IHSG Sentuh Posisi Tertinggi 7.721, Saham BBRI hingga GOTO Melambung

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali sentuh rekor tertinggi baru dengan naik 0,5 persen ke posisi 7.721 pada Jumat, 6 September 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Sep 2024, 21:59 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan Jumat (6/9/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan Jumat (6/9/2024). IHSG menyentuh rekor tertinggi baru di tengah mayoritas sektor saham yang menguat.

Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,53 persen ke posisi 7.721,84. Indeks LQ45 menguat 0,68 persen ke posisi 950,18. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Jelang akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 7.754,47 dan level terendah 7.683,70. Sebanyak 311 saham melonjak sehingga angkat IHSG. Namun, 281 saham melemah dan 201 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.082.111 kali dengan volume perdagangan 24,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.360. Investor asing beli saham Rp 1,02 triliun jelang akhir pekan. Sepanjang 2024, investor asing borong saham Rp 30,99 triliun.

Harga saham GOTO melonjak 1,9 persen ke posisi Rp 53 per saham. Harga saham GOTO dibuka stagnan di posisi Rp 52 per saham. Harga saham GOTO berada di level tertinggi Rp 53 dan terendah Rp 51 per saham. Total frekuensi perdagangan 9.017 kali dengan volume perdagangan 90.603.296 saham. Nilai transaksi Rp 463,4 miliar.

Saham BBRI bertambah 1,46 persen ke posisi Rp 5.225 per saham. Harga saham BBRI dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 5.200 per saham. Harga saham BBRI berada di level tertinggi Rp 5.250 dan level terendah Rp 5.150 per saham.

Total frekuensi perdagangan 24.958 kali dengan volume perdagangan 1.848.845 saham. Nilai transaksi Rp 964,7 miliar.

 


Apa Saja Sentimen IHSG?

IHSG berhasil menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa atau All Time High (ATH) di level 7.435 pada perdagangan sesi pertama di hari perdana pembukaan bursa saat bulan Ramadan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Philip Sekuritas Indonesia menyebutkan, pelaku pasar mencerna rilis data pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang keluar lebih rendah dari harapan. Hal  itu membantu harapan atas penurunan suku bunga dan kondisi kesehatan ekonomi AS.

Data ADP Employment Report memperlihatkan sektor swasta di AS menambah 99.000 pekerja pada Agustus 2024, terendah sejak Januari 2021, setelah menambah 111.000 pekerja pada Juli dan jauh lebih rendah dari ekspektasi pasar yang bertambah 145.000.

Data Initial Jobless Claims memperlihatkan jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran turun 5.000 minggu lalu menjadi 227.000, terendah dalam tujuh pekan dan lebih sedikit dari ekspektasi pasar yang sebesar 230.000.

Sementara itu, data Continuing Claims memperlihatkan jumlah orang yang sudah mencairkan tunjangan pengangguran selama paling tidak dua minggu beruntun berkurang menjadi 1,84 juta untuk minggu yang berakhir 24 Agustus, dari 1.86 juta pada minggu sebelumnya dan lebih rendah dari ramalan pasar, 1,87 juta.


Top Gainers-Losers

Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham CINT melonjak 34,51 persen
  • Saham PICO melonjak 34,38 persen
  • Saham AKSI melonjak 24,79 persen
  • Saham ALKA melonjak 24,61 persen
  • Saham DNET melonjak 19,89 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham PADI merosot 10 persen
  • Saham TELE merosot 10 persen
  • Saham NETV merosot 9,91 persen
  • Saham TIRT merosot 9,88 persen
  • Saham KARW merosot 9,87 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBRI senilai Rp 890,7 miliar
  • Saham BBNI senilai Rp 779,9 miliar
  • Saham BMRI senilai Rp 460,7 miliar
  • Saham BBCA senilai Rp 324,3 miliar
  • Saham BREN senilai Rp 259,4 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham AHAP tercatat 57.423 kali
  • Saham AYAM tercatat 34.976 kali
  • Saham BBRI tercatat 24.950 kali
  • Saham BTEK tercatat 21.074 kali
  • Saham BBNI tercatat 18.479 kali

Bursa Saham Asia Pasifik

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada Jumat, 6 September 2024. Bursa saham Asia Pasifik merosot seiring investor bersiap untuk laporan pekerjaan penting dari Amerika Serikat (AS) dan mencerna data pengeluaran rumah tangga dari Jepang.

Mengutip CNBC, data pengeluaran rumah tangga Jepang pada Juli naik 0,1 persen secara riil dari tahun sebelumnya dibandingkan kenaikan 1,2 persen yang diharapkan dari ekonom yang disurvei oleh Reuters. Selain itu, pembalikan dibandingkan penurunan 1,4 persen pada Juni 2024.

Data dari biro statistic negara itu menyebutkan rata-rata pengeluaran bulanan rumah tangga pada Juli 2024 sebesar 290.931 yen (USD 2.031,35) atau naik 3,3 persen secara nominal dari tahun sebelumnya.

Rata-rata pendapatan bulanan rumah tangga mencapai 694.483 yen pada Juli, 8,9 persen lebih tinggi dan naik 5,5 persen secara riil dari tahun sebelumnya.

Indeks Nikkei 225 di Jepang merosot 0,72 persen ke posisi 36.319,47. Indeks Topix tergelincir 0,89 persen ke posisi 2.597,42. Saham induk usaha 7-Eleven yakni Seven & i Holdings merosot 1,73 persen, setelah menolak tawaran akuisisi dari operator gerai ritel asal Kanada yakni Alimentation Cocuhe-Tard.

Indeks Kospi di Korea Selatan terpangkas 1,21 persen ke posisi 2.544,28. Indeks Kosdaq anjlok 2,58 persen.

Di sisi lain, indeks ASX 200 menguat 0,39 persen ke posisi 8.013,4. Indeks CSI di China melemah ke posisi 3.231,35.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya