawat tersebut diberangkatkan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta pada pukul 09.45 LT dan tiba di Jackson International Aiport, Port Moresby pada pukul 18.50 LT. 

"Merupakan sebuah kehormatan tersendiri ketika kami dapat turut andil dalam salah satu momen penting bagi Indonesia, di mana Garuda Indonesia dipercaya penuh untuk mengantarkan perjalanan Paus Fransiskus ke destinasi kunjungan beliau selanjutnya, yaitu Papua Nugini, melalui penerbangan bersama Garuda Indonesia,"kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, Jumat (6/9/2024).

Irfan juga menambahkan, penerbangan ini sekaligus merefleksikan semangat nasionalisme berkelanjutan Garuda Indonesia untuk senantiasa mendukung berbagai kegiatan Pemerintah Republik Indonesia (RI). 

"Kunjungan Paus Fransiskus ini turut mengusung misi persaudaraan dan toleransi antarumat beragama di Indonesia, sehingga keterlibatan dalam agenda tersebut memiliki nilai dan arti yang sangat penting bagi Garuda Indonesia sebagai maskapai pembawa bendera bangsa yang juga merepresentasikan wujud dari keberagaman di setiap layanan yang kami hadirkan,” ujar Irfan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya