Liputan6.com, Bandung - Olahraga sangat disarankan dilakukan oleh seluruh kelompok masyarakat. Namun harap dicatat harus sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik seseorang. Menurut dr. Dyah Novita Anggraini di laman Klik Dokter, menjaga aktivitas fisik secara teratur sangat penting untuk mengatasi obesitas dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. "Namun, tidak semua bentuk olahraga cocok untuk individu dengan obesitas," terang Dyah seperti dicuplik, Rabu (4/9/2024).
Lebih lanjut Dyah menjelaskan obesitas adalah kondisi kesehatan serius yang diakibatkan oleh penumpukan lemak tubuh berlebih, yang dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan hipertensi.
Advertisement
Dyah menerangkan bahwa salah satu olahraga yang sering kali dianggap kurang cocok bagi seseorang yang mengalami obesitas adalah lari. Terdapat 6 alasan yang disebutkan mengapa lari tidak tepat bagi mereka yang mengalami obesitas, sebagai berikut:
1. Tekanan Berlebihan pada Sendi
Orang dengan obesitas memiliki berat badan berlebih yang memberikan tekanan tambahan pada sendi, terutama sendi lutut, pinggul, dan pergelangan kaki. Lari adalah olahraga berdampak tinggi yang dapat menyebabkan stres signifikan pada sendi-sendi ini. Tekanan berlebihan pada sendi dapat meningkatkan risiko cedera seperti osteoartritis, nyeri sendi, dan cedera ligamen.
2. Risiko Cedera yang Tinggi
Karena lari adalah olahraga berdampak tinggi, risiko cedera pada orang dengan obesitas menjadi lebih besar. Cedera umum yang dapat terjadi termasuk shin splints (nyeri tulang kering), tendinitis Achilles, fraktur stres, dan plantar fasciitis (peradangan pada jaringan di bawah kaki). Orang dengan obesitas lebih rentan terhadap cedera ini karena beban tambahan pada tubuh mereka saat berlari.
3. Kondisi Kardiovaskular
Individu dengan obesitas sering kali memiliki kondisi kardiovaskular yang lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang memiliki berat badan normal. Lari bisa menjadi aktivitas yang sangat menantang bagi jantung dan sistem pernapasan. Bagi orang dengan obesitas yang belum terbiasa dengan aktivitas fisik intens, lari bisa menyebabkan kelelahan berlebihan, sesak napas, dan bahkan risiko serangan jantung.
4. Kondisi Kulit
Orang dengan obesitas mungkin mengalami masalah kulit seperti chafing (iritasi kulit akibat gesekan) saat berlari. Gesekan kulit dapat terjadi di daerah paha, ketiak, dan bagian tubuh lainnya yang bergesekan saat bergerak. Hal ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan, nyeri, dan infeksi kulit.
5. Tekanan Psikologis
Bagi banyak orang dengan obesitas, lari di tempat umum dapat menyebabkan tekanan psikologis seperti rasa malu atau rendah diri. Mereka mungkin merasa tidak nyaman dengan penampilan mereka saat berlari atau khawatir tentang penilaian orang lain. Tekanan psikologis ini bisa mengurangi motivasi untuk berolahraga dan menghambat upaya penurunan berat badan.
6. Kesulitan dalam Menjaga Konsistensi
Lari membutuhkan tingkat kebugaran dasar yang mungkin belum dimiliki oleh individu dengan obesitas. Karena kesulitan fisik yang dihadapi saat berlari, banyak orang dengan obesitas mungkin merasa putus asa dan sulit untuk menjaga konsistensi dalam rutinitas olahraga mereka. Kesulitan ini bisa menghambat pencapaian tujuan kesehatan dan penurunan berat badan. "Lari mungkin bukan pilihan olahraga yang paling cocok untuk individu dengan obesitas karena risiko tekanan berlebih pada sendi, risiko cedera yang tinggi, dan tantangan kardiovaskular," jelas Dyah.
Alternatif olahraga berdampak rendah seperti berjalan, bersepeda, berenang, latihan kekuatan, senam aerobik, dan yoga dapat memberikan manfaat kesehatan yang sama tanpa menimbulkan risiko cedera yang besar.
Memilih olahraga yang sesuai dan menjaga konsistensi dalam rutinitas olahraga adalah kunci untuk mencapai tujuan kesehatan dan penurunan berat badan yang berkelanjutan. "Dengan pendekatan yang tepat, individu dengan obesitas dapat meningkatkan kesehatan mereka secara keseluruhan dan mengurangi risiko penyakit kronis," sebut Dyah.
Alternatif Olahraga
Dyah menyebutkan dari pada memaksakan berlari, Anda yang mengalami obesitas dapat mencoba dengan beberapa alternatif olahraga berikut yang pastinya membuat lebih sehat sekaligus minim risiko cedera:
1. Berjalan
Berjalan adalah olahraga berdampak rendah yang lebih aman untuk sendi dan tetap efektif untuk membakar kalori dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Orang dengan obesitas dapat memulai dengan berjalan santai dan secara bertahap meningkatkan kecepatan dan durasi seiring meningkatnya kebugaran.
2. Bersepeda
Bersepeda, baik di luar ruangan maupun menggunakan sepeda statis, adalah alternatif yang baik karena memberikan latihan kardiovaskular tanpa memberikan tekanan berlebih pada sendi. Bersepeda juga membantu memperkuat otot-otot kaki dan meningkatkan kesehatan jantung.
3. Berenang
Berenang adalah olahraga yang sangat baik untuk orang dengan obesitas karena air menopang sebagian besar berat tubuh, mengurangi tekanan pada sendi. Berenang memberikan latihan seluruh tubuh yang meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas, dan kesehatan kardiovaskular.
4. Latihan kekuatan
Latihan kekuatan menggunakan beban ringan atau resistensi dapat membantu membangun otot dan meningkatkan metabolisme. Orang dengan obesitas bisa memulai dengan latihan yang melibatkan kelompok otot besar, seperti squat, lunges, dan angkat beban.
5. Senam aerobik
Senam aerobik berdampak rendah, seperti Zumba atau aerobik air, bisa menjadi alternatif yang menyenangkan dan efektif untuk meningkatkan kebugaran kardiovaskular dan membakar kalori tanpa memberikan tekanan berlebih pada sendi.
6. Yoga
Yoga membantu meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, dan keseimbangan tanpa memberikan tekanan besar pada sendi. Yoga juga memiliki manfaat psikologis seperti mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.
Nah dengan penjelasan secara medis tadi mungkin dapat menambah informasi soal olahraga tanpa dibayangi cedera untuk seseorang yang obesitas. Intinya tetap berolahraga dengan semangat dan tekad yang bulat. Tanpa niat, olahraga hanya menjadi penghambat.
Advertisement